FestinFest: 10DEST.I.Nation

Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Wisata Nusantara, Esthy Reko Astuti, mengatakan bahwa festival ini dikemas untuk menyemarakkan FestinFest 2017 dengan rangkaian pertunjukan dan pameran seni instalasi.
“Tema yang diambil adalah 10DEST.I.Nation, yaitu perjalanan imajiner menyusuri sukma sebuah bangsa melalui sepuluh situs terpentingnya. Saksikan ya, tidak akan menyesal nanti,” kata Esthy Reko Astuti.

Menurut Esthy, paparan karya digelar melalui barang temuan (found object), folklore, narasi mitos, sejarah dan respon artistik terhadap sepuluh destinasi utama. Karya ini tidak saja membangun narasi baru; tetapi juga realitas bayangannya sendiri dan terciptanya branding baru.
”Sementara pertunjukan di koreografi dalam alur perjalanan penceritaan berdasarkan visual, gerak, folklore dan kolaborasi antar seniman. Koreografi utama dilakukan oleh Jecko Siompo dengan kolaborasi dengan Animale Pop, Nungki, Besur, Suryadi,” tambahnya.
Untuk pertunjukannya, akan ada Jecko Siompo, penari kontemporer yang menciptakan Animale Papuan Dance, yang akan berkolaborasi dengan penari Nungki Nurcahyani Yogja, Heri Lentho Surabaya, Bambang Besur Solo dan Surya Mulawarman Lombok. Diiringi musik etnik Kemlaka, mereka menyusuri ingatan dan sukma sebuah bangsa melalui sepuluh situs yang mempesona. Selain itu, juga akan hadir fashion desainer Dian Oerip yang akan mengantarkan kita pada perjalanan warna yang muncul dari memori kolektif suku-suku nusantara dan Jayavarman.
10DEST.I.NATION adalah bagian dari narasi kota yang menjadi 10 destinasi prioritas Kemenpar yang nantinya akan menyajikan Caldera of Kings (Danau Toba); Wave Under the Stone, Sun and Serendipity (Tanjung Kelayang Belitung); Country Below the Wind (Tanjung Lesung Banten); Queen of The East (Kota tua dan Kepulauan Seribu); Pearl of Buana Samudra (Borobudur Jawa Tengah). Wonder in Wonderland (Bromo Tengger Semeru). Zoo Quest of The Dragon (Labuan Bajo, NTT). In Search of Desire Prince (Mandalika, NTB). Morotai mon Amor! (Morotai Maluku Utara).Wanderlust Triangle of The Sea (Wakatobi, Sulawesi Tenggara).
”Selain itu, juga dipamerkan 34 karya arkais berupa totem yang mewakili tiga puluh empat propinsi di Indonesia : Gift of The Unknown Things. Ini mewakili keragaman suku di Indonesia dan akan diabadikan oleh fotografer Himawan, yang secara dramatis menampilkan dunia sehari-hari, lansekap alam dan upacara yang hidup,” kata Wawan.
Lebih lanjut Wawan memaparkan, latar belakang acara tersebut adalah Indonesia negara festival. Berbagai ragam festival diselenggarakan, memenuhi kalender waktu setiap tahunnya diseluruh pelosok tanah air. Sehingga festival telah menjadi ciri dan atraksi utama tiap daerah, untuk menarik tamu dan sekaligus menghibur warga.
Secara umum, ada tiga jenis festival yang diselenggarakan di Indonesia. Pertama, Upacara budaya yang dilakukan oleh komunitas suku dan masyarakat sebagai perayaan daur hidup, reguler peringatan keagamaan ataupun kegiatan adat. Upacara ini berlangsung reguler tahunan dan dilakukan turun temurun.
Kedua, festival yang diselenggarakan oleh negara untuk rakyat, sebagai bentuk penguat jatidiri dan identitas bangsa. Pemerintah pusat dan masing masing pemda I dan II, memperingati hari kelahirannya dengan berbagai kegiatan. Begitu pula dengan hari libur nasional dan keagaman.

Ketiga, imbuh Wawan, festival seni atau kegiatan olahraga dan kuliner, yang dibuat secara khusus untuk tujuan wisata dan ekonomi kreatif. Festival pariwisata kini marak diselenggarakan di berbagai tempat dan destinasi utama. Diselenggarakan oleh pemda, kalangan profesional maupun masyarakat umum.
”Mengingat beragam dan masifnya penyelenggaraan festival diseluruh Indonesia, Kementerian Pariwisata, akan menyelenggarakan kegiatan yang dapat memayungi seluruh potensi dan kesemarakkan yang ada, oleh sebab itu kami menggelar acara ini,” sebut pria yang juga Dalang Wayang Ajen tersebut.

Wawan juga menjelaskan bahwa Festinfest ini juga bertujuan untuk menghimpun berbagai potensi, pengalaman dan kerjasama festival di seluruh Indonesia agar dapat terselenggara secara efektif, semarak dan berdaya guna.
”Nah, acara ini juga menjadi festival bagi festival-festival di Indonesia, sekaligus sebagai peluncuran (kickoff) semaraknya festival sepanjang 2017, serta acara akbar untuk semua festival dan pihak terkait dari seluruh festival di Indonesia,” terangnya.