Sumenep: Kekayaan Warisan Keraton di Pulau Madura

Memasuki kota Sumenep maka Anda akan merasakan suasana sangat berbeda dengan kota lainnya di Madura. Logat dan tutur bahasa serta cara berpakaiannya berbeda dengan masyarakat Madura pada umumnya. Logat mereka sama seperti logat bahasa Jawa (kromo inggil) yang santun. Cara berpakaian masyarakatnya pun berbeda dengan daerah lain di Madura.

Sumenep merupakan Kabupaten di Jawa Timur yang berada di ujung Timur Pulau Madura dan merupakan salah satu kawasan terpenting dalam sejarah Pulau Madura. Kota ini cukup tua, bahkan sebelum Majapahit berdiri, Sumenep sudah berdiri. Sejarah bahkan mencatat, saat itu Arya Wiraraja (Adipati Sumenep) pernah membantu Raden Wijaya yang akan mendirikan Majapahit untuk mendapat sejengkal tanah di Desa Tarik. Karena sungkan dengan Arya Wiraraja maka Raja Kediri saat itu akhirnya memenuhi permintaan tersebut. 

Sumenep dikatakan sebagai benteng budaya Madura, hal ini bisa kita lihat dari sisa-sisa kebesaran kerajinan Sumenep yang berjejak pada sejumlah bangunan-bangunan kuno dan kerajinan rakyat, salah satunya adalah Batik Tulis Sumenep. Semua peninggalan kerajaan ini dapat Anda nikmati di Museum dan Keraton Sumenep.

Untuk informasi geografis bagi Anda, letak Kabupaten Sumenep berada di ujung Pulau Madura, yaitu 113° 32’54” – 116° 16′ 48″ Bujur Timur dan 4° 55′ – 7° 24′ Lintang Selatan ibu kotanya ialah Kota Sumenep. Sumenep atau dalam bahasa Madura disebut Songènèb adalah sebuah kabupaten di provinsi Jawa Timur. Kabupaten ini memiliki luas 2.093,457573 km² dengan populasi ±1 juta jiwa. Di Utara berbatasan dengan Laut Jawa, di Selatan ada Selat Madura, di Barat dengan Kabupaten Pamekasan, dan di Timur ada  Laut Jawa dan Laut Flores. 

Bagian daratannya seluas 1.146,927065 km2 terbagi atas 18 kecamatan, yaitu Ambunten, Batang-Batang, Batu Putih, Bluto, Dasuk, Dungkek, Ganding, Gapura, Guluk-Guluk, Kalianget, Lenteng, Manding, Pasongsongan, Pragaan, Rubaru, Saronggi, Batuan, dan Sumenep Kota. Sementara itu bagian kepulauan luasnya 946,530508 km2 yang terbagi atas 9 kecamatan, yaitu  Arkasa, Gayam, Giligenteng, Masalembu, Nonggunong, Raas, Sapeken, Talango, dan Kangean. Jumlah pulau di Kabupaten Sumenep sebanyak 126 pulau. Pulau yang berpenghuni sebanyak 48 pulau, tidak berpenghuni 78 pulau, yang telah diberi nama 104 pulau, serta yang belum diberi nama ada 22 pulau.

Deretan Kepulauan Kangean di timur Pulau Madura ibarat gadis berbanjar yang menari. Selain itu masih ada lagi Pulau Sapudi, Raas, Puteran, Genteng, Gili Iyang, dan Pulau Raja. Kawasan kepulauan ini disebut juga sebagai objek wisata Island Resort. Objek wisata itu menawarkan birunya laut yang jernih, lekuk pantai dan terumbu karang yang sudah mati menjadi batuan, serta kesunyian yang menenangkan. Semua itu bisa Anda nikmati dengan biaya relatif murah. 

Madura dikenal memiliki gambaran masyarakat bertemperamen keras, memiliki budaya karapan sapi dan carok yaitu perkelahian dengan senjata clurit antarlelaki hingga tewas. Keadaan tanah tandus dan udara panas itu mengesankan Madura sebagai pulau yang tak punya pepohonan hijau dan panorama alam yang elok dipandang mata. Nah, anggapan tersebut tidak seutuhnya benar. Pulau terbesar di Provinsi Jawa Timur ini memang tandus dan panas. Namun, ini tak berarti Pulau Madura tidak memiliki potensi wisata yang mempesona. Bila tak percaya maka cobalah datang ke daerah paling timur ”Pulau Garam’‘, yaitu Kabupaten Sumenep dan dapatkan pengalaman mengesankan di sini.

Masyarakat kabupaten Sumenep sangat ramah karena adanya pengaruh budaya kalem keraton Jawa yang dianut masyarakat terutama para bangsawan dan abdi dalem Keraton Kota Sumenep. Kabupaten Sumenep pada masa kolonial dikuasai oleh keluarga keadipatian Madura, yaitu keluarga Cakraningrat.

Kegiatan 

Berwisata di Sumenep setidaknya perlu lebih dari sehari. Sebab untuk menikmati keindahannya Anda harus menyusuri laut menuju deretan kepulauan ini. Setelah lelah naik kapal menyusuri kepulauan maka Anda bisa beristirahat di sejumlah penginapan dan hotel di Kota Sumenep. Kemudian melanjutkan berwisata darat, yakni Masjid Agung, Keraton Sumenep, situs Asta Tinggi, Pantai Slopeng, Pantai Lombang, serta beberapa pulau indah sekitarnya yang sangat menawan. Pilihan jalur berwisata bergantung Anda apakah akan memulai berwisata dari darat atau memulai dari laut.

Berwisata di darat maka wajib mengunjungi Keraton Sumenep yang terletak di pusat kota  sekitar alun-alun Kabupaten Sumenep. Keraton Sumenep dikenal dengan sebutan “Potre Koneng” atau Putri Kuning yaitu merujuk kepada seorang permaisuri Keraton Sumenep, Ratu Ayu Tirto Negoro yang memiliki kulit kuning bersih yang berasal dari negeri Cina. Bahkan untuk menghormati sang permaisuri maka atap keraton diberi warna kuning cerah. Bangunan ini didirikan pada paruh kedua abad ke-18 atas prakarsa Raja Sumenep, yaitu Penembahan Sumolo atau  Tumenggung Arya Nata Kusuma. Diarsiteki seorang China bernama  Liaw Piau Ngo yang memadukan gaya arsitektur Eropa, China, dan Jawa.

Dengan mengunjungi keraton ini,  Anda dapat  melihat langsung hasil akuturasi budaya Jawa, Eropa, dan Cina yang membentuk bangunan Keraton Sumenep. Pada bangunan Keraton Sumenep, pengunjung dapat melihat nuansa keraton Jawa dengan pilar-pilar dan lekuk ornamennya yang bergaya  Eropa serta rangkaian atap yang menyerupai kelenteng Cina. Komposisi bangunan pada Keraton  Sumenep tidak berbeda dengan keraton-keraton di Jawa, misalnya sama-sama  memiliki pendopo yang cukup luas untuk menerima tamu, ruang peristirahatan  raja, serta lokasi pemandian untuk permaisuri dan putri-putri raja.

Sebelum memasuki keraton, Anda akan disambut gapura dengan nama “Labang Mesem”. Dalam bahasa Indonesia  “labang” berarti pintu, dan “mesem” adalah senyum. Gapura ini melambangkan keramahan keraton terhadap para tamu yang berkunjung. Di sisi kanan keraton,  terdapat “Kantor Koneng”, yaitu ruang kerja raja Sumenep yang sekarang difungsikan sebagai museum. Ruangan ini berisi koleksi peralatan rumah tangga  keraton. Di luar keraton, Anda juga dapat mengunjungi Masjid Jamik Sumenep yang di bangun satu masa dengan keraton ini juga. Masjid ini termasuk salah satu masjid tertua di Indonesia yang dibangun tahun 1779 M sampai 1787 M oleh Panembahan Sumolo dari Kraton Sumenep.

Kalianget dapat menjadi wisata kota tua. Keunikan itu terlihat dari bangunan tua yang masih utuh dan arsitekturnya belum ada perubahan seperti zaman Belanda tempo dulu. Dari deretan bangunan tua tersebut juga terdapat Taman Merdeka dan mercusuar kecil peninggalan Belanda yang saat ini dijadikan lapangan upacara. Bahkan, pelabuhan Kalianget yang menghubungkan Sumenep dengan jangkar serta pulau-pulau kecil juga bagian dari keindahan alam di sekitar Kalianget.

Menjelajah kepulauan di sekitar Kalianget tidaklah sulit. Karena puluhan kapal angkutan penumpang bisa mengantarkan Anda ke sana setiap saat. Kapal dan perahu tersebut bisa Anda temukan di Pelabuhan Kalianget, sekitar 12 km arah timur Kota Sumenep. Kapal feri dari Kalianget menuju Pulau Sapudi dan Kangean dalam sehari ada sekitar 4 kapal yang beroperasi pulang pergi. Sekali naik tarifnya Rp5.000,00 per orang. Namun, jika Anda akan mendatangi beberapa kepulauan di sana maka mereka bisa menyewa kapal sendiri. Tentunya tarif menyewa kapal tersebut cukup besar, sekitar Rp1.00.000,00 sekali layar. Kebanyakan pengunjung lebih memilih naik kapal feri. Selain murah biayanya juga dapat bercengkrama dengan warga kepulauan dan menjadi pengalaman dalam perkenalan baru. 

Dari Pelabuhan Kalianget, pulau-pulau yang menjadi tujuan berwisata hanya cukup ditempuh 4 jam pergi-pulang. Anda hanya sekadar menginjakkan kaki di pulau-pulau tersebut tetapi dapat melihat aktivitas warga kepulauan, panorama alam, dan mencari buah tangan. Yang unik dan menarik, buah tangan dari Pulau Kangean adalah ukiran kayu jati dan ayam bekisar. 

Tujuannya wisata bahari setelah dari Kalianget adalah Anda menyebrang ke Pulau Talango, sebuah pulau kecil di sebelah tenggara kota Sumenep. Jika berkunjung ke Pulau Talango maka Anda harus menyempatkan diri ziarah ke makam Sayyid Yusuf yang terletak di Kecamatan Talango suatu kepulauan ± 11 km ke arah timur dari kota Sumenep dan menyeberang dari Kecamatan Kalianget  sekitar 10 menit. Menurut cerita rakyat, Sayyid Yusuf adalah seorang ulama yang berasal dari Arab yang ketika itu secara gaib jenazahnya terapung diliputi sinar melintas di depan perahu Sultan Abdurrahman yang akan melakukan perjalanan ke pulau Bali. Kemudian dihadapannya jatuh daun sukun yang bertuliskan dengan jelas nama jenazah tersebut yaitu “Sayyid Yusuf dari Mekkah”. Sultan Abdurrahman kemudian menguburkan janazah tersebut. Asta ini banyak dikunjungi peziarah dari Jawa Timur dan Jawa Barat, kerena konon doa mereka ditempat ini banyak dikabulkan. Di sebelah utara Asta Sayyid Yusuf terdapat pohon nangger yang sangat besar seperti memayungi kuburan tersebut. Pohon nangger ini berasal dari tongkat Sultan Abdurrahman yang ditancapkan setelah menguburkan jenazah Sayyid Yusuf.

Khusus untuk objek wisata pantai di Madura yang sering didatangi pengunjung adalah Pantai Lombang dan Pantai Slopeng.  Pantai Lombang terletak di Desa Lombang, Kecamatan Batang-batang, sekitar 30 kilometer arah selatan Kota Sumenep. Di sepanjang perjalanan dari Sumenep menuju Lombang, Anda akan disapa oleh gugusan gunung kapur dan tanah merah yang tandus. Memiliki hamparan pasir putih sepanjang 12 kilometer. Pada pinggiran hamparan pasir berhiaskan tumbuhan pohon cemara udang  sebagai tanaman yang hanya ada di Indonesia dan Cina, sehingga membuat teduh dan nyaman pantai itu. Semua objek wisata di Sumenep ini terbilang masih alami dan belum mendapat sentuhan optimal sebagai tempat wisata.

Pantai Slopeng adalah pantai dengan hamparan gunung pasir putih yang mengelilingi sisi pantai sepanjang hampir 6 km. Bila anda suka memancing ikan di laut maka kawasan pantai ini sangat cocok untuk memancing karena areal lautnya kaya akan beragam jenis ikan.

Pulau Gililabak terletak di sebelah tenggara Pelabuhan Kalianget, di antara Pulau Giligenting dan Pulau Puteran. Perjalanan menuju pulau ini bisa ditempuh sekitar satu jam, dengan memakai perahu motor melewati sela-sela bagan penangkapan ikan. Taman laut ini juga sering dijadikan tempat olahraga bahari seperti snorkling dan scuba diving

Taman Laut Pulau Mamburit adalah taman laut yang beragam dan masih asli. Di tempat ini, Anda yang berhobi menyelam bisa sepuasnya menikmati keindahan dasar laut. Dengan dukungan angin yang cukup kuat dari Laut Jawa membuat pantai ini dipergunakan wind surfing nasional maupun internasional.

Berbelanja 

Di Sumenep Anda tidak akan menemukan taxi ataupun angkutan umum sebab angkutan umum yang tersedia hanya berupa mobil bak terbuka yang biasanya digunakan untuk mengangkut sapi, sembako dan komoditas lainnya. Oleh karena itu berkeliling sambil berjalan kaki di pagi dan sore hari dapat menjadi pilihan yang tepat sambil melebur bersama penduduknya yang ramah.

Batik tulis Sumenep dapat menjadi oleh-oleh yang menarik. Keberadaan Batik Tulis Sumenep sudah ada sejak lama sama halnya dengan beberapa tempat yang menjadi pusat kerajinan batik tradisional seperti di pulau Jawa, Cirebon, Garut, Solo dan Yogyakarta, Pekalongan, Pacitan juga Palembang dan Jambi. Batik Tulis Sumenep ini mempunyai ciri khas yaitu motif Ayam dan warna merah yang menjadi ciri khas batik Madura pada umumnya. Sedangkan untuk bahan pewarnanya terdiri dari 2 macam yaitu pewarna sintesis dan bahan pewarna alami seperti dari mohani akasia daun jati dan lain-lain. Adapun harga sangat bervariasi dari puluhan ribu rupiah hingga jutaan tergantung pada pengerjaannya dan kain yang digunakan. Sentra Batik Tulis yang cukup terkenal di Sumenep berada di Desa Pekandangan Barat yaitu 18 km dari pusat kota.

Selain itu Anda juga dapat mengujungi tempat penjual cemilan khas Sumenep, yaitu Rumah Makan Kartini di Jalan Diponegoro yang menjual beragam oleh-oleh yang rasanya berkualitas dan terjangkau. Jika Anda ingin lebih berpetualang kuliner maka dapat mengeksploitasi langsung ke Pasar Anom Sumenep, di sana banyak sekali makanan dan barang-barang yang dapat dijadikan buah tangan khas Sumenep.

Jangan lupakan berbelanja oleh-oleh makanan saat Anda berkeliling di Sumenep. Beragam makanan dan souvenir cantik dapat menjadi pilihan yang akan membahagiakan orang yang menanti cerita wisata Anda dari Madura. Berikut ini Kami pilihkan beberapa pilihan tempat untuk Anda berbelanja di Sumenep.

Toko Camelan Madura II

Jl. Agus Salim – Kepanjin – Sumenep

Toko Kue Ravin

Jl. Adipoday – Kolor – Sumenep

R.M 17 Agustus

Jl. Jenderal Sudirman 34 Pajagalan – Sumenep

Telp. : 0328-662255

Toko Camelan Madura I

Jl. Diponegoro – Karangduak – Sumenep

Di Pulau Kangean bila Anda pecinta ayam maka dapat membeli ayam bekisar. Jenis ayam ini adalah hasil penyilangan antara ayam hutan (jantan) dan ayam kampung (betina). Jenis hasil penyilangan memiliki keturunan yang menarik. Tubuhnya lebih besar dari ukuran ayam kampung dan warna kulit hitam kebiru-biruan, malah kadang kemerah-merahan. Di bulu pada lehernya terdapat lurik warna hijau berpadu kekuning-kuningan dan sangat eksotik. Keelokan fauna inilah yang kemudian mendorongnya ditetapkan sebagai maskot Pemerintah Provinsi Jatim. Harga seekor ayam bekisar di Kangean mulai dari Rp25.000,00 Namun bila ayam itu sudah berada di Surabaya, harganya bisa mencapai Rp 100.000,00. 

