Tingkatkan kapasitas angkut kapal penyeberangan, Direktorat Jenderal Perhubungan Darat (Ditjen Hubdat) Kementerian Perhubungan menambah kapal Roll On – Roll Off (RoRo) dengan bobot 2.000 Gross Ton (GT). Kapal Penyeberangan Penumpang ini rencananya akan dioperasikan pada lintas Paciran/Lamongan – Bahaur sebagai Angkutan Penyeberangan dari Provinsi Jawa Timur (Kabupaten Lamongan) ke Provinsi Kalimantan Tengah (Kabupaten Bahaur).
“Kapal dibangun melalui dana APBN dengan skema pembiayaan multi years contract (MYC) T.A. 2015 – 2017,” jelas Direktur Jenderal (Dirjen) Perhubungan Darat Budi Setiyadi disela peluncuran kapal di Madura, Selasa (5/12) malam.
Dirjen Budi menyampaikan, pembangunan kapal dimaksud merupakan perwujudan komitmen pemerintah untuk selalu memberikan kemudahan aksesibilitas bagi pelaksanaan pembangunan daerah terutama di wilayah – wilayah yang terpencil.
“Sebagaimana misi Ditjen Hubdat yaitu menciptakan sistem pelayanan transportasi darat yang aman, selamat, dan mampu menjangkau masyarakat dan wilayah Indonesia,” tuturnya.
Saat awal pembangunan pada Tahun 2015, selain kapal penyeberangan 2.000 GT ini, terdapat pembangunan enam kapal penyeberangan lainnya, sehingga total terdapat pembangunan tujuh kapal penyeberangan.
Secara kontraktual, enam kapal penyeberangan telah selasai masa pembangunannya pada tahun 2016, dan satu di tahun 2017 yaitu kapal 2.000 GT ini.
“Atas nama Pimpinan Kementerian Perhubungan, kami menyampaikan ucapan selamat kepada Direksi dan segenap karyawan PT Adiluhung Saranasegara Indonesia yang telah mendapatkan kepercayaan pemerintah untuk melaksanakan pembangunan kapal penyeberangan penumpang ro-ro 2.000 GT lintas Paciran/Lamongan – Bahaur,” papar Dirjen Budi.
Kapal penumpang Roro 2.000 GT ini mempunyai spesifikasi utama:
Panjang Keseluruhan : 80,22 m
Lebar : 15,20 m
Kecepatan Percobaan : 17 knot
Yang mampu mengangkut :
Penumpang : 350 orang
Kendaraan : 43 unit Campuran (14 unit truk besar, 16 unit truk sedang dan 13 unit kendaraan R4)
Dengan spesifikasi dan kapasitas angkut tersebut kiranya kapal ini dapat memperlancar transportasi dan konektivitas antara Provinsi Jawa Timur dengan Provinsi Kalimantan Tengah. Yang pada akhirnya pembangunan kapal penyeberangan ini diharapkan mampu meningkatkan perekonomian masyarakat.
Lebih lanjut Dirjen Budi mengemukakan, pencapaian progress ini, hendaknya tidak saja dinilai dari sisi fisik tapi juga harus laik laut. Dibuktikan dengan pemenuhan Spesifikasi Teknis dan kesesuaian dengan desain, sehingga performa dan stabilitas kapal saat beroperasi bisa maksimal sesuai dengan yang telah direncanakan.
“Peluncuran sebuah kapal merupakan hal penting dari bagian pembangunan kapal, karena pada saat itulah untuk pertama kalinya sebuah kapal akan mengapung di air dan momen peluncuran kapal ini pun akan dicatat sebagai tanggal dimulainya perhitungan yang terkait dengan docking periodik kapal,” tutupnya.