Mandi Balimau Kasai Potang Mogang: Upacara Penyucian Diri Menyambut Ramadhan di Pelalawan

Mandi Balimau Kasai Potang Mogang

Indonesia dikenal sebagai negara yang kaya dengan tradisi adat budaya yang diturunkan dari generasi ke generasi. Meskipun hembusan perubahan zaman kian kuat menerpa sebagian masyarakatnya namun beberapa tradisi masih kuat berakar dan terus dilaksanakan. Salah satu contohnya dapat Anda temukan di Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau. Di sana masyarakatnya rutin setiap tahun menggelar tradisi Mandi Balimau Kasai Potang Mogang, yaitu upacara penyucian diri sebelum menyambut datangnya bulan suci Ramadhan.

Selain dianggap sebagai upacara penyucian diri lahir dan batin, Mandi Balimau Kasai Potang Mogang juga sebagai ucapan syukur dan ungkapan kegembiraan datangnya bulan puasa yang akan segera datang. Dalam bahasa setempat, balimau berarti “mandi” dengan menggunakan air yang dicampur jeruk atau limau. Sedangkan kasai berarti “wangi-wangian” yang biasanya dipakai masyarakat setempat untuk berkeramas. Masyarakat Pelalawan memiliki keyakinan bahwa kasai dapat mengusir segala macam dengki yang tertanam dalam hati manusia selama bulan ramadhan.

Tradisi Balimau Kasai Potang Mogang sudah berlangsung selama ratusan tahun. Menurut cerita masyarakat Pelalawan, tradisi ini berawal dari kebiasaan Raja Pelalawan tetapi ada juga yang meyakini bahwa tradisi ini berasal dari tradisi yang sama yang ada di Sumatera Barat. Sedangkan tradisi Balimau Kasai yang ada di Kampar merupakan tradisi hasil perkawinan dua keyakinan yaitu Hindu dan Islam yang keberadaannya sudah ada sejak masa Kerajaan Muara Takus.

Apabila Anda berkujung ke Kabupaten Pelalawan yang merupakan pintu gerbang menuju keajaiban gelobang Bono di Sungai Kampar maka sempatkanlah untuk datang ke Kecamatan Langgam. Di sana Anda dapat menyaksikan langsung tradisi sekali setahun ini. Akan tetapi, perlu diingat bahwa tradisi ini hanya diadakan ketika menjelang bulan puasa saja.

Upacara Balimau Kasai Potang Mogang dimulai dengan makan bejambau (makan beradat) bersama para pemuka adat, batin, ninek mamak, serta tokoh masyarakat dan para alim ulama. Kemudian mereka yang hadir akan berjalan kaki sejauh 1,5 kilometer menuju Anjungan Ranah Tanjung Bunga tempat pelaksaan Balimau Kasai Potang Mogang.

Sebelum prosesi Balimau Kasai dilaksanakan, upacara Togak Tonggol terlebih dahulu dilakukan sebagai upacara pembuka dipimpin oleh Datuk Rajo Bilang Bungsu. Tonggol adalah bendera simbol kebesaran suku-suku masyarakat adat Langgam yang dikibarkan di atas tiang panjang. Pengibaran bendera tersebut merupakan pertanda bahwa suku pemilik tonggol tidak memiliki permasalahan apapun di dalam adat mereka. Oleh karena pentingnya pesan tersirat dalam bendera tersebut maka dalam setiap acara adat, tonggol harus dikibarkan. Setelah Togak Tonggol selesai dilaksanakan, warga yang hadir akan berramai-rami masuk ke sungai dan mandi bersama-sama.