Festival Pesona Moyo 2017 akan dihelat sebulan penuh pada 10 September – 9 Okotober 2017. Sedikitnya 16 event akan digelar diantaranya dimulai dari pembukaan Pesona Festival Moyo, Pawai Budaya, Ekspo UMKM, Temu Usaha, Main Jaran, Melala (1 Muharram 1439 H), Balap Sampan, Fishing Contest, Gebyar Pesta Jagung, Samawa 10 K, Barapan Kebo dan acara penutupan. Kemah Bakti Pelaku Wisata dan Jelajah Wisata Pulau Moyo di Pulau Moyo. Kemudian ada pula event kecamatan juga menghadirkan Rantok 1000 Deneng di Kecamatan Maronge dan Pentas Budaya Empang (Raja Kepe) di Kecamatan Empang.
Sejumlah agenda pariwisata unggulan yang digelar di Lombok-Sumbawa pada 2017 antara lain: Lombok Sumbawa Pearl Ferstival (10-12 Juni), Bulan Pesona Lombok Sumbawa (18 Agustus-16 September), Festival Pesona Mentaram (21-23 Agustus); Festival Pesona Senggigi (16-19 September); Mandalika Tour D`Lombok (22-23 September); Festival Pesona Lakey, Festival Pesona Gili Indah (5-6 November); International Halal Travel Fair, dan Rinjani Golf Turnament (10 Desember).
”Silahkan datang ke Sumbawa. Keindahan alam Pulau Moyo sudah terkenal hingga mancanegara. Lady Diana pernah singgah dan menikmati keindahan pulau ini. Pasangan selebritis Korea Selatan Rain dan Kim Tae Hee pun memilih Pulau Moyo sebagai lokasi bulan madu mereka,” kata Junaidi dari Dinas Pariwisata Sumbawa.
Junaidi menambahkan, Sumbawa yang terkenal dengan banyak destinasinya, baik alam, buatan maupun budayanya tersebar di beberapa kecamatan. Sehingga event yang ada di kecamatan perlu diakomodir dalam Festival Pesona Moyo. Bagi event kecamatan yang belum masuk dalam agenda festival Moyo, maka masuk dalam kalender tahunan pariwisata Sumbawa.
“Beberapa event kecamatan yang telah jelas jadwalnya bisa kita masukkan di Festival Moyo. Tahun depan, kita harapkan semuanya masuk dalam kalender pariwisata kita sepanjang tahun, untuk mendukung pariwisata Indonesia dan target-target Kementerian Pariwisata,” ujar Junaidi.
Masih dalam rangkaian Festival Pesona Moyo, ada event kecamatan lainnya yang masuk dalam kalender pariwisata. Seperti Festival Lantung Kampung Syahdu di bulan September juga. Kemudian Festival Sura Teja Raboran di Sebasang Moyo Hulu di bulan Oktober, Festival Budaya Lantung, Festival Tanjung Bila di Lape, Festival Lunyuk Agung di November dan lainnya.
Pihaknya juga berharap dapat melibatkan Pemerintah Provinsi dalam Festival Pesona Moyo. Agar tahun depan, Festival ini bisa masuk dalam agenda tahunan provinsi. Sehingga Kabupaten bisa fokus menggarap event yang ada di kecamatan sebagai kalender pariwisata tahunan Sumbawa. Terkait promosi pun, Sumbawa selalu berkoordinasi dengan provinsi. Sebagai langkah maju dalam mendorong pariwisata Sumbawa.
“Kita libatkan Dinas Pariwisata NTB dalam rapat finalisasi pemantapan Festival Pesona Moyo dalam waktu dekat ini,” terang H. Jun, panggilan akrabnya.
Tema besar Festival Pesona Moyo tahun ini menggambarkan tentang pengembangan pariwisata, ekonomi kreatif dan investasi. Yang dikongkretkan dalam berbagai event di Festival Moyo. Selain itu, pihaknya juga membangun kerjasama dengan pihak Angkasa Pura I untuk mendapat dukungan ruang di bandara sebagai pusat informasi pariwisata Sumbawa. Serta, kerjasama dengan pihak penerbangan Garuda untuk pembuatan majalah yang berisi event pariwisata di Sumbawa.
Junaidi menambahkan, pihaknya telah memulai langkah promosi Fetival Pesona Moyo secara efektif dan masif . Berkoordinasi dengan pihak Angkasa Pura I BIL, untuk pemasangan videotron Festival Moyo. Pemasangan baliho di sejumlah tempat strategis di Lombok. Seperti di perempatan jalan Airlangga Mataram, BIL dan jalan menuju kawasan Senggigi.
“Kecamatan diberikan ruang mempromosikan budaya dan potensi alamnya masing masing melalui festival. Festival Moyo sebagai puncaknya dari semua event di kecamatan yang masuk dalam kalender pariwisata Sumbawa,” terangnya.
Kementerian Pariwisata (Kemenpar) berharap penyelenggaraan Festival Moyo 2017 menjadi penggerak ekonomi dan pembangunan di Kabupaten Sumbawa. “Konsep pengembangan pariwisata baru bisa berhasil jika didasarkan pada sosial ekonomi kemasyarakatan,” kata Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara Esthy Reko Astuti.
Menurut dia, keterlibatan UMKM dalam setiap penyelenggaraan kegiatan pariwisata seperti festival dan carnaval akan memberi kesempatan bagi masyarakat dan pelaku industri kecil untuk berkreasi menggali potensi di daerah. Bagaimanapun, pariwsata tidak bisa dipisahkan dari sektor UMKM sebagai pendukung majunya dunia pariwisata.
“Adanya sektor UMKM dengan sendirinya dapat mengangkat pariwisata berikut budayanya. Karenanya berikan kesempatan pada pelaku UMKM untuk berkreasi,” ujarnya.
Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan, saat ini, sektor pariwisata menjadi penyumbang terbesar nomor empat bagi pendapatan negara setelah minyak bumi dan batu bara. Karena itu, potensi pariwisata tidak boleh lepas dari jasa seperti UMKM yang mampu meningkatkan taraf ekonomi masyarakat.
“Ini harus menjadi tanggung jawab dan sinergitas antara pemerintah pusat dan daerah. Jika dipoles tentu akan semakin baik,” ujar Menpar Arief Yahya.
Menurutnya, potensi pariwisata ada tiga. Yakni alam, budaya dan buatan. Kabupaten Sumbawa memiliki alam dan budaya. Untuk itu kedua potensi ini harus bisa dikembangkan.
"Dengan sering menyelenggarakan potensi pariwisata, maka akan semakin banyak terekspose dan orang mulai melihat dan berkunjung. Karenanya masyarakat harus mendapat manfaat langsung dari kegiatan ini,” katanya.