Festival Pulau Penyengat kembali hadir tahun ini yang dihelat pada 14-18 Februari 2018. Acara tersebut digelar sekaligus sebagai peringatan Hari Jadi Pulau Penyengat. Selama lima hari, Anda dapat menikmati lebih dari 20 kegiatan seni budaya khas Melayu yang seru untuk disaksikan, diantaranya adalah lomba dayung sampan, lomba pukul bantal di laut, lomba nambat itik di laut, dan lomba becak motor hias. Selain itu, ada pula pangkak gasing, syahril gurindam 12, membaca gurindam 12, pertunjukan wayang cicak, dan kegiatan klinik sastra.
Dari sekian banyaknya kegiatan dalam Festival Pulau Penyengat 2018, ada tiga acara unggulan yang akan menjadi atraksi paling menarik, yaitu: Kompetisi Malay Fashion Carnaval, Parade Melayu dan Muslim Fashion, serta Bazar Melayu Fashion.
Kompetisi fashion karnaval diadakan dengan tujuan menggali konten lokal Melayu. Peserta memamerkan pakaian dengan model dan desain atribut Melayu yang indah. Kompetisi diharapkan mampu mengangkat konten lokal Melayu dalam karya kreatif pakaian karnaval. Selain itu, juga sebagai daya tarik untuk kunjungan wisatawan sebagai aktivitas pariwisata Pulau Penyengat secara berkelanjutan.
Pulau Penyengat sendiri menjadi salah satu kebanggaan warga Tanjungpinang karena pulau ini kaya situs bersejarah peninggalan Kerajaan Riau. Pulau ini dikenal juga sebagai Pulau Penyengat Indra Sakti atau Pulau Penyengat Mas Kawin dan pernah menjadi pusat Kerajaan Riau-Lingga. Pulau Penyengat merupakan tempat pertahanan Raja Kecil melawan serangan Tengku Sulaiman dari Hulu Riau pada tahun 1719. Kemudian, sejumlah benteng pertahanan dibangun tahun 1782-1784 untuk menghadapi perang melawan Belanda.
Di Pulau Penyengat, Anda dapat manyambangi Masjid Sultan Riau yang berdiri sejak 1832, komplek makam Yang Dipertuan Muda Riau VII Raja Abdurrahman, Gedung Mesiu, serta Istana Kantor yang menjadi bangunan tempat tinggal raja pada 1844-1857. Jangan lewatkan juga berziarah ke makam “Bapak Bahasa Melayu Indonesia” yaitu Raja Ali Haji yang telah berkontribusi besar melahirkan pedoman tata bahasa melayu standar yang kemudia dikenal sebagai Bahasa Indonesia. Dalam Kongres Pemuda Indonesia 28 Oktober 1928, bahasa melayu (Indonesia) itulah yang ditetapkan sebagai bahasa nasional, yaitu Bahasa Indonesia. Raja Ali Haji meninggal pada 1837 dan dimakamkan di Pulau Penyengat Indera Sakti.
Untuk datang ke Pulau Penyengat maka arahkan perjalanan Anda ke Kepulauan Riau melalui Bandara Internasional Hang Nadim. Anda juga bisa masuk melalui Pelabuhan Sri Bintan Pura, Tanjung Pinang. Perjalanan dengan kapal motor dari Tanjung Pinang ke pelabuhan Pulau Penyengat memakan waktu sekira 20 menit. Anda hanya perlu mengeluarkan biaya Rp10.000,- per orang atau juga dapat menyewa perahu seharga Rp80.000,-.
Video via: TANJUNGPINANG TV