Tuangku: Pulau Tropis di Samudera Hindia

Sekilas 

Kepulauan Banyak adalah gugusan 89 pulau yang memesona di sebelah barat Kabupaten Aceh Singkil, Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Pulau Tuangku merupakan salah satu pulau terbesar di Kepulauan Banyak dan masuk ke dalam Kecamatan Pulau Banyak Barat. Sebagian besar penduduk di Pulau Tuangku bekerja sebagai nelayan, dan sedikitnya menjadi petani.

Seperti di daratan Aceh Singkil yang memiliki keunikan ragam budayanya, begitu juga dengan masyarakat di Kepulauan Banyak dimana penduduknya terdiri dari pelbagai etnis campuran, yakni: etnis Minang, Nias, Batak, Aceh Simeuleu dan sedikit campuran penduduk asli di Aceh Singkil.

Percampuran budaya tersebut mengakibatkan mereka memiliki kemampuan minimal 4 bahasa. Dalam komunikasi sehari-hari mereka memakai bahasa yang berbeda tetapi saling mengerti. Ada empat desa di Pulau Tuangku yaitu Desa Ujung Sialit, Desa Asantola, Desa Suka Makmur, dan Desa Haloban sebagai ibukota Kecamatan Pulau Banyak Barat.

Etnis Haloban yang merupakan suku asli penghuni pulau ini mendominasi di Desa Haloban dan Desa Asantola. Sedangkan mayoritas pendatang dari Suku Nias berdomisili di Desa Ujung Sialit dan Desa Suka Makmur. Desa Haloban mayoritas penduduknya beragama Islam, sedangkan Desa Ujung Sialit mayoritas penduduknya dari etnis Nias yang beragama Kristen. Namun kehidupan masyarakat desa-desa tersebut sangat harmonis.

Menurut cerita lisan masyarakat, Tutuwon dianggap manusia pertama menetap di sini dan mengambil keluarganya turut serta ke Pulau Tulale (Pulau Tuangku). Kemudian ia pun mengajak para pendatang lainnya seperti dari daerah Sumatera Utara dan menjemput seorang raja dari Pagaruyung (Sumatera Barat) untuk memimpin kawasan di Pulau Tuangku.

Olehkarena itu, tidak mengherankan orang-orang meyakini Pulau Tuangku adalah asal mula pusat pemerintahan di sekitar Kepulauan Banyak. Di sinilah manusia pertama menetap dan mengolah tanah di Pulau Tuangku di samping jumlah penduduknya yang cukup padat.

Kegiatan

Keasrian Pulau Tuangku yang masih terjaga menjadikannya habitat berbagai satwa liar yang masih terdapat di pulau ini seperti berbagai jenis burung (parkit jambul merah dan murai batu), ular, buaya, dan monyet.

Tentunya Anda juga melakukan keliling ke pulau-pulau lain untuk mencari spot snorkeling, khususnya di sekitar Pulau Tailana, Pulau Matahari, dan Pulau Ragu-ragu.

Pulau dengan luas sekira 11.500 hektare ini merupakan tempat yang sesuai bagi mereka yang berjiwa petualang. Selain hutan bakaunya yang alami, di pulau ini terdapat jalur mendaki ke gunung-gunung kecil dan gua-gua misterius yang penuh legenda di dalam hutan. Pendakian selama 3 jam menuju puncak gunung dan melihat keseluruhan pulau merupakan pemandangan yang tidak terlupakan.

Gunung Tiusa adalah gunung tertinggi dengan ketinggian 313 meter dari permukaan laut. Ada juga salah satu gua yang menarik untuk disambangi, yaitu Gua Tambego yang dipenuhi staglatit dan stalagmit yang indah.

Hal menarik lainnya juga terdapat di area Ujung Lolok, sebelah selatan Pulau Tuangku. Di area ini merupakan salah satu spot terbaik untuk peselancar dunia untuk berselancar. Puncaknya di antara bulan November sampai dengan April, di mana ombak di Ujung Lolok sangat menarik bagi peselancar.

Menyambangi Pulau Tuangku tentunya Anda bisa berbaur melihat kehidupan sehari-hari masyarakatnya yang ramah, memerhatikan bagaimana mereka bekerja, dan berkomunikasi. Di sini Anda dapat mendengarkan aneka kisah asal-usul masyarakatnya yang beragam.

Berkeliling

Kegiatan lain yang bisa Anda lakukan di sini adalah keliling pulau di sepanjang pantainya atau melihat hutan bakau yang masih alami pada bagian timur dan utara Pulau Tuangku. Seperti di Kuala Gadang yang menyajikan pemandangan batu karang dihiasi bakau-bakau yang masih sangat alami.

