Pulau Kemaro: Kisah Cinta dan Pagoda nan Cantik

Sekilas

Pulau Kemaro berada di delta Sungai Musi. Nama Pulau Kemaro diberikan oleh penduduk setempat karena delta ini selalu kering dan tidak pernah berair, bahkan ketika air pasang, seolah-olah seperti sebuah pulau terapung.

Pulau ini adalah tempat yang sangat spesial bagi etnis Cina lokal. Di pulau ini, ada pagoda dan kuil-kuil. Keberadaannya berkaitan erat dengan sebuah legenda yang mengatakan bahwa delta muncul sebagai bukti cinta Putri Siti Fatimah (putri Raja Sriwijaya) kepada kekasihnya. Kisahnya mirip dengan Romeo & Juliet, atau Sampek Eng Tay.

Legenda ini dimulai pada akhir abad ke-14 ketika seorang pangeran dari Cina, Tan Bu An, datang ke Palembang untuk belajar. Setelah tinggal di sini selama beberapa waktu, ia jatuh cinta dengan putri Siti Fatimah. Dia kemudian datang ke istana untuk melamarnya. Orangtua Siti Fatimah memberikan persetujuan namun dengan satu syarat; Tan Bu An harus memberikan hadiah.

Tan Bu An kemudian mengutus bawahannya untuk kembali ke China dan meminta semacam hadiah dari ayahnya untuk diberikan kepada Raja. Segera setelah itu, utusan itu kembali dengan sayuran dan buah-buahan. Tan Bu An terkejut dan marah karena ia berharap ayahnya memberikan guci Cina, keramik dan uang.

Dia melemparkan muatan kapal tersebut ke Sungai Musi, dia tidak tahu bahwa sebenarnya  ayahnya menaruh uang di dalam sayuran dan buah-buahan tersebut. Karena dia malu setelah mengetahui tentang kesalahannya, dia mengumpulkan yang telah dibuangnya ke sungai dan Tan Bu An tidak pernah kembali lagi karena ia tenggelasm bersama dengan sayuran dan buah-buahan tersebut.

Ketika Siti Fatimah mendengar tentang tragedi itu, dia berlari ke sungai dan menenggelamkan diri untuk mengikuti kekasihnya. Sebelum itu, dia meninggalkan pesan; “Jika Anda melihat sebuah pohon tumbuh di sebidang tanah di mana aku tenggelam, ini akan menjadi pohon cinta kita”.

Sang putri kemudian tenggelam dan kemudian sebidang tanah muncul di permukaan sungai. Masyarakat setempat percaya bahwa ini adalah makam pasangan kekasih tersebut dan karena itu, mereka menyebutnya ” Pulau Kemaro” yang berarti meskipun air pasang di Sungai Musi, pulau ini akan selalu kering.

Etnis Tionghoa setempat percaya bahwa nenek moyang mereka, Tan Bun An, tinggal di pulau ini. Akibatnya, daerah ini selalu ramai selama Tahun Baru Cina. Pada tahun 2006, pagoda dibangun sebagai tempat ibadah dan untuk acara lainnya.

 

Berkeliling

Pulau Kemaro adalah pulau kecil yang bisa dijelajahi dengan berjalan kaki dalam waktu yang singkat.

Transportasi

Pulau Kemaro terletak di Palembang, Sumatera Selatan. Untuk menuju ke Palembang, Anda dapat mengambil penerbangan ke bandara internasional Sultan Mahmud Badaruddin II, yang terletak di jalan Tanjung Api-Api. Bandara ini dapat diakses dari berbagai negara seperti Malaysia, Singapura, Cina, dan Thailand. Jarak antara bandara dan Sungai Musi adalah sekitar 6 km. Anda dapat naik taksi atau mobil sewaan dari bandara.

Di Pusat Kota, ada sembilan sarana transportasi publik termasuk tujuh bus kota dari berbagai tujuan yang dapat membawa Anda ke Ampera dengan biaya hanya Rp 1, 500 sampai Rp 5, 000.

Dari Sungai Musi, Anda dapat mengambil perahu atau menyewa perahu cepat atau ketek yang akan memakan waktu sekitar 30 menit dari Jembatan Ampera dengan biaya Rp 50, 000 – Rp 70, 000.