Wayang Ajen: Pertunjukan Wayang Kekinian

http://OF2A9890

Wayang ajen sekilas sangat mirip dengan wayang golek. Keduanya memang berasal dari Tatar Sunda tepatnya tradisi budaya Kuningan di Jawa Barat. Akan tetapi, wayang ajen berbeda karena seni pertunjukan ini telah dikembangkan lebih lanjut dan dianggap sebuah terobosan kreatif mengembangkan kesenian wayang di dunia.

Wayang ajen menghadirkan pergelaran eksperimen kreatif wayang golek Sunda yang digarap secara akademis memanfaatkan kolaborasi berbagai media seni serta multimedia dan teknologi yang saling menghargai dan melengkapi (ngajenan).

Bagaimana tidak disebut sebagai perpaduan seni yang melengkapi karena seni bertutur lisan lewat atraksi gerak wayang kayu dipadupadankan harmonis dengan beragam seni tari, tata panggung modern dan bahkan menggunakan audiovisual digital layaknya konser musik yang diminati anak muda.

Alur cerita yang disuguhkan pun bukan hanya saja cerita dari “Mahabarata” dan “Ramayana”, melainkan lebih modern, menyesuaikan realitas dari segi kehidupan masyarakat Indonesia masa kini. Selama pertunjukan, tidak semata mempertunjukan wayang namun disisipkan juga pertunjukan seni tari serta dakwah dalam segmen tertentu. Tidak itu saja, beberapa wayang ajen menggambarkan tokoh-tokoh besar di Indonesia seperti tokoh politik, artis, dan lainnya dalam bentuk sosok wayang kayu.

Dalam satu kali pertunjukan wayang ajen dapat melibatkan setidaknya 70 seniman, penari, penabuh gamelan, pemain musik modern, penyanyi, berkolaborasi dalam pentas sekira 10 menit. Di beberapa pertunjukan pertunjukan seni tarinya pun menghadirkan musik etnik daerah di Tanah Air seperti Sumatera, Kalimantan, Jawa, Nusa Tenggara Timur, Maluku, hingga Papua.

Wayang ajen merupakan pengembangan wayang golek yang digabungkan dengan ide kreatif dan penyampaiannya sering kali dimeriahkan dengan format teater. Dalam wayang ajen, tradisi golek tetap menjadi peran utama. Bentuk dan bahan pembuatannya sama dengan wayang golek kayu. Naskah yang diambil pun berpatokan dari Wiracarita Ramayana dan Mahabarata namun mengikuti mengikuti perkembangan zaman.

http://OF2A9896

Wayang ajen diciptakan oleh Wawan Gunawan bersama Arthur S. Nalan tahun 1998 dan pertama kali dipentaskan lakon ”Kidung Kurusetra” tahun 1999 dalam acara Pekan Wayang Indonesia di TMII Jakarta. Wayang Ajen lahir dari proses kesadaran generasi muda pada wayang golek Sunda tradisi yang asli dengan eksplorasi kreatif. Muatannya menitik beratkan pilihan cerita berdasarkan sebuah naskah lakon tertulis bersumber dari Wiracarita “Mahabarata” dan “Ramayana” tetapi merupakan kemasan garapan lakon dengan muatan pesan moral yang lebih aktual dan kontekstual.

Istilah ‘ajen’ sendiri diambil dari bahasa Sunda yang artinya ‘ngajenan’ artinya menghargai atau sesuatu yang diberikan penghormatan atau penghargaan. Wayang ini memang mengkolaborasikan wayang golek, wayang kulit, wayang dari bahan fiberglass, tari, dan komposisi musik dalam sebuah pertunjukan. Dalam pementasannya, didukung juga penataan artistik panggung, keserasian tata cahaya, serta kostum harmonis. Wayang ajen menghadirkan tafsir baru, membaca tradisi dengan cara-cara modern sehingga menjadi sesuatu yang berbeda. Penciptaan kembali struktur pertunjukan wayang golek Sunda tradisi disesuaikan dengan format teater modern dengan pendekatan konsep dramaturgi.

http://Wayang Ajen_Him_IMG_2111

Sampai saat ini wayang ajen telah tampil dan diapresiasi oleh 49 negara. Bahkan, telah mendapatkan pengakuan sebagai bentuk pertunjukan kesenian bagian dari warisan budaya tak benda Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO). Pengakuan itu muncul setelah ditampilkan dalam Festival Internasional Bucheon World Intangible Cultural Heritage Expo (BICHE) di Kota Bucheon, Provinsi Gyeonggi, Korea Selatan, 28 September-2 Oktober 2010.

Untuk menikmati dan belajar terkait wayang ajen maka Anda dapat menyambangi Sanggar Purwa Pujangga di Wisma Jaya Blok CC3 No 11, Bekasi Timur. Anda dapat memahami konsep wayang ajen yang meliputi 12 item struktur pertunjukan mulai dari dalang sampai pemain musik dan penata artistik dimana semuanya mengikuti perkembangan zaman.

Video via: Wayang Ajen