Dalam sebuah pesta pernikahan adat Betawi, tidak akan lengkap tanpa adanya roti buaya. Roti ini adalah hantaran yang dibawa mempelai pria untuk pengantin sebagai tanda kesetiaan abadi. Roti yang memang dirupai seperti buaya ini panjangnya mencapai setengah meter atau bahkan ada yang hingga satu meter.
Hantaran mempelai pria kepada pengantin Betawi biasanya mencakup beberapa hal, yaitu: sirih nanas lamaran, sepiring makanan kesukaan pengantin, mahar, kotak berisi sayuran, buah-buahan ditempatkan dalam wadah berbentuk perahu, kue pengantin, dan hadiah lain termasuk perhiasan, pakaian, sepatu, tas, dan kosmetik. Diantara barang-barang hantaran tersebut tentunya roti buaya tidak luput dibawa. Tradisi mengusung roti buaya dalam adat pernikahan Betawi masih berlanjut hingga saat ini.
Semua hantaran dibawa beriingan oleh anggota keluarga pengantin pria. Mereka mengenakan pakaian tradisional berwarna-warni menuju ke rumah pengantin dimana akad pernikahan akan berlangsung. Mempelai pria akan memimpin iring-iringan pengantin, didahului anak laki-laki yang membawa dekorasi sambil membawa sepasang roti buaya, satu berukuran besar dan lainnya kecil diletakkan bertumpuk. Roti buaya besar melambangkan mempelai pria dan roti buaya kecil melambangkan mempelai perempuan.
Roti buaya dalam adat pernikahan Betawi melambangkan janji setia mempelai pria kepada mempelai wanita. Buaya dipilih karena hewan tersebut melambangkan kesetiaan abadi. Buaya diyakini sebagai binatang yang hanya setia pada satu pasangan sepanjang hidup mereka. Sementara roti itu sendiri melambangkan kemakmuran ekonomi. Oleh karena itu, masyarakat Betawi percaya bahwa roti buaya tidak hanya akan membawa keberuntungan dan masa depan yang lebih baik bagi pengantin baru tetapi juga membawa harapan bahwa pasangan baru akan setia satu sama lain sepanjang hidup mereka.
Roti buaya dulunya terbuat dari singkong namun sekarang lebih banyak dibuat dari tepung terigu. Roti buaya biasanya dibuat berdasarkan pesanan dalam pilihan dua ukuran, yaitu setengah dan satu meter. Roti ini seringkali dihias agar atau diisi dengan coklat atau keju.
Menandai kemeriahan pernikahan adat Betawi biasanya di rumah pengantin wanita juga akan digelar musik tradisional tanjidor. Pesta pernikahan akan berlangsung hingga larut malam dengan pertunjukan film layar tancap. Acara hiburan gratis tersebut akan ditemani suguhan makanan tradisional berupa kacang, teh, serta pisang yang digantung di tiang tenda dan siapa pun bebas memetiknya.