Balikpapan: Menikmati Kota yang Nyaman di Pinggir Teluk

Inilah sebuah kota di Pulau Kalimantan yang berkembang begitu pesat, bahkan bisa jadi lebih kuat denyut ekonominya dari kota lain di Pulau Kalimantan. Bahkan, bila dibandingkan dengan Kota Samarinda yang mana menjadi Ibukota Provinsi Kalimantan Timur, Kota Balikpapan lebih bergeliat membangun.

Meski bukanlah ibukota provinsi namun Balikpapan adalah sentra bisnis yang terus berkembang. Kota seluas 503,3 km persegi ini didominasi perbukitan, hanya sekira 12 persen saja wilayahnya yang berupa daerah datar, sisanya adalah aliran sungai dan pesisir pantai. Itulah sebabnya meski berada di pinggir teluk namun kota ini tetap sejuk dengan adanya hutan kota. Setidaknya ada 20 hutan kota dengan luas lebih dari 120,84 hektare tersebar di berbagai wilayah Kota Balikpapan.

Pada April 2015 Kota Balikpapan dinobatkan oleh World Wildlife Fund (WWF) sebagai Kota Paling Dicintai di Dunia (The World’s Most Loveable City). Pada tahun yang sama, kota ini juga tampil sebagai kota paling nyaman dan layak huni di Indonesia berdasarkan survei Indonesian Most Livable City Index versi Ikatan Ahli Perencana Indonesia (IAP) berdasarkan berdasarkan tempat ibadah, air bersih, pangan, fasilitas kesehatan, pendidikan, penataan PKL, juga transportasi.

Geliat ekonomi kota ini didominasi oleh industri minyak dan gas, perdagangan serta jasa. Pengeboran pertama sumur minyak di kota ini dimulai pada 10 Februari 1897 yang kemudian ditetapkan sebagai hari jadi Kota Balikpapan. Tahun 1907, Bataafsche Petroleum Maatschappij (BPM) mendirikan kantor di kota ini yang kemudian diikuti oleh masuknya investasi dari berbagai perusahaan multinasional. Beberapa perusahaan minyak multinasional itu diantaranya adalah: Pertamina, Total Oil Indonesia, Chevron, Halliburton, Schlumberger, dan lainnya. Dengan keberadaan perusahan multinasional tersebut mengakibatkan standar biaya hidup di kota ini terbilang tinggi, bahkan sempat dilabeli sebagai salah satu kota termahal di Indonesia.

Perekonomian Kota Balikpapan yang tumbuh sangat pesat memancing banyak pendatang dan ekspatriat untuk berpenghidupan di kota ini. Saat ini, Balikpapan telah menjadi kota besar yang multi-etnis dan sering dinobatkan sebagai salah satu kota paling layak huni di Indonesia. Kini jumlah penduduk kota ini sekira 706.414 jiwa yang tersebar di 6 kecamatan. Berbagai macam suku hidup berdampingan di sini seperti suku Dayak, Banjar, Bugis, Jawa, Madura, Toraja, Kutai dan lainnya. Bahasa daerah yang sering digunakan disini adalah Bahasa Indonesia tetapi bila Anda memasuki pedalamannya maka bahasa daerahnya yang umum adalah bahasa banjar, bugis, Kutai dan jawa. Meski banyak pendatang di kota ini namun tidak ada yang mendominasi dan semua hidup dengan rukun dan harmonis.

Kota Balikpapan awalnya tumbuh dari sebuah perkampungan nelayan di tepi Selat Makassar pada abad ke-19. Asal usul nama ‘balikpapan’ sendiri berasal dari cerita rakyat suku Pasir Balik dimana mereka adalah adalah keturunan dari pasangan suami istri Kayun Kuleng dan Papan Ayun. Oleh keturunan pasangan ini, wilayah sepanjang Teluk Balikpapan disebut Kuleng-Papan. Kuleng dalam bahasa Paser artinya Balik, hingga kini disebut sebagai kota Balikpapan. Legenda lain menyebutkan, kisah Putri Petung dari Kerajaan Pasir yang terpaksa dibuang oleh raja, ayahnya sendiri agar tak ditangkap musuh. Putri yang masih balita itu diikat di papan dan dilepas di laut. Karena gelombang, papan tersebut terbalik, dan kemudian putri tersebut ditemukan oleh nelayan dalam keadaan masih terikat di balik papan. Tempat ditemukannya putri ini disebut sebagai ‘balikpapan’.

Transportasi

Balikpapan merupakan gerbang utama menuju ibu kota Indonesia yang baru, dengan keberadaan Pelabuhan Semayang dan Bandar Udara Internasional Sultan Aji Muhammad Sulaiman; keduanya merupakan yang tersibuk di Kalimatan. Bahkan, pelabuhan dan bandar udara tersbeut berfungsi sebagai hub penghubung berbagai kegiatan ekonomi dan lainnya di kawasan timur Kalimantan.

