Masa kanak-kanak adalah waktunya bermain, belajar, dan menemukan teman baru. Hendaknya permainan yang dipilih anak-anak mampu memberi mereka keceriaan dan mengandung manfaat serta intekrasi sosial. Nah, mengapa tidak liburan kali ini Anda dan keluarga mengunjungi Komunitas Hong di Bandung yang setia menjaga dan melestarikan permainan tradisional anak Nusantara.
Mengunjungi sebuah komunitas yang menjaga kelestarian tradisi Nusantara dapat menjadi pilihan wisata Anda dan keluarga kali ini. Apalagi jika komunitas tersebut menyuguhkan kegiatan yang menarik dan bermanfaat, yaitu permainan tradisional anak Nusantara. Bagaimana pun juga anak-anak Indonesia harus mengenal jenis permainan yang dahulu dimainkan orang tua dan leluhur mereka karena itu akan turut membentuk jati dirinya sebagai anak bangsa yang berbudaya.
Mengenal permainan tradisional dari kekayaan budaya Tanah Air di tengah menjamurnya permainan modern tentu merupakan pengalaman yang baik dan menarik bagi anak-anak. Apalagi kita tahu bahwa permainan modern saat ini seperti game online atau game dari gadget lebih mengeksplorasi kemampuan individual anak dan bahkan bermuatan kekerasan sehingga mereka menjadi kurang kreatif, anti sosial, agresif, dan tidak banyak bergerak di luar ruangan.
Dengan mengenalkan anak pada permainan tradisional maka diharapkan mereka dapat mengembangkan kecerdasan intelektual dan sosial. Selain itu, daya kreativitas juga dilatih dengan mengkreasikan mainan buatannya sendiri.
Hal terpenting dalam permainan tradisional adalah mengembangkan kecerdasan emosional. