Tari Saman: Keindahan Harmonisasi Gerak Atraktif Penuh Makna

Jika Anda menyaksikan pertunjukan seni dan budaya di paggelaran internasional maka mungkin Anda akan menyaksikan tari tradisional Aceh yang unik ini, yaitu Tari Saman. Tari Saman merupakan salah satu seni pertunjukan menarik milik Indonesia, bahkan sering dipentaskan sebagai duta tarian Indonesia di berbagai ajang internasional.

Tarian penuh nilai ini diciptakan oleh seorang Ulama Aceh bernama Syekh Saman abad ke-16 M. Pada mulanya tarian ini hanya merupakan permainan rakyat biasa yang disebut Pok Ane. Melihat minat yang besar masyarakat Aceh pada kesenian ini maka oleh Syekh disisipilah dengan syair-syair yang berisi Puji-pujian kepada Allah SWT. Sehingga Saman menjadi media dakwah saat itu. Dahulu latihan Saman dilakukan di bawah kolong Meunasah yaitu sejenis surau bangunan panggung.  Sejalan kondisi Aceh dalam peperangan maka syekh menambahkan syair-syair yang manambah semangat juang rakyat Aceh. Tari ini terus berkembang sesuai kebutuhannya. Sampai sekarang tari ini lebih sering di tampilkan dalam perayaan-perayaan keagamaan dan kenegaraan.

Tarian ini secara luas dikenal sebagai tarian asli masyarakat Gayo karena tarian ini lahir di Aceh Tengah. Banyak masyarakat modern di negara-negara Asia, Australia, dan Eropa  mengadopsi keharmonisan dan kecepatan gerekan tarian ini. Namun, keaslian tari  ini tidak pernah bisa ditiru karena esensi tarian ini hanya akan Anda temukan di Aceh.

Dipentaskan oleh sekelompok penari tradisional dan kebanyakan mengenakan seragam berwarna-warni yang cerah. Tarian ini merupakan pengembangan dari seni tari Aceh yang disebut Pok Ane. Tarian saman diiringi alunan puisi, musik, dan nyayian yang dikobinasikan dengan tepukan tangan, tepukan di dada, dan paha. Gerakan tarian ini sangat harmonis dan cepat sehingga sanggup membuat penonton terkagum-kagum.

Tari Saman merupakan salah satu media untuk pencapaian pesan dakwah yang mencerminkan nilai pendidikan, keagamaan, sopan santun, kepahlawanan, kekompakan, dan kebersamaan. Sebelum tari saman dimulai akan ada mukaddimah atau pembukaan, dengan tampilnya seorang tua cerdik pandai atau pemuka adat untuk mewakili masyarakat setempat (keketar) yang memberikan syair berisi petuah dan dakwah kepada para pemain dan penonton.

Tari Saman dimainkan dengan gerakan dinamis dan atraktif oleh 10-12 penari, akan tetapi keutuhan Saman setidaknya didukung 15 – 17 penari. Dalam perkembangan selanjutnya, tarian ini dimainkan pula oleh kaum perempuan atau campuran antara laki-laki dan perempuan dengan modifikasi gerak lainnya.

Gerakan pada Tari Saman sangat unik karena hanya menampilkan gerakan tepuk tangan, tepuk dada, dan gerakan-gerakan lainnya. Semua penari harus menari dengan harmonis dan biasanya tempo Tari Saman makin lama makin cepat dan hal ini yang membuat tarian ini sangat menarik. Tari Saman biasanya ditampilkan tidak menggunakan iringan alat musik, akan tetapi menggunakan suara dari para penari dan tepuk tangan mereka yang biasanya dikombinasikan dengan memukul dada dan pangkal paha mereka sebagai sinkronisasi dan menghempaskan badan ke berbagai arah. Tarian ini dipandu oleh seorang pemimpin yang lazimnya disebut Syech.

Tari saman ditarikan dalam posisi duduk. Termasuk dalam jenis kesenian ratoh duk (tari duduk). Dimana posisi penari duduk berlutut, berat badan tertekan kepada kedua telapak kaki. Pola ruang pada tari saman juga terbatas pada level, yakni ketinggian posisi badan. Dari posisi duduk berlutut berubah ke posisi diatas lutut (berlembuku) yang merupakan level paling tinggi, sedang level yang paling rendah adalah apabila penari membungkuk badan kedepan sampai 45° (tungkuk) atau miring kebelakang sampai 60◦ (langat). Terkadang saat melakukan gerakan tersebut disertai gerakan miring ke kanan atau ke kiri yang disebut singkeh. Ada pula gerak badan dalam posisi duduk melenggang ke kanan-depan atau kiri-belakang (lingang). Karena keseragaman formasi dan ketepatan waktu adalah suatu keharusan dalam menampilkan tarian ini maka para penari dituntut untuk memiliki konsentrasi yang tinggi dan latihan yang serius agar dapat tampil dengan sempurna.

Selain tari Saman, Aceh juga memiliki sejumlah tarian tradisional yang unik dan memikat, antara lain Seudati dan Rapai Geleng. Selain tari Saman, Aceh juga memiliki sejumlah tarian tradisional yang unik dan memikat, antara lain Seudati dan Rapai Geleng.

Tari Saman dari Aceh ini sudah menyusul untuk dikukuhkan sebagai World Intangible Heritage oleh UNESCO. Tari Saman mendapatkan registrasi 01.01.01.001 ke UNESCO agar menjadi warisan Indonesia dan dunia dalam kategori warisan budaya bukan benda.