Menyambut peringatan HUT kemerdekaan Republik Indonesia, Pemerintah kembali menggelar Pameran Lukisan Koleksi Istana Kepresidenan di Galeri Nasional, Jakarta. Pameran akan dibuka Presiden Joko Widodo pada 1 Agustus 2017 dan akan dibuka untuk umum mulai 2-30 Agustus 2017 tanpa dipungut biaya tiket masuk.
Mengambil tema “Senandung Ibu Pertiwi” yang dimaknai sebagai Tanah Air, pameran ini menghadirkan 48 lukisan dari 41 pelukis yang selama ini dipajang di istana kepresidenan. Pameran lukis ini akan terbagi menjadi 4 tema, yaitu: keragaman alam, dinamika keseharian, tradisi dan identitas, serta mitologi dan religi.
Tema keragaman alam menggambarkan pemandangan umum pada masanya namun masih berjejak hingga kini.Tema dinamika Keseharian (11 lukisan) menggambarkan kehidupan sehari-hari dari kalangan masyarakat petani, nelayan dan para pedagang. Tema tradisi dan Identitas (15 lukisan) mengambarkan sebagai lebih dari 50 lukisan bertema kebaya yang menunjukkan bahwa kebaya menjadi tradisi dan identitas berbusana di Indonesia. Tema mitologi dan Religi menggambarkan masyarakat dari berbagai pelosok Kepulauan Nusantara yang kaya dengan nilai-nilai mitologi yang berasal dari perpaduan agama-agama besar yaitu Islam, Kristen, Hindu, dan Budha, dimana keyakinan agama yang dianut umumnya ikut mempengaruhi proses kreativitas penciptaan oleh para seniman.
Tujuan kegiatan ini adalah memberikan keterbukaan kepada masyarakat tentang istana kepresidenan, khususnya koleksi benda seni berupa lukisan. Selain ditujukan kepada masyarakat domestik, pemerintah juga bermaksud menunjukkan karya-karya unggulan seniman Indonesia kepada komunitas internasional.
Pameran lukisan Istana Kepresidenan ini adalah kali kedua setelah sukses penyelenggaraan pertama tahun lalu di Galeri Nasional Indonesia. Pada 2016, Kementerian Sekretariat Negara bersama Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) menampilkan sebanyak 28 lukisan dari 21 pelukis Indonesia. Sekain itu, kali ini panitia juga memamerkan arsip dan dokumentasi berkaitan dengan materi pameran serta lukisan karya Makovsky yang ditampilkan melalui layar LED besar.
Berikut 41 pelukis terpilih dalam Pameran Lukisan “Senandung Ibu Pertiwi”.
- Abdul Djalil Pirous
- Abdullah Suriosubroto
- Ahmad Sadali
- Alimin Tamin
- Barli Sasmitawinata, dengan lukisan ikonik “Perempuan Berkebaya”, tahun (tidak diketahui), oil on canvas, ukuran 97 x 77 cm (masuk kelompok lukisan tema Tradisi dan Identitas)
- Basoeki Abdullah, dengan lukisan ikonik “Nyai Roro Kidul”, 1955, oil on canvas, ukuran 160 x 120 cm (masuk kelompok lukisan tema Mitologi dan Religi)
- Carl Lodewijk Dake, Jr
- Cristiano Renato
- Dullah
- Ernest Dezentje
- Fadjar Sidik
- Frida Holleman
- Gambiranom Suhardi
- Hendra Guawan
- Henk Ngantung
- I Gusti Ketut Kobot,
- Ida Bagus Made Poleng
- Ida Bagus Made Widja
- Itji Tarmizi, dengan lukisan ikonik “Lelang Ikan”, 1950, oil on canvas, ukuran 140 x 195 cm (masuk kelompok lukisan tema Dinamika Keseharian)
- Kartono Yudhokusumo
- Koesnan
- Lee Man Fong
- Locatelli
- Mas Pirngadie
- Raden Saleh, dengan lukisan ikonik “Harimau Minum”, 1863, oil on canvas, ukuran 160 x 116 cm (masuk kelompok lukisan tema Keragaman Alam)
- Ries Mulder
- Rudolf Bonnet
- Soejono Ds.
- Toetoer
- Soedibio
- Sudarso
- Sumardi
- Thamdjidin
- Theo Meier
- Tino Sidin
- Trubus
- Wakidi
- Walter Spies
- Wardoyo
- Wen Peor
- Wilhelmus Jean Frederic Imandt
Selama pameran, dilaksanakan pula serangkaian kegiatan berikut.
- Workshop Melukis bersama Komunitas Difabel (10 Agustus 2017)
- Diskusi Para Pakar: Menjaga Ibu Pertiwi (19 Agustus 2017)
- Lomba Lukis Kolektif Tingkat Nasional (26 Agustus 2017)
- Workshop Menjadi Apresiator se-Jabodetabek (29 Agustus 2017)
- Tur Pameran oleh para kurator, setiap Sabtu dan Minggu