Di tanah Moloku Kie Raha, tanah budaya dan tanah sejarah, dapat Anda saksikan kembali sulur-sulur indah tentang hubungan erat seorang sultan dengan rakyat yang dicintainya dalam sebuah pesta rakyat atau Legu Gam.
Ketika Anda menyambangi Ternate di Maluku Utara maka ada satu event yang jangan sampai dilewatkan, yaitu menyaksikan perayaan Legu Gam Moloku Kie Raha. Festival ini merupakan pesta rakyat sekaligus pembauran antara keluarga kesultanan dan masyarakat dalam merayakan hari kelahiran Sultan Ternate.
Dalam festival ini Anda berkesempatan melihat beragam atraksi budaya dan seni khas Maluku Utara. Selain itu, digelar pula expo yang menghadirkan beragam karya ekonomi kreatif masyarakat setempat dan hasil Bumi-nya. Festival ini sendiri sudah menjadi kalender wisata tahunan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif demi mempromosikan potensi pariwisata di Maluku Utara, khususnya Ternate.
Anda dapat menyaksikan prosesi adat dimana iring-iringan pasukan kedaton mengusung sultan bersama permaisuri dari istana hingga ke Lapangan Ngara Lamo. Sultan akan berpidato dan membuka festival ini kemudian dimulailah perayaan dengan menampilkan atraksi kesenian daerah terutama tarian soya-soya.
Sehari sebelumnya, pada malam hari jangan lewatkan untuk mengikuti Pawai Obor Gam ma Cahaya, yaitu ritual mendoakan Kota Ternate dengan mengarak obor-obor dari halaman Kedaton Kesultanan Ternate kemudian mengelilingi kota hingga tiba kembali di Kedaton Kesultanan Ternate.
Berikutnya sejak hari pembukaan serangkaian acara akan digelar seperti ritual Ora Barakati, yaitu menerima ‘barakat’ Sultan ternate di depan Kedaton, Kirab Budaya Pelangi Kie Rahamenampilkan ragam budaya dan adat Ternate, ritual Fere Kiemendaki ke puncak Gunung Gamalama untuk ziarah ke makam leluhur.
Ada juga Napak Tilas Moti Verbonuntuk mengingat kembali peristiwa tahun 1332 saat para sultan Moloku Kie Raha (disebut Kolano), yaitu: Ternate, Tidore, Jailolo dan Bacan melakukan musyawarah untuk mengatur kesamaan sistem politik, sosial, dan budaya di empat kesultanan tersebut.
Tidak terlewat juga ditampilkan bambu gila, yaitu atraksi sekelompok pria melawan sebatang bambu (sepanjang 2,5 meter dan berdiameter 8 cm). Itu bukan bambu biasa melainkan telah diberi mantra pawangnya. Bambu pun bergerak ke berbagai arah dengan kekuatan magis sesuai perintah pawang dan para pemuda mencoba untuk mengendalikan.
Festival Legu Gam dari tahun ke tahun juga senantiasa mengupayakan pemecahan rekor MURI. Beberapa rekor yang telah ditorehkan adalah seperti menarikan soya-soya dengan jumlah ribuan orang. Pada 2013 bahkan dilakukan pemecahan rekor menari tari soya-soya di bawah air oleh 12 orang wanita serta membuat nasi jaha terpanjang sejauh 10 km.
Perayaan Legu Gam Moloku Kie Raha sebenarnya sudah ada sejak dahulu namun vakum pada 1950. Baru pada 2002 pesta rakyat ini kembali dilangsungkan dengan lama perayaan 17 hari sebagai atraksi seni dan budaya dari 29 suku yang ada di Maluku Utara. Dimunculkannya kembali acara ini dilatari keteguhan masyarakat dan Kesultanan Ternate ketika menghadapi berbagai cobaan, terutama kerusuhan yang melanda Maluku Utara pada 1990-an. Lebih dari itu tentunya untuk melestarikan budaya Maluku Utara dan mengapresiasi keberadaan Kesultanan Ternate yang usianya sudah lebih dari 800 tahun.
Di Kota Ternate ada sejumlah tujuan wisata yang dapat Anda kunjungi karena wilayah ini memiliki kekayaan alam serta wisata budaya dan wisata sejarah. Di sini ada benteng peninggalan kolonial seperti Benteng Orange, Benteng Toloko, Benteng Kalamata, dan Benteng Kastela. Ada juga Jembatan Residen, yaitu tempat pedaratan pertama pasukan Belanda di Ternate. Ada juga rumah bekas kediaman ahli botani dunia, yaitu Alfred Russel Wallace yang ketika itu melakukan penelitian flora dan fauna di wilayah Maluku Utara.
Akses transportasi dari dan ke Ternate tersedia melalui jalur udara maupun jalur laut. Dengan jalur udara saat ini ada lima maskapai melayani penerbangan dari dan ke Ternate setiap hari. Akomodasi di Ternate pun memadai tersedia dari hotel kelas melati maupun hotel bintang empat.