Festival Tenun Ikat Sumba 2017: Kriya Cantik Dari Sumba untuk Dunia

http://Tenun Sumba_Him_OF2A3515

 

Ini kesempatan Anda menikmati dan mengapresiasi salah satu karya kriya terbaik Nusantara lewat perhelatan Festival Tenun Ikat yang berlangsung pada 12-17 Juli 2017 di Lapangan Galatama, Tambolaka, Sumba Barat Daya. Acara ini merupakan bagian dari rangkaian acara Wonderful Sumba Island Festival 2017. Festival kriya ini diikuti sekira 2.017 penenun dari empat kabupaten se-Pulau Sumba, yakni: Kabupaten Sumba Barat Daya, Sumba Barat, Sumba Tengah, dan Sumba Timur.

Festival Tenun Ikat Sumba tidak sekadar memamerkan kekayaan motif dan kain tenun khas NTT khususnya Sumba. Akan tetapi, akan ada juga pameran, fashion, serta workshop (14 Juli 2017) dengan tujuan meningkatkan kualitas serta melestarikan tenun ikat Sumba.

Festival unik sekaligus menarik ini bahkan akan memeragakan aktivitas menenun mulai dari pencampuran warna hingga proses menjadi kain atau selendang. Para penenun tersebut akan memeragakan cara menenun dari memintal, mengikat benang, memberi warna hingga menentun menjadi kain tenun yang siap pakai.

http://Tenun Sumba_Him_OF2A3527

Festival tenun ikat juga disemarakkan pameran dan bazar lokal yang menampilkan produk dan inovasi tenun ikat, UKM, jasa dan produk penunjanga pariwisata di Pulau Sumba, Provinsi NTT, luar NTT. Ditargetkan 100 penenun turut serta yang terdiri dari ibu rumah tangga, pelajar, dan mahasiswa se Kabupaten Sumba. Sementara itu, peserta dari BUMN ditargetkan 116 peserta, dimulai dari Dekranasda se-NTT,luar NTT, Developer hingga NGO.

Anda dapat membeli aneka produk kain tenun tersebut. Tidak dikenakan biaya bagi wisatawan yang ingin menikmati Festival Tenun Ikat Sumba 2017 selain juga bisa menikmati atraksi tarian kolosal khas Sumba.

Tenun ikat khas Sumba digemari banyak kalangan untuk berbagai kebutuhan mulai dari fashion, interior, dekorasi, maupun aksesoris. Oleh karena itu, Pemerintah berupaya membangun kesadaran masyarakat luas terhadap potensi, prospek, serta pelestarian dan pengembangannya sehingga menjadi nilai budaya dan menjadi nilai ekonomi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Saat ini, tenun khas Sumba juga telah di daftarkan UNESCO sebagai kekayaan Indonesia.

Festival Tenun Ikat Sumba tidak hanya sebuah acara pameran kriya namun juga penciptaan kegiatan promosi pariwisata untuk memperkenalkan produk kerajinan dan industri kreatif. Kegiatan ini juga menjadi ajang untuk mendatangkan kunjungan wisatawan serta meningkatkan investasi dan perdagangan di Pulau Sumba.

Tenun ikat Sumba yang memiliki ragam hias yang khas dilatarbelakangi budaya purbakala dan pemujaan kepada leluhur yang didewakan menurut aturan adat dan kepercayaan setempat. Motif-motif pada ikat Sumba merupakan simbol dari kehidupan sehari-hari masyarakatnya dengan pembuatan motif dilakukan lewat proses pengikatan benang sehingga dinamakan tenun ikat Sumba.

Sumba di Provinsi Nusa Tenggara Timur dahulu popular sebagai Pulau Cendana dan dikenal sebagai tempat melahirkan penunggang kuda terbaik di Nusantara. Kuda sumba sendiri adalah hasil perkawinan silang antara kuda arab dan kuda lokal sehingga ukuran tubuhnya lebih besar dari kuda lokal umumnya.

Sumba memiliki kemegahan alam dan budaya yang luar biasa sekaligus magis. Kontur Pulau Sumba yang berbukit-bukit tidak banyak tanaman yang tumbuh di atasnya karena terbentuk dari batuan kapur yang miskin unsur hara terlebih hujan jarang turun. Akan tetapi, keindahan alamnya sungguh menawan dan ibarat tujuan wisata yang sedang tertidur.

Untuk menuju Sumba, terdapat penerbangan setiap hari dari Jakarta, Bali, dan Kupang ke Waingapu di Sumba Timur dan Tambolaka di Sumba Barat. Pulau Sumba juga dapat dicapai dari Maumere di Flores.

Informasi kegiatan acara Festival Tenun Ikat Sumba 2017, sila hubungi pihak berikut.

Dinas Pariwisata Provinsi Nusa Tenggara Timur

Jl. Raya El Tari II No. 72, Kupang 85227

Telp. +62 380 821540, 833650

Fax. +62 380 821540

Video via: OSA _Orang Sumba Asli

Video via: KOMPASTV

Baca tautan berikut untuk mengetahui lebih banyak daya tarik Pulau Sumba.

Youtube: Nihiwatu