Bajawa: Sejuk Pegunungan Dihangatkan Keramahan Warga Lokal

Nama Bajawa menurut penuturan masyarakat setempat berasal dari kata bhajawa. Bhajawa adalah nama salah satu nua yaitu rumah atau kampung terbesar dari 7 kampung yang berada di tepi barat kota Bajawa. Kata bha artinya piring dan djawa berarti Pulau Jawa atau perdamaian.

Bajawa dengan penduduk sekitar 45.000 meski tidak semodern kota kabupaten lain di Nusa Tenggara Timur lainnya tetapi cukup cantik alamnya dan juga bersih udaranya. Di sini udaranya cukup dingin dan sejuk tetapi telah dihangatkan keramahan penduduknya yang bersahabat.

Kota Bajawa dihubungkan jaringan jalan arteri dari kawasan paling timur Pulau Flores yaitu dari Larantuka melewati kota Bajawa hingga ke bagian Flores Barat yaitu kota Labuan Bajo.

Di kota Bajawa dan sekitar Gunung Inie Rie akan Anda nikmati udara sejuk dan berpanorama alam yang indah. Bentang alam yang sangat indah tersajikan di sini seperti Laut Sawu di selatan dan Gunung Ebulobo di timur. Di Kota Bajawa sendiri dapat Anda lihat bangunan-bangunan lama berupa gereja yang masih nampak indah dan terawat sebagai  salah satu peninggalan penguasa kolonial.

Adalah Kapiten Christoffel dan pasukan kolonial-nya yang berhasil menguasai Larantuka, Sikka, dan Ende, pada 27 Agustus 1907. Berikutnya mereka mencoba menaklukkan Ngada. Pergolakan pun terjadi di Rowa, Sara, Mangulewa, dan Rakalaba tetapi barhasil ditekan hingga 12 September 1907. Akhirnya tahun 1910 seluruh wilayah Flores dikuasai Pemerintah Kolonial Belanda.

Pemerintahan Hindia Belanda mencoba menerapkan bentuk pemerintahan baru yang belum pernah dikenal oleh masyarakat Flores, termasuk Ngada yang secara turun temurun mengenal sistem pemerintahan otonom berbentuk nua, ulu eko, dan woe yang tradisional dan tak ada yang lebih tinggi darinya. Pemerintahan Hindia Belanda membentuk pemerintahan yang diarahkan agar suku-suku dapat disatukan dimana asalnya selalu berseteru dan berperang satu sama lain. Pendidikan pun didatangkan dari Larantuka sehingga masyarakat dapat membaca dan menulis, termasuk belajar agama Katolik.

Kegiatan

Tak jauh dari jalan utama di Bajawa, yaitu Jalan Soekarno-Hatta, Pasar Bajawa begitu sederhana namun banyak yang mengakui bahwa pasar ini termasuk di antara yang terbersih di Indonesia Timur. Hal yang paling menarik di sini bukan karena komoditi yang dipasarkan tetapi interaksi antara penjual dan pembeli yang terkenal senang berbincang-bincang dengan keramahannya.

Dusun Bena dan Wogo sudah tentu disebut-sebut sebagai desa tradisional yang memiliki daya tarik luar biasa bagi petualang yang menyukai adat budaya asli. Di Bena yang letaknya 16 km dari Bajawa ditemukan jajaran rumah-rumah tradisional dengan formasi batu-batu pemujaan yang tidak populer dengan bentuk rumah yang memukau. Bukan karena kemewahannya tetapi karena kemegahan tradisinya yang dipertahankan. Lihatlah Ngadhu dan Bhaga di tengah desanya. Walau mereka yang menuju ke Bena bisa mencapainya dengan kemudahan kendaraan hingga lokasi, Bena tetap menarik dan paling populer untuk dikunjungi.

Mereka yang ingin merasakan campuran antara keaslian tradisi yang melebihi sekedar desa tradisional dan keaslian masyarakatnya maka trekking menuju satu desa yang lebih terbilang asli dapat dirancang dalam agenda perjalanan ke Dusun Belaraghi. Anda bisa bermalam di desa ini dalam kedamaian alam dan budayanya. Ada lima klan yang mengawali pembinaan desa tradisional ini. Ngadhu dan Bhaga pun memancang di tengah masyarakatnya. Lihat ukiran kuda, naga, dan terutama ayam yang disebut manu jawa.

