Buleleng: Ketentraman di Bali Utara

Tidak seperti Kuta, Seminyak ataupun Legian. Singaraja jauh dari pusat kota dan hingar bingarpariwisata Pulau Bali. Oleh karenanya, inilah tempat yangtepat untuk menggapaisuasana tentram. Wisatawan yang hanya beberapa hari berlibur di Bali tidak akan menjangkaunya, kecuali jika mereka ingin merasakan kecantikan Pantai Lovina di kawasan iniyang  menawarkan keindahannan memukau.

Singaraja merupakan ibukota dari Kabupaten Buleleng, daerah utara Bali yang memiliki topografi berbukit serta beberapa gunung berapi dan gunung mati. Di sini pun terdapat danau dan pantai sehingga Kabupaten Buleleng menyediakan wisata alam yang lengkap. 

Belanda pernah menetapkan Singaraja sebagai ibukota Kepulauan Sunda Kecil pada 1846, sempat juga dijadikan pusat Kerajaan Buleleng pada abad ke-17 dan ke-18 oleh Raja Buleleng yakni I Gusti Ngurah Panji Sakti. Ia berpikir untuk membuat istana di tempat yang strategis, kemudian dipilihlah Kota Singaraja. 

Nama Singaraja sendiri diambil dari sebutan untuk istana tersebut. Dinamai Singaraja karena konon sang raja memiliki keperwiraan layaknya singa. Ada juga yang berpendapat bahwa arti dari Singaraja adalah persinggahan raja. Istana dibangun pada 30 Maret 1604 dan tanggal tersebut diabadikan sebagai hari lahir Kota Singaraja.

Sebelumnya, kota ini adalah pintu masuk Bali dan pernah disinggahi oleh kapal-kapal China yang jejaknya masih bisa dilihat pada bangunan-bangunan peninggalanbersejarah, salah satunya tempat ibadah Klenteng Ling Gwan Kiong yang dibangun pada 1837. Sementara warisan arsitektur Belanda dapat ditelusuri dari bangunan yang kini dijadikan kantor, sekolah, rumah tinggal dan gereja di Singaraja. Anda dapat menemuinya di sekitar lingkungan Sukasada, Liligundi, Jalan Ngurah Rai, Jalan Gajah Mada, Pelabuhan Buleleng, Jalan Surapati dan masih banyak lagi.

Singarajamerupakan kota pusat pendidikan dengan dua universitas, juga kota kuliner yang setiap sudutnya menyajikanwarung-warung dan restoran dengan makanan khas yang lezat. Selain itu, bersiaplah untuk menemui penduduk Singaraja yang ramah.

Kegiatan

Pantai Lovina menjadipesona utama dari Singaraja dan Kabupaten Buleleng, ada atraksi melihat lumba-lumba sambil menikmati Matahari terbit. Alam bawah lautnya pun menarik untuk diselami.

Jika memiliki banyak waktu untuk singgah, cobalah untuk menjelajah Kota Singaraja dan mengunjungi bangunan bersejarah. Klenteng Ling Gwan Kiong yang terletak di Jalan Erlangga adalah salah satunya. Akses ke kuil terbilang menarik karena Anda harus melewati jembatan di atas kolam yang dipenuhi bunga teratai. Terdapat patung Buddha emas dimana-mana, juga tekstil dengan desain China yang memenuhi dekorasi klenteng.

Rasakan suasana sejarah yang kental di Pelabuhan Buleleng. Ini adalah tempat yang apik untuk bersantai dan menyaksikan panorama laut lepas. Di sana masih tersimpan gudang-gudang tua yang pernah digunakan Belanda. Anda pun bisa menelusuri sekeliling pantai dan melihat desa-desa tradisional untuk berbaur bersama penduduk setempat. Abadikan juga monumen Yuda Mandala Tama yang didirikan pada 1987 untuk memperingati perjuangan kemerdekaan melawan Belanda.

Transportasi

Jarak dari Denpasar ke Singaraja sekira 79 kilometer dan bisa memakan waktu 2,5 hingga 3 jam. Meskipun relatif jauh, Anda tidak akan bosan di perjalanan karena melewati lembah, gunung, dan danau, juga kawasan Bedugul yang berkabut.