Akomodasi 

Ada banyak penginapan yang dapat Anda pilih setibanya di Sumenep dimana pilihan itu saling berdekatan dan tidak terlalu jauh lokasinya. Sedapat mungkin Anda dapat berkeliling dulu untuk memilih salah satunya. Di dekat terminal, ada Safari Jaya dengan tarif mulai Rp50.000,00 dengan fasilitas sederhana. Hotel yang cukup bagus yaitu Utami Sumekar yang ada di tengah kota, dan Family Nur yang letaknya mungkin 200 meter dari RSUD Saiful Anwar. Pilihan jenis home stay harganya yang tidak terlalu mahal, mulai dari Rp90.000,/malam maka Anda sudah mendapatkan kelas VVIP. Di sekitarnya ada resto yang cukup memudahkan Anda untuk sarapan pagi. Tepat di depan hotel juga ada masjid yang cukup besar dan nyaman.

Family Nur Home Stay

Jln. Sultan Abdur Rahman No. 01 Sumenep

Telp. : 0328-668979

Hotel C.1

Jl. Sultan Abdurrahman Sumenep

Telp. : (0328) 674368

Hotel Garuda

Jln. Trunojoyo No. 280 Sumenep

Telp. : (0328) 665543

Hotel Safari

Jln. Trunojoyo No. 90 Sumenep

Telp. : (0328) 662989

Hotel Utami Sumekar

Jln. Trunojoyo No. 53 Sumenep

Telp. : (0328) 672221

Hotel Wijaya I

Jln. Trunojoyo No. 47 Sumenep

Telp. : (0328) 662433

Hotel Wijaya II

Jln. KH. Wachid Hasyim No. 3 Sumenep

Telp. : (0328) 662532

Losmen Baitul Kamul

Jln. Gersik Putih – Kalianget

Telp. : 0328-663099

Wisma Sumekar

Jln. Trunojoyo No. 53 Sumenep

Telp. : 0328-662502

Kuliner 

Wisata kuliner di Sumenep cukup beragam tetapi belum banyak dikenal. Orang umumnya mengetahui makanan khas Madura itu hanya sate dan soto. Semisal saja nasi jagung dengan kuah maronggi dan lodeh, sebenarnya merupakan makanan khas Madura tetapi belum terlalu populer. 

Ada tiga sentra makanan kaki lima di pusat kota Sumenep, yaitu di sebelah barat Hotel Wijaya, depan perpustakaan, dan di Taman Bunga. Makanan di dominasi oleh nasi goreng, ikan laut, serta ayam atau burung dara. Namun yang perlu dicatat, mungkin Anda perlu bertanya tentang besar ikan laut yang akan Anda beli karena ternyata besarnya mungkin cukup untuk makan bertiga.

Ada juga pusat camilan Sumenep di Depan Toko El Malik Sumenep yang menjual keripik tekai, keripik singkong, krupuk ikan prenduan, lorjuk, tripang, krupuk paru, petis ikan madura. Di sana banyak dijual beragam kripik dan krupuk, mulai dari kripik tekai (sejenis umbi rumput teki yang rasanya lebih enak dibandingkan melinjo), kripik singkong rasa gadung, krupuk ikan prenduan, kepeng (sejenis opak dari singkong), tripang, lorjuk, kerupuk paru, petis ikan Madura, dan sebagainya.

Selagi di Sumenep maka sempatkanlah untuk mencicipi beragam makanan khas Madura. Berikut ini beberapa referensi tempat makan untuk Anda mencicipi makanan khas Madura.

DEPOT AYAM BUMBU

Jln. Trunojoyo Sumenep

Telp. : 0328-662934

DEPOT BIRU

Jln. KH. Wahid Hasyim – Sumenep

Telp. : 0328-661528

DEPOT MAWAR

Jln. KH. Mansyur no. 55 Pangarangan – Sumenep

Telp. : 0328-662178

DEPOT SEHAT

Jln. Trunojoyo – Kolor – Sumenep

Telp. : 0328-667555

DEPOT WIWIK

Jln. Kartini – Kepanjen – Sumenep

Telp. : 

