Desa Sade: Cerminan Budaya Asli Suku Sasak di Pulau Lombok

Pulau Lombok tidak hanya menawarkan keindahan alam berupa pantai, gunung, dan perbukitannya saja namun ada daya tarik pada kekayaan budaya tradisionalnya yang masih terjaga hingga saat ini. Salah satu tujuan wisata budaya yang dapat disambangi di Lombok adalah Desa Tradisional Sasak  Sade di Desa Rambitan, Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah.

Lokasi desa wisata yang masih terjaga keasilannya ini cukup mudah dicapai karena berada tepat di samping Jalan raya Praya – Kuta. Apabila Anda berkunjung ke Pantai Kuta Lombok dan Tanjung Aan maka akan melewati wilayah desa ini.

Desa Sade adalah perkampungan yang dihuni suku asli suku Sasak. Ada 260 kepala keluarga atau sekitar 715 jiwa penduduk mendiami desa ini. Semua penduduknya masih merupakan satu keturunan karena mereka melakukan perkawinan antarsaudara jauh.

Pekerjaan utama penduduk Desa Sade adalah bertani. Sawah yang mereka tanami hanya mengandalkan sistem tadah hujan, tidak ada sistem irigasi sehingga panen hanya dapat dilakukan satu kali dalam setahun. Kemudian hasil panen selama setahun tersebut disimpan di dalam lumbung padi yang didirikan di atas empat tumpukan kayu dengan atap berbentuk topi terbuat dari alang-alang atau rumput gajah. Menurut kepercayaan masyarakat Sasak, yang boleh mengambil padi adalah wanita yang telah berkeluarga. Dipercaya jika hal ini dilanggar, maka wanita yang melanggar tidak akan mendapat keturunan.

Selain bertani, wanita di desa ini mempunyai pekerjaan sampingan menenun. Mereka menenun dengan alat tenun tradisional dan hasilnya dijual di art shop koperasi. Bagi masyarakat Suku Sasak, keterampilan menenun merupakan bagian tradisi dan ada aturan adat bahwa seorang perempuan Sasak tidak boleh menikah jika belum bisa menenun. Umumnya wanita Suku Sasak mulai belajar menenun pada usia 7 hingga 10 tahun. Salah satu produk kain tenun yang menjadi ciri khas Suku Sasak adalah kain songket yang terbuat dari benang emas atau perak yang ditenun bersama benang katun atau sutra.

Ada budaya perkawinan yang unik di desa ini, yaitu kawin culik. Dalam tradisi tersebut, seorang lelaki tidak melamar calon gadis namun mengambil sang gadis secara sembunyi-sembunyi untuk disembunyikan di rumah orang yang tak diketahui oleh orangtuanya.

Setelah itu, sang lelaki mengutarakan keinginan menikah kepada orangtua sang gadis. Proses terakhir, disebut nyongkolan, berupa iringan pengantin pria dan perempuan kembali ke rumah orangtua mempelai perempuan. Pasangan baru itu akan menempati rumah sementara atau bale kodong yang berukuran kecil. Bali kodong ini adalah rumah sementara sebelum bisa membuat rumah lebih besar. Mereka akan menggunakan tempat tersebut untuk bulan madu.

Kegiatan:

Di Desa Sade Anda dapat melihat langsung kegiatan menenun yang dilakukan oleh para wanita Suku Sasak. Selain itu, Anda dapat berkeliling dengan berjalan kaki melihat keadaan sekitar desa, melihat kegiatan sehari-hari Suku Sasak, dan berinteraksi langsung dengan Suku Sasak. Mulai dari bekerja di sawah hingga kalau beruntung dapat melihat salah satu keunikan tradisi yang dilakukan oleh Suku Sasak yaitu mengepel lantai dengan kotoran kerbau yang dipercaya dapat membersihkan lantai dari debu, memperkuat lantai, serta menghangatkan rumah di malam hari. Pengepelan lantai tersebut dilakukan seminggu dua kali.

Di Desa Sade ini Suku Sasak masih memegang teguh budaya tradisional mereka. Salah satunya adalah budaya gotong royong. Apabila ada rumah salah seorang warga yang rusak maka para tetangga secara sukarela ikut membantu memperbaiki rumah tersebut misalnya dengan menganyam alang-alang hinga menaikkan atap dan mengganti dinding rumah. Kegiatan tersebut akan menarik untuk disaksikan.

Suku Sasak di Desa Sade hingga kini masih menjaga keaslian budaya asli mereka. Salah satu budaya tersebut yang terlihat sangat mencolok adalah bentuk dari arsitektur rumah mereka. Ada beberapa jenis rumah tradisional di Desa Sade yaitu bale tani, bale bonter, bale kodong dan lumbung. Bale tani digunakan untuk tempat tinggal, bale bonter yaitu rumah yang dimiliki oleh pejabat desa, bale kodong untuk  warga yang baru menikah atau orangtua untuk menghabiskan masa tua, sedangkan lumbung digunakan sebagai tempat menyimpan hasil panen seperti padi dan menyimpan segala kebutuhan.

Masing-masing rumah tradisional tersebut memiliki ciri dinding terbuat dari anyaman bambu dengan atap dari ilalang kering. Keistimewaan atap alang-alang tersebut akan menyejukkan ruangan saat cuaca terik dan sebaliknya memberikan kehangatan di malam hari saat dingin. Lantainya terbuat dari campuran tanah, getah pohon dan abu jerami yang kemudian diolesi dengan kotoran kerbau. Penggunaan kotoran kerbau ini berfungsi untuk membersihkan lantai dari debu, memperkuat lantai, serta menghangatkan rumah di malam hari. Masyarakat Sasak percaya bahwa kotoran kerbau tersebut dapat mengusir serangga sekaligus menangkal serangan magis yang ditujukan pada penghuni rumah.

Ada dua bagian dalam tiap rumah yaitu bale dalam dan bale luar. Ruangan bale dalam biasanya diperuntukkan untuk anggota keluarga wanita, yang sekaligus merangkap sebagai dapur. Sedangkan ruangan bale luar diperuntukkan untuk anggota keluarga lainnya, dan juga berfungsi sebagai ruang tamu.

Berbelanja:

Di berbagai sudut Desa Sade terdapat kios yang menjual kain tenun, Anda dapat membelinya secara langsung. Kios – kios tersebut merupakan koperasi yang dikelola beberapa orang. Harga yang ditawarkan bervariasi mulai dari Rp 50.000 hingga ratusan ribu tergantung dari tingkat kerumitan dan warna. Selain kain tenun disana juga menjual berbagai aksesoris seperi kalung, gelang, anting, dan cincin.

Transportasi :

Lokasi wisata Desa Sade berada di Desa Rembitan, Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah. Dari Kota Mataram dapat ditempuh sekira 1-2 jam. Jika ingin menaiki angkutan umum dapat memilih jurusan Mataram – Kuta. Sedangkan apabila dari Bandara Internasional Lombok hanya sekitar 20 – 30 menit.

Akomodasi :

Ada banyak pilihan akomodasi di Lombok, mulai

Arianz Hotel 

Jl. Catur Warga No 33 Mataram

Telepon: (0370) 647977

Grand Royal

Jl. By Pass BIL, Desa Batu Jai, Kecamatan Praya Barat, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Bar.

Telepon: (0370) 6897509

Griya Asri Hotel

Jl. Pendidikan No. 58, Kec. Mataram, Nusa Tenggara Bar. 83125

Telepon: (0370) 638474

Tips :

Pada saat masuk ke dalam area Desa Sade Anda harus mengisi buku tamu dan siapkan sedikit uang untuk mengisi sumbangan sukarela.