Sepanjang perjalanan, bisa Anda cermati bahwa rumah-rumah penduduk di Singaraja jarang yang dilengkapi dengan pura, atmosfer Bali di sini memang tidak sekental di Kuta ataupun Seminyak. Ini dikarenakan  kota tersebut banyak disinggahi pedagang dan menyerap budaya lain.

Sudah banyak jasa travel yang membantu Anda meraih Kota Singaraja, diantaranya Penjor Travel dengan rute Banyuwangi-Singaraja dan Xtrans dengan rute Kuta-Singaraja, biayanya sekira Rp80 ribu per orang. Jika memilih menggunakan taksi dari Bandara I Gusti Ngurah Rai, Anda bisa dikenakan tarif hingga Rp700 ribu.

Pilihan lain adalah menggunakan bus terintegrasi kapan feri  ke Terminal Banyuasri di Singaraja. Dari Gilimanuk tarifnya sekira Rp30 ribu, ada juga yang menawarkan keberangkatan dari Surabaya dengan tarif Rp180 ribu, Yogyakarta Rp 250 ribu dan dari Jakarta Rp400 ribu.

Berkeliling

Di Terminal Banyuasri tersedia angkutan umum, namun wisatawan direkomendasikan untuk menyewa mobil jika ingin berpetualang ke destinasi-destinasi wisata di sekitar Singaraja, tarifnya sekira Rp250 ribu hingga Rp450 ribu. Selain lebih nyaman, belum ada angkutan umum yang mampu menjangkau setiap lokasi wisata.

Akomodasi

Berbagai hotel dan resor siap memanjakan Anda dengan nuansa tradisional Bali, berikut ini beberapa diantaranya.

Bali au Naturel Beach Resort

Bondalem, Bali

Telepon: 0811-388-681

Spa Village Resort Tembok

Jalan Singaraja-Amlapura No.100 Desa Tembok Tejakula, Tianyar, 81171

Telepon: 0327-198122

Alam Anda Ocean Front Resort & Spa 

Sambirenteng, Singaraja

Telepon: 0812-465-6485

Kubu Aji Banjar Bed and Breakfast

Banjar Tegehe, Desa Banjar, Singaraja

Sembiran Private Guest House

Jalan Singaraja – Amlapura, Desa Sembiran Bawah, Kecamatan Tejakula

Kuliner

Lawar, ayam taliwang maupun sate lilit mungkin sudah sering Anda nikmati. Tapi bagaimana dengan syobak? Jangan lewatkan makanan jika berkunjung ke Singaraja. 

Pengaruh China di Singaraja tidak hanya datang mewarnai bangunan bersejarahnamun juga rahasia dapurnya. Syobak merupakan kuliner dengan sentuhan Cina yang terdiri dari nasi putih dengan lauk potongan daging babi, daging babi merah yang digoreng kering, jeroan dan kerupuk kulit. Anda bisa menyantapnya di Warung Syobak Khe Lok, letaknya di Jalan Surapati Singaraja.

Bagi wisatawan Muslim, jukut buangit merupakan kuliner khas Singaraja yang bisa Anda cicip. Ini berupa sayuran yang dimasak dengan bumbu asam, Anda bisa menemuinya di sepanjang Jalan Diponegoro. 

Selain itu terdapat juga tipat belayang, makanan mengenyangkan yang terdiri dari kacang merah goreng, ayam sisit, krupuk ayam dan disiram dengan bumbu khas Singaraja. Temukan kuliner ini di Jalah Gajah Mada dan di persimpangan Jalan Serma Kerma – Jalan Laksamana.

Berbelanja

Masyarakat Desa Penglatan membuat jajanan khas Singaraja, dodol penglatan yang wajib Anda bawa pulang. Pengemasannya sangat unik menggunakan kemasan kulit jagung yang higienis.

Jajanan lain adalah jaje gambir, panganan berbentuk kotak, dengan bungkus daun bambu yang masih hijau, disajikan dengan ditali menggunakan rafia dan digantung bergerombol. Kue jaje berwarna hitam, dengan isian kacang hijau yang manis.