Di Pasar Semawis, Anda akan merasakan atmosfer Imlek yang sangat kental. Tidak hanya dari bangunan-bangunan tua yang berjajar di sisi kanan dan kiri jalan tapi juga pernak-pernik Imlek dan kuliner khas lokal maupun peranakan yang bisa didapat di sepanjang Jalan Gang Warung, Kecamatan Semarang Tengah. Kuliner yang bisa Anda nikmati antara lain nasi ayam, aneka macam kue dan bubur, nasi pindang, aneka sate, babat gongso, nasi babat, bakmi, kuliner berbahan dasar babi dan masih banyak lagi.
Bagi yang mencari beragam jenis barang, di sinipun tersedia pakaian baik untuk dewasa ataupun anak-anak, mainan, aksesoris hingga tukang pijit tradisional. Selama tiga hari berturut-turut, pengunjung juga akan dihibur dengan atraksi-atraksi peranakan Tionghoa seperti wayang potehi, gambang semarang, jipin, barongsai dan masih banyak lagi.
Pada saat perayaan Imlek nanti, Pasar Semawis akan disulap menjadi kawasan yang menarik dengan hiasan lampion merah di sepanjang jalannya. Banyak pengujung yang akan memanfaatkan momen ini untuk mengabadikan gambar.
Pasar Semawis merupakan pasar malam berkonsep warung-warung tenda yang digagas dari perkumpulan Kopi Semawis (Komunitas Pecinan Semarang untuk Pariwisata). Pasar ini ada sejak tahun 2004, menyusul diresmikannya Tahun Baru Imlek sebagai Hari Libur Nasional di Indonesia. Selain untuk perayaan Imlek, tujuan dibuatnya juga sebagai peringatan 600 tahun pendaratan Cheng Ho di Nusantara.
Di luar perayaan Imlek, Pasar Semawis tetap menarik untuk dikunjungi. Pasar malam ini dimulai pukul 18.00–23.00 setiap hari Jumat, Sabtu dan Minggu di Gang Warung. Sambil menunggu saat Pasar Semawis buka, Anda bisa sambil menelusuri peninggalan-peninggalan bersejarah di sekitar kawasan tersebut, seperti Kelenteng Tay Kak Sie di Gang Lombok, Siu Hok Bio (1753) di Jalan Wotgandul Timur dan Klenteng Liong Hok Bio di Gang Pinggir.