Sekilas
Mengingat dan memperingati hari Kemerdekaan Indonesia tidak bisa lepas dari kenangan akan gedung-gedung bersejarah yang menjadi saksi bisu perjuangan memerdekaan negara tercinta. Berbagai kota di negeri ini memiliki banyak gedung bersejarah yang masih lestari dan menjadi tujuan wisata, Kota Jakarta adalah yang paling banyak memiliki gedung bersejarah di negeri ini.
Salah satu gedung bersejarah di Ibukota adalah Gedung Pancasila. Gedung tersebut sekarang menjadi bagian dari kompleks bangunan Kementerian Luar Negeri namun apa yang terlihat dari fisiknya dan kenangan yang meresapinya maka tetaplah nama Gedung Pancasila tidak untuk dilepaskan, bahkan untuk sekadar nama yang melekat di depan atas gedungnya.
Gedung bersejarah yang dilindungi dengan kategori A tersebut merupakan saksi lahirnya dasar negara Indonesia saat Presiden Soekarno saat itu melakukan pidato pada 1 Juni 1945. Orasi bersejarah ‘tanpa judul’ yang kemudian dikenali sebagai ‘Lahirnya Pancasila’. Dokuritsu Junbi Cosakai atau Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan (BPUPK) selepas pidato Bung Karno kemudian merumuskan dan menyusun Undang-Undang Dasar negara Indonesia.
Pancasila adalah ideologi dasar bangsa Indonesia yang sekaligus menjadi sistem nilai dan acuan berpikir rakyat Indonesia. Pancasila sendiri berasal dari bahasa Sansekerta, yaitu panca dan sila yang artinya lima prinsip dasar. Isi lima butir Pancasila adalah:
Satu: Ketuhanan Yang Maha Esa
Dua: Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
Tiga: Persatuan Indonesia
Empat: Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dan Permusyawaratan Indonesia
Lima: Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Gedung Pancasila berlokasi di Jalan Pejambon 6 Jakarta Pusat, tepatnya di jalan pendek yang menghubungkan Lapangan Banteng dengan Jalan Medan Merdeka Timur. Dirancang oleh seorang arsitek bernama Ir. J. Tromp, Gedung Pancasila bergaya Klasisisme, Empire, dan Doric. Keanggunan, kemegahan, sekaligus juga secara bersamaan kesederhanaan yang terpampang darinya menyiratkan bahawa memang diperuntukan untuk hal yang penting.
Gedung bercat putih yang sempat menjadi Gedung Volksraad (Gedung Perwakilan Rakyat) Hindia Belanda itu belum dipastikan tahun berapa dibangun namun beberapa literatur berbahasa Belanda menyebutkan berdiri tahun 1830. Gedung tersebut awalnya dibangun sebagai rumah kediaman Panglima Angkatan Perang Kerajaan Belanda di Hindia Belanda yang juga merangkap sebagai Letnan Gubernur Jenderal, yaitu Duke Bernhard pada 1792-1862.
Selepas Proklamasi Kemerdekaan RI, gedung ini dipakai sebagai tempat rapat Istimewa untuk mengesahkan undang-undang dasar dan memilih presiden dan wakilnya (18 Agustus 1945). Selama tahun 1945-1949 gedung ini berfungsi sebagai tempat Sidang Komite Indonesia Serikat dan sejak tahun 1956 dipergunakan sebagai Gedung Departemen Luar Negeri hingga sekarang ini.
Tidak ada perubahan mencolok dari gedung ini sejak awal dibangun hingga sekarang ini. Bangunan utama dibiarkan tetap sama seperti waktu dahulu namun perawatan tetap dilakukan secara berkala untuk memperbaiki bagian-bagian gedung yang mengalami kerusakan.
Kegiatan
Meski Gedung ini tidak terbuka untuk wisatawan dan tidak melayani kunjungan umum namun cukup mengamatinya saja dari hadapan gedung sudah menjadi sebuah hal menarik. Apalagi jika Anda mengetahui kedalaman sejarah gedung ini dari masa ke masa.
Gedung Pancasila kini memiliki 6 ruangan kerja dan rapat, satu ruang tunggu, satu aula, satu gudang, dan tiga kamar mandi. Konstruksinya disempurnakan untuk memenuhi kebutuhan ruangan yang diperlukan oleh Kementerian Luar Negeri.
Halaman depan Gedung Pancasila memiliki area kecil sebagai tempat dimana bendera Merah Putih dikibarkan di atas tiang. Di belakang tiang terdapat pohon zaitun yang kabarnya merupakan hadiah dari Pangeran Arab saat berkunjung ke sini. Bibit pohon diberikan sebagai bentuk penghargaan kepada pahlawan yang telah berjuang untuk kemerdekaan Indonesia.
Transportasi
Anda harus menemukan Lapangan Banteng terlebih dahulu melewati Hotel Borobudur dan Merdeka Square. Jalan Pejambon terletak di sisi kiri dan ini merupakan jalan satu arah sehingga Anda tidak akan melewatkannya. Tidak jauh dari situ ada Gereja Imanuel Protestan, warisan Hindia Belanda yang berdiri tepat di seberang Stasiun Gambir.
Akomodasi
Untuk menginap di sekitar Gedung Pancasila, Anda bisa meraih Hotel Borobudur hanya dengan berjalan kaki. Banyak diplomat asing yang memiliki urusan di Kementerian Luar Negeri menginap di hotel ini demi kenyamanan. Hotel Borobudur adalah hotel bintang lima yang memiliki taman dengan jogging trek dan kolam renang besar. Hotel ini memiliki banyak restoran eksklusif dan kedai kopi.
Hotel Borobudur Jakarta
Jalan Lapangan Banteng Selatan,
Jakarta 10710
Telepon: +6221 380 5555; +6221 383 5000
Fax: +62 21 380 9595
Website: www.hotelborobudur.com