Belaraghi dapat ditempuh dari Desa Beiposo dekat Bajawa dengan trekking sejauh kira-kira 11 km atau dari desa Paukete di dekat Aimere yang tidak begitu jauh dengan melalui bukit-bukit yang berada di selatan Pulau Flores sejauh 3 km. Dari atas bukit ini terlihat ladang yang teramat luas hingga laut yang seakan tak berbatas. Belaraghi menampilkan kesederhanaan yang hampir sempurna untuk dinikmati

Bagi mereka yang tidak begitu banyak memiliki waktu luang di Ngada namun ingin melihat desa tradisionalnya, Gurusina adalah alternatif terbaik. Di sana dapat  dilihat kekayaan budaya Ngada seutuhnya, mulai dari rumah tradisional, sao pu’u, a sa’o lobo, ngadhu, dan bhaga. Di Gurusina kegiatan bercocok tanam lebih ke arah penanaman jagung, kelapa, pisang dan juga kopi, cengkeh, kakao, serta kemiri. Menenun dan menganyam adalah kegiatan untuk para perempuan sebagai penghasilan tambahan. Jarak ke Gurusina sekitar 19 km dari Bajawa ke arah Bena, terus lewati desa tradisional Bena dan ikuti arah ke Gurusina untuk sejauh 4 km dari persimpangan.

Bumikita adalah tempat selanjutnya untuk menghilangkan rasa pegal atau jenis gangguan kesehatan lainnya saat berada di Ngada. Bumikita adalah sebuah sebuah pusat kebugaran yang dikelola oleh Ibu Maria Re’o atau sering disebut Mama Mia. Ia terkenal ramah dan murah senyum.  Proyek obat-obatan tradisional yang ditanam di kawasan Bumikitaadalah andalan pusat kebugaran yang terletak di Desa Ndaru ini. Tempatnya asri, tak jauh dari Bajawa. Silakan telepon Mama Mia di +62 812 3057 1312 untuk pemesanan pelayanan akupresur dan steam bath.

Bila ingin menikmati aliran hangat menyelimuti tubuh di keaslian alam Flores, datanglah di pusat pemandian mata  air panas di Soa yang bernama Mengeruda Hotspring. Air yang begitu besar debitnya keluar dari bawah pohon besar dan jernih airnya begitu memesona. Aliran airnya bercampur dengan sungai air dingin dan akhirnya menyajikan air hangat yang mengelontor dari ketinggian yang menghasilkan seperti air terjun. Para wisatawan asing nampak tertidur di atas batu yang dialiri air hangatnya. Mereka bisa berlama-lama di sana untuk menghilangkan kepenatan dalam petualangan. Tempat ini sekitar 23 km dari Bajawa.

Di Ngada terdapat event tahunan yang merupakan acara tahun baru bagi suku etnis Ngada yang disebut Reba. Acara ini melibatkan berbagai desa tradisional dan tak dipungkiri lagi, acaranya begitu semarak dan penuh keceriaan tradisi Ngada. Di hari kedua Reba, yang disebut Sedo Uwi, masyarakat akan mengenakan baju tradisional  terbaik mereka dan photographer akan begitu puas dengan hari kedua ini. Silakan hubungi Lucas Du’a Te’a di +62 813 53907073 atau Florianus Lengu di +62 8523 9142 283 atau Wilhelmus Doi di +62 852 390 43771 untuk kalendar acara Reba.

Tinju tradisional merupakan salah satu acara masyarakat lainnya yang menarik begitu banyak massa. Di Soa, masyarakat menyebutnya sagi. Di tempat lain seperti di Nagekeo, mereka menyebutnya mbela. Di Boawe, tinju tradisional ini disebut etu. Sejarahnya memang tak jelas, tapi arena atau kisanatha ini tak pernah sepi karena di sinilah para pemuda unjuk kegagahan, ingin membuktikan kejantanan, keterampilan, dan daya tarik memikat wanita mereka. Mereka mengenakan kain tradisional di badannya yang hampir tak berpelindung, juga sebuah tai kolo atau wholet, sebuah bilah batang aren yang dibalut kain dan berhias kulit kerbau. Sagi ini hanya dilakukan pada waktu tertentu yang ditetapkan oleh adat. Bila dilakukan di luar waktu maka ada sangsi adat yang dijatuhkan.

Akomodasi

Di Bajawa, tempat menginap disediakan oleh beberapa hotel kecil tetapi nyaman karena udaranya sejuk dan keramahtamahan yang tak disangsikan.

Hotel Edelweiss dibangun tahun 1988 dan sangat terasa seperti rumah sendiri walau jelas pembagian ruangan memberi kesan sebuah hotel. Dengan harga dari Rp175.000,- hingga Rp250.000,- per malam per kamar, hotel ini cocok untuk beristirahat dengan nyaman. Berloasi di Jalan Ahmad Yani no. 76,  Telp.:0384 21345.

Hotel Jhony berada di Jalan Gajah Mada, telah ada sejak 35 tahun lebih. Harga kamar dari Rp100.000,- hingga Rp200.000,- , Telp.: 0384 21079.

