Festival Danau Sentani 2017: Cipta Harmoni Budaya

Inilah festival terbaik yang dihadirkan warga dan Pemerintah Kabupaten Jayapura. Festival Danau Sentani akan kembali digelar pada 19 – 23 Juni 2017 berpusat di Pantai Kalkhote, Kampung Ohei, Sentani Timur, Kabupaten Jayapura, Provinsi Papua. Festival ini akan menampilkan kekayaan budaya suku-suku yang hidup di sekeliling Danau Sentani. Penampilan tersebut berupa atraksi budaya di darat maupun di atas kapal, kesenian dan kerajinan, seperti seni ukir kulit kayu dari Kampung Assei, dan lomba menganyam rambut dan lomba suling tambur serta lomba tari pergaulan Yisom Pancar.

Festival yang memasuki tahun ke-10 ini mengambil tema “Cipta Harmoni Budaya” dengan ikonnya adalah Rumah Suku Sentani yang menyimbolkan upaya menciptakan keharmonisan budaya  dalam NKRI. Festivalnya sendiri akan menghadirkan beragam acara menarik untuk warga maupun wisatawan yang hadir berupa atraksi budaya dan kuliner dari 19 distrik di Papua. Pawai budaya Nusantara akan hadirkan karnaval budaya, pertunjukan budaya, pameran serta beragam lomba. Puncak acara akan menghadirkan pertunjukan “Harmoni Budaya di Pagar Nusantara” dengan penampilan dari berbagai sanggar seni di Jayapura.

Festival ini telah menjadi sebuah tradisi di Papua sejak 2007 untuk mempromosikan pariwisata berbasis kekayaan alam dan budaya masyarakat setempat. Festival Danau Sentani menjadi momentum khusus untuk menampilkan sejumlah budaya asli Sentani yang selama ini nyaris  hilang. Akan ada pula slide promosi daya tarik wisata di Papua setiap harinya.

Danau Sentani yang akan dijadikan sebagai tempat berlangsungnya festival ini disulap dan didekorasi sedemikian rupa menjadi indah dan ramah terhadap para wisatawan. Di danau inilah kemudian berbagai pagelaran atau pertunjukan adat dan budaya akan berlangsung. Khusus untuk pertunjukan tari-tarian, dibangun ‘panggung’ khusus berupa perahu yang diberi nama Isosolo. Semua pertunjukan berbasis tari berlangsung di atas perahu Isosolo.

Untuk memeriahkan acara digelar beragam lomba digelar, diantaranya adalah: lomba dayung perahu untuk laki-laki, lomba dayung perahu untuk perempuan, lomba suling tambur, serta lomba folk song dengan lagu khusus dari tanah Tabi. Tahun ini festival juga akan mengagendakan tour wisata ke Pulau Asei dan Pulau Ajun yang menampilkan ritual budaya setempat.

Danau Sentani merupakan salah satu danau terbesar di Papua yang lokasinya tidak jauh dari Jayapura, ibu kota Papua. Rumah panggung dengan kolam dan jaring penangkap ikan adalah pemandangan umum di danau ini. Danau Sentani juga merupakan rumah bagi setidaknya 33 jenis ikan yang hampir separuhnya adalah asli danau tersebut. Wisatawan biasanya akan memberanikan diri berenang di danau atau berbaur dengan masyarakat lokal yang ramah sambil melihat proses pembuatan sagu, makan papeda, atau mencicipi buah matoa yang biasa dijajakan di pinggir jalan atau di pasar tradisional.

Uniknya, ada kepercayaan masyarakat setempat bahwa di Papua terdapat sebuah peninggalan berupa tulang tertua yang terletak di Pulau Asei. Dengan ditemukannya tulang tertua ini kemudian menjadikan Pulai Asei dipercayai sebagai pusat pertemuan antara nenek moyang suku-suku asli Sentani dengan para imigran dari Kepulauan Melanesia.

Untuk menuju Danau Sentani arahkan penerbangan tentunya ke Jayapura dari berbagai kota di Nusantara. Berikutnya, manfaatkan moda transportasi berupa bus kecil dari Jayapura dengan lama sekira 30 menit ke arah barat. Karena berada di Kabupaten Jayapura maka akseSentani Festival (Photo via @saifanah)s ke danau ini terbilang mudah karena berada dekat dengan Bandara Sentani, pintu masuk jalur udara kawasan Jayapura.

Festival Danau Sentani bersama dengan Festival Lembah Baliem dan Festival Asmat selama ini dianggap telah berhasil mendongkrak jumlah kunjungan wistawan mancanegara dan Nusantara ke Provinsi Papua. Ketiga festival tersebut dinilai impresif menampilkan keunikan masyarakat adat selain keindahan alam Papua.

DSC_0004

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jayapura, Chris Kores Tokoro mengatakan, aksesibilitas ke Danau Sentani relatif mudah karena didukung dengan fasilitas Bandara Internasional Sentani yang dapat didarati pesawat berbadan lebar, “Untuk amenitas, Sentani memiliki akomodasi 27 hotel bintang dengan 1.851 kamar dan 151 hotel non-bintang sebanyak 3.371 kamar semua siap menerima kunjungan wisatawan,” kata Chris Kores Tokoro.

Chris Kores Tokoro mengatakan, penyelenggaraan FDS 2017 kali ini mengusung tema ‘Satu Dalam Keanekaragaman Meraih Kejayaan (One in Diversity Achieve Greatness)’. Tema ini dimaksudkan untuk menghilangkan perbedaan antar suku dan menjadikan masyarakat yang sejahtera. Pesan dari tema tersebut mengandung arti, hakekat masyarakat yang berbudaya adalah hakekat yang semakin mensejahterakan hidup itu sendiri. Mengembangkan dan melestarikan budaya berarti pula mengembangkan kesejahteraan.

Deputi Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara yang diwakili oleh Asdep Pengembangan Segmen Pasar Personal Kementerian Pariwisata (Kemenpar) Raseno Arya mengatakan penyelenggaraan festival budaya FDS ini mempunyai peran penting sebagai upaya melestarikan dan mengembangkan nilai – seni budaya dan kreatifitas masyarakat yang ada di sekitar Danau Sentani melalui kegiatan pariwisata. “Pariwisata memberikan dampak langsung terhadap kesejahteraan masyarakat. Kegiatan FDS 2017 diharapkan meningkatkan kunjungan wisatawan,” kata Raseno Arya.

Raseno mengatakan, kegiatan FDS 2017 untuk memperkuat daya saing pariwisata melalui unsur 3A (Atraksi, Aksesibilitas, dan Amenitas) utamanya pada unsur event yang dapat meningkatkan kunjungan wisatawan ke destinasi Danau Sentani yang tahun 2015 lalu dikunjungi sebanyak 45.000 wisatawan.