MASAKAN PADANG

Jln. Trunojoyo Sumenep

Telp. : 0328-661797

R.M PECEL MADIUN

Jln. Jenderal Sudirman – Kepanjin – Sumenep

R.M. 17 AGUSTUS

Jln. Jendral Sudirman no. 34 Pajagalan – Sumenep

Telp. : 0328-662255

R.M. ANUGERAH

Jln. Jendral Sudirman no. 32 Pajagalan – Sumenep

Telp. : 0328-662950, 662792

R.M. HARAPAN

Jln. Cempaka no. 03 Pajagalan – Sumenep

Telp. : 0328-662678

R.M. KARTINI

Jln. Diponegoro no. 83 Bangselok – Sumenep

Telp. : 0328-662431

R.M. PADANG BIMBA JAYA

Jln. Trunojoyo no. 20B – Sumenep

R.M. PECEL BLITAR

Jln. Haperkus – Kepanjin – Sumenep

R.M. PRIMARASA

Jln. Jaksa Agung Suprapto no. 16 Sumenep

Telp. : 0328-662715

R.M. SAFARI JAYA

Jln. Trunojoyo Sumenep

Telp. : 0328-662989

R.M. SRIKANDI

Jln. Trunojoyo Sumenep

R.M. WIJAYA I

Jln. Trunojoyo no. 45 Sumenep

Telp. : 0328-662433

R.M. WIJAYA II

Jln. KH. Wahid Hasyim no. 3 – Sumenep

Telp. : 0328-662532

WAROENG MALANG

Jln. Mustika no. 248 Bangselok – Sumenep

Telp. : 81331637503

Transportasi 

Untuk menuju kota Sumenep Anda   dapat menggunakan jalur darat melalui jembatan Suramadu dari Surabaya langsung menuju Madura. Perjalanan dari Pelabuhan Kamal ke kota Sumenep dapat  ditempuh dengan bus maupun minibus dengan lama perjalanan sekitar 3 jam. 

Sarana Perhubungan Darat yang ada di Kabupaten Sumenep terbilang baik dengan jembatan dengan panjang keseluruhan 1.538 m dan berjumlah 227 buah. Kondisi aspal sepanjang 1.600,43 km, kerikil berbatu sepanjang 59,1 km dan tanah sepanjang 49,4 km.

Melalui jalur laut ada pelabuhan yang bisa disandari kapal sebanyak 11 buah yang berlokasi di Kec. kalianget, Kec. Masalembu, Kec. Sapeken, Kec. Gayam, Kec. Nonggunong, Kec. Arjasa, dan Kec. Raas. Perjalanan laut Surabaya-Sumenep harus menyeberangi pantai utara Jawa melewati Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya  menuju Pelabuhan Kamal, Kabupaten Bangkalan, Madura dengan memanfaatkan jasa  kapal feri. Lama perjalanan kurang lebih setengah jam. Pelabuhan ini terletak di ujung barat pulau Madura,  sedangkan letak Keraton Sumenep berada di ujung timur pulau yang berjarak sekitar 90 km dari Pelabuhan Kamal.

Untuk jalur udara ada lapangan udara perintis sebanyak 1 unit yang berlokasi di Kecamatan Sumenep. Bandara Khusus sebanyak 2 unit yang berlokasi di Kecamatan Sapeken yang awalnya pernah digunakan oleh Pertamina.

Tips

Anda  yang berkunjung ke Keraton Sumenep dapat memperoleh keterangan tambahan mengenai sejarah dan perkembangan keraton dari  pengelola keraton yang dapat bertindak sebagai pemandu untuk Anda berkeliling. Jika memerlukan menginap maka  di sekitar museum terdapat beragam penginapan berupa hotel.

Jasa travel perjalanan yang dapat Anda jadikan referensi adalah berikut ini.

  • Pit Travel: Jln. Letnan Ramli no. 16 – Sumenep & jln. Kedungdoro 174 – Surabaya, 0328-662693
  • Karina Express dan Travel: JLm. Trunojoyo 244 Kolor – Sumenep & Terminal Arya Wiraraja – Sumenep,  031-3710980, 3722912, 531
  • Tomo Travel: Desa Pajagaln – Sumenep, 0328-661410, 031-5677531
  • Bakir Travel: Desa Marengan-Sumenep, 0328-667143
  • Syamsul Travel: Jln. Trunojoyo – Kolor – Sumenep, 0328-664865, 08123269027
  • Fadli Travel: Jln. Manikam – Bangselok – Sumenep, 0328-661845, 031-5479643
  • Fajar Travel: Perum Batu Kencana – Sumenep, 0328-664329
  • Fathor Travel: Desa Marengan-Sumenep, 0328-665974
  • Opini Travel: Desa Pamolokan – sumenep, 0328-661303

Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olah Raga Kab Sumenep

Jl. Dr. Soetomo No. 5 Sumenep ( 0328 ) 667148 Fax. 672617