Tugu Kunstkring Paleis: Meretas Kenangan Cara Makan Rijsttafel

Nostalgia dan rindu suasana kolonial Hindia Belanda seakan terobati saat menginjakkan kaki di Tugu Kunstkring Paleis. Berlokasi di Jalan Teuku Umar No.1, Jakarta Pusat, tempat ini dibangun sejak 1914 silam. Bangunannya yang tetap artistik dan dijaga utuh walaupun sudah melewati proses renovasi sanggup meretas kenangan yang menggugah.

Pada masa kolonial Belanda, Tugu Kunstkring Paleis pernah berfungsi sebagai pusat seni, kemudian beralih menjadi Kantor Pusat Imigrasi selama bertahun-tahun. Setelah kegiatan imigrasi pindah lokasi, kini Tugu Kunstkring Paleis disulap menjadi restoran mewah yang dikombinasikan dengan galeri seni eksklusif.

Sambil menyantap perpaduan kuliner Betawi, peranakan China dan Eurasia, Anda bisa melihat sebuah lukisan besar yang menggambarkan penangkapan Pangeran Diponegoro pada 1825-1830 oleh Konial Belanda. Tembok dimana lukisan diletakkan juga dihiasi berbagai benda bersejarah dari dua kerajaan, yaitu Keraton Solo dan Mangkunagaran di Jawa Tengah. Benda tersebut diberikan oleh Oei Thiog Ham, konglomerat berdarah Cina-Indonesia.

Di bagian kiri bangunan terdapat Suzie Wong Lounge yang menawarkan nuansa tahun 60-an. Di sini Anda bisa menikmati sajian high tea yang otentik. Naik ke lantai dua, terdapat galeri seni kontemporer yang memiliki berbagai koleksi tas, aksesoris dan perhiasan. Ada juga toko souvenir yang menjual barang-barang kuno.

Ciri khas utama dari Restoran Tugu Kunstkring Paleis adalah tradisi rjsttafel yang tetap dipertahankan. Rijsttafel merupakan cara makan berurutan dengan pilihan menu Nusantara yang kerap digunakan oleh orang Belanda dan Eropa di Batavia saat itu. Sajian diawali dengan makanan pembuka (appetizer), lalu makanan utama dan diakhiri dengan makanan penutup.

Ketika rijsttafel dihidangkan, pengunjung akan dihadiahkan suasana unik melalui alunan musik tradisional Betawi beserta para penari nan anggun. Ketika pertunjukan berlangsung, pelayan pria akan membawa keranjang beras yang besar. Parade ditutup dengan munculnya pelayan wanita yang membawa satu demi satu hidangan ke meja pengunjung.

Hidangan favorit di sini adalah nasi uduk yang dibungkus dengan daun pisang, sup lidah sapi dan daging cincang yang disajikan dengan batang kelapa manis. Anda juga bisa menyicipi tempe lombok ijo serta ayam setan yang dibumbui paprika hijau, tomat dan mustard hijau. Sebagai makanan pembuka, pilihlah kue onde-onde khas Betawi atau es selendang mayang sebagai hidangan penutup.