Hotel Nusantara berlokasi di Jalan El Tari No. 10, khusus untuk bukan perokok. Hotel sederhana ini memiliki 18 kamar dengan harga Rp85.000,-,  Telp.: 0813392 38860

Hotel Korina merupakan hotel sederhana tapi pelayanannya jauh dari sederhana. Harga dari Rp100.000,- hingga Rp200.000,- per malam. Letaknya terdapat di Jalan Ahmad Yani, Telp. : 0384 21162.

Happy Happy merupakan rumah yang dikonversi menjadi hotel bergaya arsitektur lama. Kesan pertama ialah sangat nyaman dan di dalamnya Anda seperti ada di hotel berbintang. Letaknya tak jauh dari Jalan Ahmad Yani.

Villa Silverin merupakan akomodasi yang sedikit menjauhkan diri dari tengah kota Bajawa. Suasananya nyaman dan asri. Harga berkisar dari Rp200.000,- hingga Rp350.000,- per malam. Telp.: 0384 222 3865.

Kuliner

Makanan khas Bajawa harus Anda cicipi karena berbeda dengan makanan di tempat lain. Beberapa restauran menyediakan makanan dengan sambal khas Bajawa dari cabe rawit Flores yang terkenal sangat kecil tapi panas. Berikut ini beberapa pilihan tempat makan tersebut.

Restaurant Camelia menyediakan suasana dan pemandangan yang fantastis beserta live music. Harga yang dibayar sebanding dengan apa yang Anda dapat. Berlokasi di Jalan Ahmad Yani no. 74 Telp.:  0384 21458

Dito’s dapat dilihat dari gaya interiornya yang menyajikan makanan Eropa, Indonesia, serta Chinese. Berlokasi di Jalan. Ahmad Yani di sebelah Restaurant Lucas. 0813 3919 8600

Kasih Bahagia Restaurant adalah restoran  Chinese yang terkenal karena lumpia, sup ayam, dan mie babinya.  Berlokasi di Jalan  Basuki Rahmat.

Lucas Restaurant memberikan kesan tradisional yang unik tapi nyaman berkelas internasional. Pemiliknya, Lucas, akan menghibur Anda dengan sejarah Bajawa dan juga budaya Ngada. Berlokasi di Jalan Ahmad Yani, tepat di depan Hotel Edelweiss. Telp.: 0813 53090 7073

Restaurant Silverin berada di seberang Villa Silverin dengan menjagokan pemandangan Kota Bajawa.

Berbelanja

Singgahlah di Pasar Bajawa bukan untuk sekedar belanja tapi juga menikmati suasana tradisional masyarakatnya yang ramah termahsyur. Di dalamnya terdapat komoditas yang pasti sangat disukai mereka yang gemar makanan pedas, yaitu cabe rawit. Lihat sebesar apa cabe rawit yang dijual di sana. Itulah cabe rawit Flores, khususnya Bajawa yang kecil tapi pedas luar biasa. Singgahi salah satu warung makan atau restauran dan mintalah sambal Flores dengan bahan dari cabe rawit tersebut.

Cicipi juga beberapa makanan warung atau yang dijajakan di tepi jalan. Selain bersih, Pasar Bajawa pun terkenal sebagai salah satu pasar terbersih. Kalau ingin mencoba memakan pinang dan sirih, silakan beli satu bungkus paket sirih dan pinang dengan harga Rp5.000,- saja.

Kain ikat di desa tradisional tentu dapat dibeli bila mereka menjualnya. Harga kain ikat bisa ditawar, mulai dari sarung besar, selimut, hingga scarf. Anyaman pun sebagian diperjualbelikan seperti halnya tas unik gaya Ngada yang kecil namun indah diornamentasikan dengan kulit kerbau dan anyaman bambu tapi harganya bisa sampai Rp 1 juta hingga Rp 1,5 juta.

Transportasi

Kabupaten Ngada terletak di antara Kabupaten Nagekeo dan Manggarai Timur. Ngada membentang dari sisi utara dengan Kecamatan Riung yang penuh pesona laut dan pulau-pulaunya  hingga selatan di Aimere.

Bajawa adalah ibukota Kabupaten Ngada. Bajawa dapat ditempuh dari Ende ataupun dari Nagekeo, serta Manggarai. Stasiun Bus antarkota ada di luar kota Bajawa tapi tak begitu jauh. Dari sana kendaraan angkutan kota banyak dijumpai. Di Pasar Bajawa juga terdapat stasiun kendaraan antarkota.

Jalan halus antara Soa dan Bajawa sungguh nyaman dilalui karena juga pemandangannya memukau. Bila menggunakan kendaraan roda empat atau dua maka Anda lebih leluasa mengitari kota yang tidak begitu besar ini. Singgah di berbagai tempat bila memungkinkan.