Kemeriahan Cap Go Meh Singkawang Kembali Hadir

Kemeriahan festival bernuansa Imlek yang selalu sukses digelar setiap tahun kembali hadir. Festival ini menampilkan sekira 813 tatung yang berlangsung pada Sabtu (8/2). Tidak hanya dari dalam negeri, kemeriahan juga akan menampilkan tarung dari negara tetangga. Perayaan Cap Go Meh selalu meriah di Singkawang setiap tahunnya, bahkan bisa dibilang yang paling meriah di Tanah Air. Oleh karena itu, Anda perlu menjadi bagian dari pengunjung yang menyaksikan kemeriahannya di Singkawang, Kalimantan Barat.

Festival Cap Go Meh Singkawang 2020 berlangsung sebagai atraksi mengisi liburan terbaik Anda dimana rangkaian acaranya sudah dapat dinikmati sejak 23 Januari hingga 9 Februari. Pusat venue festival ada di Stadion Kridasana, Singkawang, Kalimantan Barat (Kalbar).

Setidaknya sebanyak 800 Tatung datang dari 5 wilayah di Kalbar. Ada Singkawang, Pontianak, Sungai Pinyuh (Mempawah), Bengkayang, hingga Pemangkat (Sambas). Para Tatung semakin berwarna dengan kehadiran 11 peserta asal Kuala Lumpur, Malaysia. Ada juga Tatung asal Taiwan.

Tatung dalam bahasa Hakka berarti orang yang dirasuki roh, dewa, leluhur, atau kekuatan supranatural. Pawai tatung di Singkawang ini merupakan yang terbesar di dunia. Selain memiliki ciri khas budaya tradisi, aneka pertunjukan yang disajikan pada perayaan Cap Go Meh di Singkawang menyerap dan berasimilasi dengan budaya lokal.

Pawai akbar ini dihadiri lebih dari 600 undangan. Pejabat tinggi, pejabat negara, unsur pemerintah pusat hingga provinsi dan daerah, ada dalam daftar tamu yang diundang. Atraksi yang satu ini memang sedikit memberikan sensasi ketegangan tersendiri. Ini merupakan parade atraksi kesaktian warga Dayak-Tiongkok dalam merayakan Cap Go Meh, perayaan yang dilakukan pasca hari raya imlek. Atraksi yang diberi nama pawai tatung ini mengikuti tradisi Tionghoa yang berbaur dengan budaya Dayak yang hanya ada di Singkawang.

Dalam kepercayaan Tionghoa, ritual pawai tatung diyakini mampu mengusir roh-roh jahat dari seluruh penjuru kota. Para tatung dirasuki oleh roh leluhur sehingga di bawah alam sadar mereka mempertunjukkan ilmu kesaktiannya seperti menusuk pipi, kebal dengan senjata tajam, hingga aksi mengupas kelapa dengan gigi.

Konon, Kota Singkawang pada saat Cap Go Meh dipercaya menjadi pusat berkumpulnya para dewa. Setiap 15 hari setelah tahun baru Imlek, warga Tionghoa di seluruh dunia merayakan Cap Go Meh yang ditujukan sebagai penutup dari rangkaian perayaan Tahun Baru Imlek.

“Parade Tatung tahun ini tetap meriah. Peserta yang mendaftar tetap antusias. Beberapa merupakan peserta festival tahun lalu. Nantinya para Tatung yang lolos verifikasi akan beraksi di Festival Cap Go Meh 2020,” ungkap Ketua Harian Panitia Imlek dan Cap Go Meh Singkawang 2020 Tjhai Leonardi.

Saat ini proses verifikasi Tatung masih berjalan hingga Senin (20/1). Selain administrasi, proses verifikasi juga dilakukan atas beragam peralatan yang digunakan para Tatung. Sebut saja, tandu-tandu yang akan digunakan para Tatung.

“Proses verifikasi masih dilakukan hingga pekan depan. Kami harus memastikan semua peralatan yang digunakan itu layak,” katanya.

“Tatung selalu menjadi daya tarik. Ada beragam aksi yang dipertontonkannya. Untuk menyaksikannya, para wisatawan pun bisa berdiri di sepanjang Jalan Diponegoro. Meski demikian, rangkaian Festival Cap Go Meh Singkawang secara keseluruhan tetaplah menarik,” tegas Leonardi lagi.

Selain Tatung, Festival Cap Go Meh Singkawang 2020 menampilkan beragam kemeriahan. Openingnya digelar Kamis (23/1) di Stadion Kridasana, Singkawang. Pesta tersebut nentinya menampilkan warna budaya multi etnis, replika Pagoda, hingga Expo beragam produk UMKM.

Festival semakin spesial dengan Pemilihan Hakka Ako dan Amoi Singkawang, Sabtu (1/2). Selang sehari berikutnya ada Lomba Atraksi Naga. Wisatawan juga bisa menikmati Karnaval Mobil Hias Lampion di hari Senin (6/2). Pada hari yang sama disajikan juga Food Fair CGM 2020.

Festival Cap Go Meh selama ini selalu menjadi salah satu penggerak perekonomian Singkawang. Pada 2019, festival mampu memantik pergerakan wisatawan hingga 76.964 orang. Jumlah tersebut naik 9,9% dari 2018. Paspor asing yang dijumpai, seperti Taiwan, Singapura, Malaysia, Australia, Thailand, Hong Kong, dan Filipina.

Singkawang merupakan kota kedua terbesar di Provinsi Kalimantan Barat setelah Pontianak. Tidak seperti kota-kota lain di Indonesia, Singkawang memiliki suasana oriental yang berbeda dengan kehadiran ratusan kuil yang ditemukan di hampir setiap sudut kota. Hal itu karena lebih dari 70% penduduk Singkawang adalah keturunan Tionghoa, terutama dari suku Hakka dan beberapa suku Teochew. Lainnya adalah Melayu, Dayak dan etnis lainnya di Indonesia.

Pada abad ke-18, Kalimantan Barat memikat banyak orang dari daratan Tiongkok untuk datang ke tambang emas di Monterado (sekarang disebut Kecamatan Bengkayang). Kala itu ribuan orang China datang dan dalam perjalanan mereka memutuskan untuk bermalam di Singkawang hingga akhirnya sebagian besar menutuskan untuk menetap di Singkawang dan keturunannya saat ini membentuk mayoritas penduduk Singkawang.

Hari raya Cap Go Meh sendiri atau dinamai Yuan Xiaojie jatuh setiap tanggal 15 bulan pertama tahun Imlek. Awalnya perayaan Cap Go Meh sekitar tahun 180 SM, dimana Kaisar Hanwudi yang berkuasa pada masa Dinasti Han Barat naik takhta pada tanggal 15 bulan pertama Imlek. Untuk merayakan penobatannya, ia menjadikan tanggal 15 bulan pertama sebagai hari raya lampion. Pada tahun 104 SM, Festival Cap Go Meh resmi dicantumkan sebagai hari raya nasional negeri Tiongkok.

Hingga kini Cap Go Meh adalah salah satu dari hari raya tradisional Tiongkok dan dirayakan di berbagai negara dengan komunitas etnis Tionghoa berada. Menurut tradisi rakyat Tiongkok bahwa setelah Cap Go Meh maka berakhirlah seluruh perayaan Tahun Baru Imlek. Hari raya Imlek bagi kaum Tionghoa memiliki beragam arti, antara lain makna astronomis, agamis, agraris, sosial budaya, politis, dan juga bisnis.