Live Aboard Bersama Temu Kira: Makan, Tidur, Nyelam, Istirahat, Bercengkrama!

Bagaimana pun perjalanan dengan cara live-aboard adalah yang paling logis untuk menjelajahi banyak titik menyelam secara sekaligus di negeri ini. Terutama untuk lokasi yang sulit dijangkau, tersebar, dan jauh dari daratan. Paket penyelaman seperti ini memang lebih mahal daripada pilihan generik lainnya tetapi absolut bahwa live aboard (LOB) dapat membawa Anda menyambangi dan menyelami pulau-pulau kecil yang tersebar satu persatu, terutama untuk kawasan yang luas dengan banyak titik menyelam.

Untuk sebagian penyelam, live aboard (LOB) adalah impian yang perlu terwujud. Saat dimana paket penyelaman dilakukan di laut jauh dari daratan dengan pengalaman lebih dekat dan pribadi dengan kehidupan bawah laut. Titik menyelam akan menjadi begitu eksklusif hanya bagi Anda dan grup. Akan tetapi, live aboard bukanlah petualangan yang murah jadi Anda perlu cermat memilah dan memilih operator penyedia jasa-nya.

Bukan itu saja, diri Anda juga perlu dipersiapkan dengan baik, mulai dari fisik yang prima, siap kehilangan sinyal selular (apalagi koneksi internet), dan mabuk laut (meskipun berikutnya akan terbiasa). Umumnya mereka yang memutuskan mengambil paket perjalanan live aboard maka cukup memiliki satu tujuan dalam benaknya, yaitu hanya menyelam! Berikutnya sedikit hal lain dapat dilakukan, kecuali untuk makan, tidur, dan bercengkrama, selain itu tidak ada, hanya menyelam! Jelasnya ini adalah skenario yang telah teruji kadar kesenangannya.

Salah satu pilihan live aboard di Teluk Cendrawasih adalah kapal Temu Kira yang dimiliki sebuah tour operator diving bernama Grand Komodo dengan home base di Bali dan Sorong (Papua Barat). Kapal ini sering hilir mudik di taman nasional dengan perairan terluas di Indonesia itu. Kapal kayu berjenis phinisi bercat putih tersebut menempuh jarak sekira 130 mil dari Manokwari ke Kwatisore untuk mengantar penyelam yang ingin bertemu hiu paus, yaitu bintangnya di Taman Nasional Teluk Cendrawasih. Berenang bersama ikan terbesar di muka Bumi itu pastinya adalah impian fantastis lebih dari apa pun yang dikira.

Para penyelam yang berlayar dalam live aboard tersebut menghabiskan lebih banyak waktu selama 6 hari di laut dengan menyelam, lalu istirahat, lalu makan, lalu tidur, lalu menyelam lagi, ini pun terus diulangi setiap hari. Ketika bangun dari kabin ruang tidur lalu menengok ke jendela di sisi kapal maka titik menyelam sudah menanti. Bersiap untuk kegembiraan meruah dan mata berbinar ketika terjun ke bawah air dengan harmoni keindahan dalam keheningan yang memikat.

Saat lonceng besi berbunyi di belakang kapal maka itu pertanda tubuh akan kembali basah terjun ke bawah laut. Beberapa waktu kemudian setelah selesai dan naik kembali ke kapal untuk mengeringkan tubuh maka makanan pun tersaji. Setelah menyantap hidangan Anda hanya perlu duduk santai di kursi sembari bercengkrama bersama teman (teman baru bisa jadi) lalu angin laut pun tanpa sadar sanggup menidurkan Anda hingga terbangun seakan dari mimpi di dalam mimpi.

Kapal Temu Kira memiliki dua tiang tinggi untuk layar dan mesin 1.700 cc (8 silinder) berbahan bakar solar. Kecepatan maksimalnya 8 knot dan bila layar dikembangkan bisa mencapai 10 knot. Kapal berusia sekira 18 tahun ini dilengkapi 2 buah motor boat yang berdampingan di ujung depan kapal. Kapal kayu buah tangan orang Ara yang tinggal di pegunungan ini merupakan mahakarya luar biasa kumpulan dari banyak batang pohon (kayu besi) mulai dari bagian depan hingga ke buritannya. Sekali lagi dibuktikan bahwa kearifan lokal orang Nusantara sebagai pengarung lautan telah teruji di abad serba modern ini.

 

 

Temu Kira, diambil dari bahasa Flores yang artinya lumba-lumba. Kapal ini sebenarnya berjenis kapal muat barang tetapi kemudian dibeli oleh Grand Komodo dan disulap menjadi kapal khusus wisata bahari. Kapal ini ibarat hotel terapung dimana wisatawan dapat menginap (live-aboard) dengan nyaman termasuk service kuliner yang memuaskan. Temu Kira mampu menampung 12 tamu dengan 6 kamar dan masing-masing untuk 2 orang. Kapal ini cukup nyaman dan bersih dengan fasilitas dapur, ruang bersama yang ber-AC. Sudah tentu kapal handal ini dilengkapi peralatan lengkap untuk diving. Kru kapal ini ada 8 orang dan biasanya saat melakukan trip diving akan menyertakan 3 orang pemandu dari tour operator dan kadang disertai 1 orang ranger dari sebuah taman nasional apabila itu diperlukan. Kapal Temu Kira melengkapi 3 kapal yang dimiliki tour operator diving Grand Komodo yang bermarkas di Bali dan Sorong.

Adalah Abu Bakar, pria asal Bima, NTB ini telah menahkodai Temu Kira sejak 10 tahun. Pria berusia 56 tahun itu memang sudah sejak kecil bersahabat dengan laut. Kapten Abu Bakar dibantu juru mudi Zunaedi mengemudikan kapal ini. Ada juga koki handal dari Toraja bernama Rian yang rutin dan sigap menyajikan makanan selepas penyelam naik dari bawah laut. Selain itu, ada juga teknisi mesin kapal, yaitu Sony dan Agus, serta penjaga mesin kompresor, yaitu Igo, driver motor boat, yaitu Hans, dan Alwi yang bertugas merawat kabin dan restoran. Keberangkatan live aboard kali ini juga ditemani perwakilan dari Taman Nasional Teluk Cendrawasih, yaitu Asep. Dari Grand Komodo sendiri grup ini dipandu Johny, Tedy, dan Aran.

Perjalanan bermalam dan beraktivitas di atas kapal dan laut adalah pengalaman yang mengasyikan. Sedikit membosankan tetapi cepat terobati ketika penghuni bawah laut membukakan fantasi Anda hingga mata pun perlu sedekat panjang jari telunjuk untuk mengamatinya. Akan tetapi, lagi-lagi dari semua pengalaman yang tidak akan terlupakan adalah perjumpaan dengan hiu paus, ikan raksasa di Teluk Cendrawasih. Berinteraksi dengan mereka sungguh pengalaman yang dapat dibanggakan dan diceritakan hingga anak cucu. Tidak berlebihan karena memang ikan raksasa itu amat menakjubkan apalagi untuk berada hanya berjarak sejengkal atau oops! Hiu paus itu sendiri yang mengibaskan ekor dan siripnya pada tubuh Anda seakan ingin mengajak bermain. Percayalah, dari sekian banyak pengarungan bawah laut dimana pun maka perjumpaan dan interaksi dengan ikan raksasa ini tetaplah juaranya. Takan pernah terlupakan!