Pada 2014, Bandara Internasional Sultan Aji Muhammad Sulaiman (SAMS) Sepinggan Balikpapan, setelah bersaing dengan 79 bandara di dunia, masuk peringkat 16 bandara dengan tingkat layanan terbaik di dunia berdasarkan survei Airport Service Quality (ASQ) yang dilakukan oleh Airport Council International (ACI). Selain memiliki koneksi langsung ke mall, konsep bandara ini juga eco airport dan back to nature, Anda bisa melihat lasekap seperti hutan alam pada bagian dinding facade, serta keberadaan ventilasi atap bergelombang yang mirip ombak laut, interiornya megah sehingga pernah dinobatkan sebagai bandara terbaik di Asia Tenggara.

Kuliner

Ada beragam kuliner yang dapat Anda nikmati selama di Balikpapan. Pastikan cicipi beberapa diantaranya. Umumnya kuliner khas Balikpapan terbuat dari bahan olahan laut seperti salah satunya adalah nasi bakar seafood dengan rasa gurih yang lezat dilengkapi udang, ikan, ataupun kepiting.

Makanan khas Balikpapan yang patut dicoba ada bubur gunting dimana proses pembuatan adonannya digunting-gunting sebelum dimasak bersama rebusan kuah santan dan gula merah.

Roti mantau khas Balikpapan nikmat untuk disantap saat menikmati malam di kota ini. Kuliner tersebut dibuat dengan cara digoreng, berbeda dengan roti yang biasa bercitarasa manis, makanan khas Balikpapan satu ini justru disajikan bersama saus balado ataupun saus lada hitam yang gurih dan kerap bersanding bersama daging kambing ataupun sapi.

Ada pula mie hijau dengan campuran sayur mayur yang memberikan warna hijau pada adonan mie, tentu mie satu ini akan terasa berbeda dengan bakmi pada umumnya. Ditambah toping ayam ataupun kepiting, kuliner khas Balikpapan ini wajib masuk daftar makanan yang wajib dicicipi saat Anda pelesir ke Balikpapan.

Ada juga keripik singkong khas Balikpapan ini memiliki tekstur sangat renyah dan rasa gurih. Cicipi juga Amplang yang menyerupai kerupuk, panganan renyah ini terbuat dari bahan dasar ikan seperti ikan tenggiri, gabus ataupun belida dan tepung sagu. Tidak hanya renyah dan gurih, amplang khas Balikpapan juga dibuat dalam berbagai rasa seperti ayam bawang, BBQ, lada hitam, dan berbagai varian rasa.

Bingka Kentang khas Balikpapan memiliki cita rasa asli yang manis yang dibuat dengan berbagai varian rasa mulai dari cokelat, gula merah, hingga pisang dan keju.

Ada onde-onde khas Balikpapan dengan isi ubi ungu, ini berbeda dengan onde-onde biasanya yang menggunakan kacang hijau.

Pisang jepit adalah kuliner khas Balikpapan yang populer yang dibuat dengan proses dibakar dan dijepit dengan kayu hingga matang. Pisang gapit ini disajikan bersama siraman sausmanis yang terbuat dari gula merah, santan, dan potongan buah nangka segar.

Daya Tarik Wisata

Kota ini ada berada di pinggir Teluk Balikpapan sehingga memiliki banyak pantai dengan pemandangan menawan bisa Anda nikmati. Beberapa pantai yang popular di antaranya adalah: Pantai Kemala, Pantai Melawai, Pulau tukung, Pantai Banua Patra, Pantai Lamaru, dan Pantai Manggar Segara Sari, dan Pantai Teritip. Anda juga bisa menikmati pemadangan pantai balik gedung hotel, mall, restoran dan bangunan tinggi lain yang berada di pantai.

Pastikan Anda berkeliling untuk menikmati suasana kota yang bersih dan tertata. Ada beberapa tujuan wisata dapat Anda sambangi seperti Hutan Lindung Sungai Wain (HLSW) dan Hutan Mangrove Margomulyo atau wisata pantai ke Pantai Kemala, Pantai Lamaru, dan Pantai Manggar Segara sari. Ada puka Taman Bekapai di pusat kota untuk menikmati suasana malam hari kota ini. Bersama keluarga dapat juga rekreasi ke wisata air Carribean Waterpark atau melihat hewan liar di Penangkaran Buaya Teritip.

Di kota ini juga Anda juga bisa menikmati wisata sejarah seperti Tugu Peringatan Australia, Monumen perjuangan, Monumen meriam belanda dan jepang, Museum Mulawarman, rumah cagar budaya, sumur matilda, dan lainnya.

Apabila Anda berminat berbelanja maka kota ini memilki beberapa mall megah seperti Mall plaza balikpapan, Borneo Bay City, Balikpapan superblok, penta city, dan lainnya.

Tips

Perhatikan agar Anda tidak membuang sampah sembarangan dan mematuhi peraturan yang berlaku. Peraturan daerah (Perda no. 10/2004) tentang kebersihan cukup ketat, membuang sampah tidak pada tempatnya dikenai denda hingga Rp 5 juta atau kurungan 3 bulan. Itulah sebab terbentuk karakter masyarakat kota inj yang peduli pada kebersihan. Begitu pula dalam berlalu-lintas dimana pengendaranya tertib dan sopan.