Penyu Hijau: Penjelajah Samudera yang Terancam Punah di Kepulauan Derawan

Penyu adalah hewan yang banyak di temukan bertelur di beberapa pesisir pantai di Indonesia sejak dahulu. Ini menegaskan perairan Nusantara menjadi jalur migrasi penting bagi populasi penyu di muka Bumi. Berpartisipasilah dengan cara sesederhana apapun untuk melindungi hewan yang cantik dan anggun ini.

Selain menyuguhkan pesona bahari yang memesona dan merupakan salah satu kawasan surga bagi para penyelam, Kepulauan Derawan di Kabupaten Berau, Kalimantan Timurjuga menyimpan kekayaan alam lainnya yang langka dan patut dilindungi. Kekayaan dimaksud adalah keberadaan penyu hijau (Chelonia mydas) yang disebut-sebut sebagai hewan yang terancam punah di muka Bumi. 

Penyu hijau mendapatkan namanya dari warna lemak pada bagian bawah cangkangnya yang berwarna hijau. Panjang hewan anggun dan cantik ini dapat mencapai 90 cm dengan bobot hingga 150 kg.Populasi penyu hijau dapat Anda temukan di Kepulauan Derawan, Raja Ampat, Pantai Pangumbahan di Sukabumi, serta Tanjung Benoadan Pulau Serangan di Bali.

Sejak dahulu Kepulauan Derawan menjadi salah satu habitat alami penyu hijau untuk mencari makan (feeding), melakukan perkawinan (meeting), beristirahat (resting), dan bertelur (nesting). Kekayaan terumbu karang dan alga Kepulauan Derawan adalah tempat yang tepat bagi penyu mencari makanan. Sementara itu, kondisi pantai di Kepulauan Derawan yang landai dan berpasir halus adalah tempat yang menarik dan aman bagi penyu untuk bertelur. Puncak musim bertelur penyu di tempat ini adalah pada April sampai Juni.  

Penyu hijau yang singgah dan menitipkan telurnya di Kepulauan Derawan tercatat mengalami penurunan dari tahun ke tahun. Pada 2004, ada sekira 408 ekor penyu yang mendarat di kawasan Kepulauan Derawan namun kemudian mengalami penurunan drastis menjadi 168 ekor di tahun 2005. 

Sudah menjadi hukum alam bahwa perkembangan suatu wilayah dapat memberikan manfaat dan sekaligus menjadi ancaman di sisi lain bagi penghuni habitat. Sejak dikembangkan dan dikelola sebagai destinasi wisata, Kepulauan Derawan yang menawarkan pesona alam bahari memberikan kontribusi positif bagi perekonomian daerah. Sektor industri dan jasa di bidang kepariwisataan meningkat seiring dengan dikenalnya kepulauan ini di dunia penyelaman baik nasional maupun internasional. Namun begitu, perkembangan ini di sisi lain mengancam habitat penyu hijau.

Penyu membutuhkan wilayah pantai yang sepi termasuk tidak adanya penyinaran atau cahaya lampu, serta tidak ada aktivitas pergerakan yang dapat mengganggunya saat bertelur. Penyu betina diketahui sangat peka terhadap cahaya. Gangguan sedikit saja dapat membuatnya membatalkan membuat sarang dan bertelur di pantai. 

Oleh karena itu, meningkatnya aktivitas masyarakat di Kepulauan Derawan dan  wisatawan yang semakin banyak berdatangan telah menjadi ancaman bagi penyu hijau. Meningkatnya pembangunan rumah wisata (cottage) pinggir pantai di Kepulauan Derawan juga turut mengakibatkan berkurangnya ruang tempat bertelur penyu hijau untuk mendarat dan bertelur.

Selain itu, perubahan kondisi alami lingkungan pantai juga dapat memengaruhi penyu untuk urung mendarat dan menitipkan telurnya di garis pantai kepulauan yang merupakan salah satu kawasan penyelaman terbaik di dunia. Berkurangnya kerapatan vegetasi pantai akibat abrasi dan juga keberadaan predator alami seperti biayak, kadal, tikus, burung laut, kepiting, dan ikan yang memangsa tukik (anak penyu yang baru menetas) adalah faktor lain yang mengancam habitat dan populasi penyu hijau. Terlebih lagi, kadal, tikus, biawak bahkan bisa melacak telur penyu yang tertimbun dalam pasir. 

