Lukisan keindahan batik Indonesia penuh warna dapat Anda nikmati dari batik Cirebonan. Bersama Pekalongan, kota Cirebon merupakan penghasil batik terbesar di pesisir utara Pulau Jawa. Batik Cirebonan ini sangat dipengaruhi karakter masyarakatnya yang sejak dahulu terbuka dan mudah menerima pengaruh budaya asing. Keterbukaan tersebut terlihat dari beragam warna-warni batiknya yang lebih atraktif dalam batik tulis, batik cap, maupun batik kombinasi tulis-cap.
Batik khas Cirebonan memiliki corak yang menarik, kental dengan sejarah dan budaya kota Cirebon sebagai salah satu pelabuhan tempat singgahnya para pedagang dari Arab, India, dan China.
Asal usul batik Cirebon sama seperti halnya batik Yogyakarta dan Solo yaitu berawal dari keluarga keraton pada abad XIII yang menyukai lukisan pada daun lontar sebelum dikenal benang katun. Batik Cirebonan lahir dari lingkungan keraton (Kanoman, Kasepuhan dan Kepabronan) kemudian dibawa ke luar oleh abdi dalem yang bertempat tinggal di luar keraton.
Motif Cirebonan berciri gambar perlambang hutan dan hewan, atau bergambar garuda yang dipengaruhi motif batik Yogyakarta dan Solo. Ada pula yang bermotif laut hasil akulturasi alam pemikiran China terutama motif laut Mega Mendung yang diciptakan Pangeran Cakrabuana (1452-1479). Motif ini terkait Kesultanan Cirebon waktu itu mempersunting putri asal China. Motif Mega Mendung merupakan batik khas ala Cirebon ini dimana untuk membuatnya perlu tujuh tingkatan warna dan memakan waktu cukup lama.
Batik Cirebonan memiliki ciri khusus berupa garis tunggal dan tipis kurang lebih 0,5 mm yang disebut wit. Wit adalah garis kontur atau tali air atau juga lung-lungan dan sejenisnya yang kecil, tipis dan halus dengan warna lebih tua dari warna dasar kain. Ciri ini akan terlihat apabila Anda memperhatikan saat pengrajinnya membatik.
Garis motif batik Cirebonan menggunakan warna lebih tua dibandingkan dengan warna latarnya. Warna dominan batik Cirebonan klasik tradisional adalah: kuning (sogan gosok), hitam dan warna dasar krem, atau berwarna merah tua, biru tua, hitam dengan dasar warna kain krem atau putih gading. Sekarang, pewarnaan batik Cirebonan bahkan lebih beraneka warna yang lebih terang dan cerah. Selain itu, memiliki bentuk ragam hias yang bebas dengan memadukan unsur binatang dan tumbuhan.
Untuk menemukan batik penuh warna khas Cirebonan maka Anda perlu datang ke Desa Trusmi Kulon dan Trusmi Wetan, Kecamatan Plered, Kabupaten Cirebon. Karena terletak di daerah Trusmi, batik produksi pengrajin di tempat ini dinamai batik Trusmi. Bahkan saat ini batik Cirebonan identik dengan batik Trusmi. Padahal, selain Desa Trusmi, sejumlah desa lain di sekitarnya juga merupakan sentra batik seperti Desa Wotgali dan Panembahan.
Setiap akhir pekan atau hari libur, sentra batik ini bukan hanya dikunjungi wisatawan lokal tetapi juga wisatawan internasional. Perajin batik di Desa Trusmi hanya mampu membuat batik tulis. Sementara batik cap dan print, sebagian besar didatangkan dari Pekalongan, Solo, dan Yogyakarta.
Harga batik yang dijual bervariasi tergantung jenis, corak, dan motifnya. Harga kain dan pakaian batik di sini berkisar antara Rp100.000,00 – Rp2.000.000,00. Sementara untuk selendang dan aksesori dari kain batik, harganya antara Rp15.000,00 – Rp1.000.000,00, bergantung kualitas kainnya.
Di Desa Trusmi dan sekitarnya terdapat lebih dari 1000 pengrajin batik. Pemilik showroom batik di Desa Trusmi dan Panembahan hampir seluruhnya dimiliki masyarakat Trusmi asli, hanya sebagian kecil saja milik pemodal dari luar Desa Trusmi.
Di Desa Trusmi Anda dapat menemukan beragam motif khas Cirebonan Klasik di antaranya adalah: Mega Mendung, Ayam Alas, Sawat Penganten, Katewono, Gunung Giwur, Simbar Menjangan, Simbar Kendo, Paksinaga Liman, Patran Keris, Patran Kangkung, Singa Payung, Singa Barong, Banjar Balong, dan lain-lain.
Transportasi
Anda dapat menemukan keindahan penuh warna batik Cirebonan di sentra produksi batik Desa Trusmi Plered, Panembahan, dan sekitarnya seperti Desa Gamel, Kaliwulu, Wotgali, dan Kalitengah.
Desa Trusmi letaknya di luar Kota Cirebon sekitar 4 km menuju arah barat atau menuju arah Bandung atau berjarak 50 km dari pusat kota Cirebon. Bagi Anda yang datang dari arah Jakarta maka belok kiri di perempatan Pasar Plered hingga sekitar 10 meter kemudian menemui papan nama bertuliskan “Objek Wisata Belanja Batik Trusmi”. Berikutnya sekitar 200 meter ke depan, Anda akan menemui sejumlah rumah yang diubah fungsi sebagai ruang pamer (showroom) berjejer di sepanjang Jalan Trusmi hingga Panembahan.
Tips
- Sebagian perajin Desa Trusmi sudah memiliki ruang pamer sendiri atau showroom untuk menjual kain buatannya. Dibutuhkan trik khusus agar perajin mau menjual kain batik langsung ke konsumen, tanpa melalui showroom. Karena bisa jadi Anda mendapatkan harga lebih murah secara langsung daripada melalui showroom-nya. Selain itu, ada pula ruang koperasi perajin batik yang memajang batik dari pengrajin yang tidak memiliki ruang pamer di rumahnya.
- Batik yang ditawarkan di Desa Trusmi bervariasi, ada batik tulis, batik cap, dan batik print. Akan tetapi, batik tulislah yang benar-benar merupakan karya perajin Trusmi. Harga yang ditawarkan untuk setiap kain batik berbeda-beda. Batik print dan cap memiliki harga jauh lebih murah, sedangkan batik tulis tentu lebih mahal.
- Bagi Anda yang yang ingin tahu proses pembuatan kain batik, bisa langsung mendatangi rumah perajin tak jauh dari ruang pamer. Letaknya tepat di belakang ruang pamer, melalui gang-gang sempit. Di tempat tersebut, Anda akan menyaksikan bahkan turut belajar membuat motif batik di kain.