Kota Kefamenanu Rayakan Hari Jadi Ke-59

Pembukaan dilaksanakan pada 12 September di Lapangan Oemanu Kefamenanu dengan menggelar Pameran Pembangunan dan Expo. Pameran ini menampilkan berbagai kegiatan pembangunan yang sudah dilaksanakan oleh berbagai komponen masyarakat di TTU, sementara expo menampilkan produk-produk unggulan kabupaten baik pemerintah, swasta, kelompok usaha serta perorangan.

Setelah acara pembukaan, selama sepuluh hari perayaan terdapat acara Pemilihan Bintang Radio, Festival Seni Budaya TTU, Ibadat Equimene, Festival Tutur Adat, Pertandingan Bola Voli, Konser Mitha Talahitu, Pertandingan Tinju, Karnaval Budaya, Napak Tilas dan Terjun Payung.

Festival Seni Budaya TTU akan menampilkan seni tari tradisional, suling bambu, tarian likural, tarian gong dan bene. Di samping itu, diselenggarakan juga Festival Tabso (tarian perang) dan Festival Bonet (tarian massal. Tarian sangat disorot karena orang Timor terkenal sangat senang menari.

Wakil Bupati TTU, Aloysius Kobes, mengatakan bahwa event ini digelar untuk mengumpulkan masyarakat Timor Tengah Utara.

“Masyarakat Kefa di perbatasan haus akan hiburan, namun Saya mengimbau kepada masyarakat untuk menyaksikan seluruh acara dengan tenang dan aman,” jelas Aloysius Kobes, pada acara Konser Musik Cross Border di Lapangan Oemanu, Kota Kefamenanu, Rabu (20/9).

 

Dari Konser Mitha Talahatu Hingga Napak Tilas Kota Kefamenanu

Nama penyanyi asal Ambon, Mitha Talahatu, sudah sangat akrab di telinga masyarakat Kota Kefamenanu. Wanita berusia 29 tahun ini mendapat sambutan hangat dari sekira 25 ribu penonton yang hadir di Lapangan Oemanu, Kota Kefamenanu.

Meskipun lagu-lagu Mitha didominasi oleh bahasa Ambon, penonton yang terdiri dari anak-anak hingga dewasa pun tetap fasih menyanyikan lagu-lagunya. Mereka terlihat antusias namun sangat tertib hingga acara tersebut usai.

Mitha merupakan artis ibukota yang kerap mengisi acara-acara di berbagai kota, khususnya di Timur Indonesia. Ia pernah mengisi acara di Jayapura, Manokwari, maupun di Poso. Lagu-lagunya bernuansa pop dengan lirik-lirik yang romantis sehingga mudah diterima di banyak kalangan.

“Mitha Talahatu sedang terkenal di Kota Kefa, kami sering dengar lagu-lagunya dari YouTube,” ujar Frans, salah satu pengunjung.

Selain itu, Kota Kefamenanu yang lebih sering disebut dengan Kota Kefa, memiliki sejarah yang panjang di balik pengangkatan kota tersebut menjadi ibukota kabupaten. Sejarah ini dikilas balik melalui agenda Napak Tilas yang diselenggarakan pada 22 September 2017. Kegiatan ini merupakan ajang penelusuran kembali tapak-tapak sakti pendiri Kabupaten Timor Tengah Utara.

Peserta Napak Tilas terdiri dari 35 regu, dimana satu regu terdiri dari 4-5 orang. Mereka umumnya adalah pelajar Sekolah Menangah Pertama dan Sekolah Menengah Atas, namun ada juga anak-anak Sekolah Dasar yang memeriahkan kegiatan ini. Beberapa regu pun memiliki anggota wanita. Mereka semua akan melakukan perjalanan Napak Tilas dari Noeltoko menuju Kota Kefa selama dua hari satu hari menyusuri area-area yang diklaim bersejarah.

Titik start dimulai dari Noeltoko karena di sinilah ibukota TTU pertama berdiri. Pada 1915, Belanda yang menduduki wilayah TTU, menunjuk Noeltoko sebagai ibukota kabupaten. Akan tetapi, wilayah ini diapit dengan bukit-bukit dan hutan sehingga sulit dijangkau. Oleh sebab itu, karena karakter Noeltoko dianggap tidak sesuai dengan karakter ibukota maka mulai 1922, Kefa diangkat didaulat untuk menggantikannya.

Wakil Bupati, Aloysius Kobes, menjelaskan dalam sambutannya bahwa Napak Tilas ini digelar sebagai penanaman pengetahuan agar anak-anak muda di TTU mengetahui sejarah tersebut.

“Semoga rasa cinta terhadap Kefa semakin kuat sehingga terbentuk upaya untuk membangun kota ini,” katanya.