Kunjungan Wisatawan ke Negara ASEAN Meningkat

Kunjungan wisatawan ke kawasan negara-negara ASEAN meningkat signifikan. Hal tersebut menunjukan program ASEAN One Single Destination of Sustainable Tourism mulai menunjukkan hasil. Angka kunjungan wisman ASEAN menembus angka 125 juta kunjungan. Jauh melampaui target yang dipatok di angka 121 juta kunjungan. Income yang didapat juga terbilang fantastis. Angkanya menembus USD 93 miliar, jauh melampaui target sebesar USD 83 miliar. Sementara length of stay, ada di angka 7,98 hari. Angkanya sedikit di atas target 6-7 hari.

Menteri Pariwisata Arief Yahya menjelaskan bahwa program One Single Destination of Sustainable Tourism terbukti efektif mengembangkan pariwisata di kawasan Asia Tenggara. Kekuatan regional itu bisa menjadi competitives advantage bagi ASEAN. Karenanya competitive, comparative, dan collaborative (3C) terus didorong dalam menjalin kerja sama regional bidang kepariwisataan bersama negara-negara anggota ASEAN.

“Kalau kita kumpulkan semua kelebihan ASEAN, maka akan kuat dan bisa bersaing dengan Eropa, Great China, Timur Tengah, dan Amerika utara yang sama-sama menjual kekuatan regional. Karenanya saya ucapkan terimakasih kepada Brunei Darussalam yang telah mengkoordinasikan program ini dengan sangat baik,” pungkas Arief Yahya.

Indonesia juga ikut diuntungkan saat bergabung dalam promosi dan event bersama antarnegara ASEAN. Grafik performanya juga ikutan naik. Bahkan Wonderful Indonesia menjadi salah satu negara dengan pertumbuhan tercepat ke-20 di dunia versi media internasional The Telegraph. “Inilah implementasi dari collaboration. Masing-masing negara punya kekuatan destinasi tersendiri, punya competitive dan comparative advantage. Ketika beragam kekuatan itu disatukan, maka akan saling mengisi kekurangan, dan menjadi satu,” ujarnya.

Revolusi sektor pariwisata memang telah dilakukan Kementerian Pariwisata Indonesia. Pencapaian 14 juta pergerakan wisatawan asing di tahun 2017 menjadi pembuktiannya. Seluruh sektor pariwisata Indonesia ikut dipoles. Pemasaran dan Promosi, pengembangan destinasi wisata serta pengembangan sumber daya manusia menjadi fokus utamanya.

“Strategi pemasaran dan promosi, pengembangan tujuan prioritas, dan pengembangan Sumber Daya Manusia Pariwisata menjadi poros yang kita kembangkan,” ujar Menpar Arief Yahya.

Peserta semakin antusias ketika satu persatu strategi tersebut dijabarkan dengan gamblang oleh Menpar Arief Yahya. Selama 4 menit, seluruh audience dibuat terdiam. Semua Menteri Pariwisata se-ASEAN tampak serius berguru pada ahli marketing tersebut.

“Kampanye Branding Wonderful Indonesia telah dilakukan di seluruh dunia dan mendapat pengakuan global. Sepanjang 2017, kami telah menerima 27 penghargaan di 13 negara. Di antara penghargaan tersebut adalah Televisi Komersial Terbaik Dunia (TVC) pada Kompetisi Video UNWTO 2017, Destination of The Year 2017 pada the 28th Annual TTG Travel Awards 2017, dan Best Destination pada ajang Dive Travel Award 2017,” kata Arief Yahya.

Dalam hal destinasi wisata, lanjut Menpar, Indonesia berada dalam tahap pengembangan 10 destinasi prioritas utama (Danau Toba, Tanjung Kelayang, Borobudur, Wakatobi, Morotai, Tanjung Lesung, Kep. Seribu dan Kota Tua, Bromo-Tengger-Semeru, Mandalika, Labuan Bajo, Red).

“Strategi kami adalah dengan berfokus pada 3A, yaitu Atraksi, Aksesibilitas (Transportasi, Infrastruktur, TIK) dan Amenitas. Banyak pengembangan di destinasi prioritas telah dilakukan dan dalam proses yang sedang berlangsung. Mulai dari persiapan penerbangan internasional, jalan raya, homestay, infrastruktur pariwisata di dalam dan di luar tempat tujuan, dan peningkatan konektivitas udara,” terang Menteri asal Banyuwangi tersebut.