Penyebab lain yang mengancam habitat penyu hijau di Derawan adalah adanya pihak-pihak yang dengan sengaja mencuri telur penyu bahkan membunuh penyu untuk diambil dagingnya atau untuk alasan komersil lainnya. Pemerintah Kabupaten Berau sudah melarang penjualan telur penyu yang dipercaya berkhasiat bagi kesehatan. Ironisnya, meski telur-telur penyu tidak lagi dijual di Kabupaten Berau, terdapat sejumlah besar pedagang telur penyu di Samarinda. Kemungkinan besar, telur-telur penyu yang dijual dengan harga 7000-10.000 per butir ini berasal dari Kepulauan Derawan. Untuk mengatasi hal tersebut, Pemerintah Kabupaten Berau melakukan beberapa usaha konservasi. Rancangan Pengembangan Kawasan  Konservasi Laut Kepulauan Derawan dan Arahan Pengelolaan Kawasan Konservasi Laut Kepulauan Derawan adalah upaya nyata yang dilakukan pemerintah daerah. Usaha konservasi ini diharapkan dapat melindungi penyu hijau dari ancaman eksploitasi manusia dan memulihkan populasi penyu agar tidak punah. 

Pulau Sangalaki adalah salah satu pulau yang dijadikan Kawasan Konservasi Laut (KKL). Berkunjunglah ke daerah ini, Anda akan dapat melihat kawasan pengeraman dan penetasan telur-telur penyu hijau yang sekali bertelur dapat mencapai  jumlah 62 – 160 butir. Kawasan ini dilindungi dengan pagar kayu yang tinggi dan tampak papan-papan keterangan berupa tanggal peletakan dan jumlah telur yang penyu hijau yang biasanya bergaris tengah 4 – 5 cm. 

Anda dapat melihat dan mengiringi langkah tukik yang berjuang mencapai laut tetapi biasanya pihak LSM di kawasan tersebut akan meminta Anda untuk tidak ikut campur saat melihat proses alam berlangsung, termasuk saat melihat tukik tersebut terancam oleh burung laut dan ikan yang siap memangsa mereka. Dibutuhkan waktu 56 – 77 hari bagi telur-telur penyu hijau untuk menetas dan menjadi tukik. Tukik adalah binatang karnivora, tapi saat mereka menjadi penyu dewasa, mereka adalah hewan herbivora yang memakan tumbuhan laut seperti alga, lamun laut, dan lain sebagainya.

Kabarnya, dari sekian banyak tukik yang berhasil menetas, kemungkinan hanya akan ada satu tukik yang bertahan hidup hingga dewasa. Tentu saja hal ini merupakan faktor lain penyebab terancam punahnya reptil laut yang mampu berumur hingga ratusan tahun tersebut. Tidak membeli telur penyu dan menjaga kebersihan ekosistem laut adalah beberapa hal kecil yang dapat Anda lakukan demi menjaga kelestarian penyu hijau dan habitat alaminya bukan saja di Indonesia tetapi juga sebagai hewan langka di muka Bumi.

Penyu merupakan hewan penjelajah samudera dimana sebagian besar hidupnya di laut tropis dan subtropis, terutama di kawasan Samudera Atlantik dan Samudera Pasifik. Penyu betina hanya sesekali naik ke pantai untuk bertelur. Dari 7 penyu yang dikenal di dunia, 6 penyu tercatat pernah singgah dan bertelur di beberapa garis pantai di Indonesia. Enam penyu yang hidup di Indonesia adalah: penyu hijau (Chelonia mydas), penyu belimbing (Dermochelys coriacea), penyu pipih (Natator depressa), penyu sisik (Eretmochelys imbricata/Hawksbill Turtle), penyu abu-abu (Olive ridley turtle), penyu merah atau penyu tempayan (Caretta caretta). Sementara satu penyu lainnya, Leupidocalis caspri, hanya hidup di antara Laut Meksiko dan Lusiana, Amerika Serikat.