Transportasi 

Pulau Tuangku termasuk salah satu gugusan Kepulauan Banyak, di Aceh Singkil, dan satu-satunya cara untuk menuju ke Pulau Tuangku harus melalui pelabuhan di Aceh Singkil dulu. Anda bisa menggunakan jalur udara, darat, atau laut untuk menuju Aceh Singkil.

Jika menggunakan jalur udara dan darat perjalanan ditempuh dari Medan. Dari Bandar Udara Kualanamu Medan naik pesawat Susi Air atau Nusa Buana Air menuju Bandar Udara Syekh Hamzah Fansyuri.

Jika Anda ingin menggunakan jalur darat dari Medan bisa menaiki mobil travel selama kurang lebih 8 jam perjalanan. Ada pilihan kelas travel non-AC mulai dari Rp75.000,- hingga Rp90.000,-  atau dengan fasilitas AC mulai dari Rp110.000,-. Lebih baik berangkat sore atau malam hari sehingga bisa sampai di Aceh Singkil pagi hari. Untuk informasi lebih lanjut bisa menghubungi Leuser Group di 081264931344.

Alternatif jalur laut tersedia KMP Teluk Sinabang dan KMP Teluk Singkil yang mengantarkan Anda pulang dan pergi dari Pelabuhan Gunung Sitoli (Nias) dan Pelabuhan Sinabang (Aceh Selatan) ke Pelabuhan Aceh Singkil dua kali seminggu.

Ada dua pilihan dari Aceh Singkil menuju Kepulauan Banyak. Pertama, ferry selama 4 jam perjalanan  dan hanya berangkat 1 kali dalam seminggu di hari Selasa. Kedua, menumpang angkutan rakyat yang biasa mengangkut sembako dari Pelabuhan Jembatan Tinggi dengan biaya sekira Rp50.000,- per orang.

Menyewa speedboat juga bisa dengan biaya Rp1.200.000,-, untuk Anda yang mengutamakan kenyamanan, speedboat juga bisa disewa untuk sebuah ekspedisi.

 

Akomodasi

Jika ingin bermalam di Pulau Tuangku, ada dua daerah yang bisa menjadi referensi tempat menginap di sini, yaitu di area Desa Asantola dan Desa Ujung Sialit.

Di Desa Asantola ada satu-satunya losmen, Sederhana Aleng Moon yang letaknya dekat puskesmas. Menyediakan 6 kamar dengan kamar mandi terpisah dengan harga mulai dari Rp40.000,- per malam. Di sini juga menyediakan makanan, orang-orang mengatakan tempat ini menyediakan makanan terbaik di Pulau Banyak. Untuk memesan kamar bisa menghubungi Ibu Surni di 081376896895.

Sementara itu di Desa Ujung Sialit tersedia beberapa kamar, khususnya di Homestay Risman. Homestay ini memiliki 2 kamar dengan biaya sukarela, makanan dapat dipesan, namun di sini tidak ada listrik kecuali untuk panel surya. Homestay Risman dikelola oleh Pak Risman yang bekerja di Puskesmas yang letaknya sekira 200 meter dari pelabuhan.

Selain di Pulau Tuangku, Anda bisa menginap di pulau-pulau terdekat lainnya seperti di Pulau Balai, Pulau Tailana dan Pulau Palambak besar.

Alternatif lainnya, Anda bisa merasakan sensasi berkemah di pantai atau pulau yang tidak berpenghuni. Tentunya persiapkan perlengkapan dengan sebaiknya dan tanyalah kepada penduduk sekitar untuk tempat berkemah.

 

Losmen Putri

Jalan Iskandar Muda, Pulau Balai, Pulau Banyak, Aceh Singkil

Telepon: 081397376499

Harga mulai dari Rp80.000,-

Lyla Bungalow

Pulau Palambak Besar, Pulau Banyak, Aceh Singkil

Harga mulai dari Rp100.000,-

Pondok Tailana

6 bungalow.

Harga Rp.80.000/malam/bungalow (2 orang). Lebih dari 2 orang tambah Rp.100.000.

Tambahan makanan Rp.100.000/hari/orang.

Tersedia penyewaan kayak dan canoe untuk hopping island.

Telepon: Mawan 081360170808, dan Rega 0812909908084

Email: dmawan_skl76@yahoo.com, regavia@yahoo.com

Kuliner
 
Ada beberapa tempat makan berupa warung kopi yang bisa Anda temukan di Desa Haloban di dekat pelabuhan, seperti warung Flamboyan. Di warung ini juga menyediakan mie instant.

Tempat makan lainnya yang bisa Anda temukan adalah di losmen atau homestay yang menyediakan makanan selain penginapan di sini.

 
 
Tips

Anda bisa menghubungi agen perjalanan yang terdapat di Pulau Palambak Besar untuk mengorganisir waktu dan tujuan.

Hindari memakan kepiting yang berkeliaran di Kepulauan Banyak karena beracun.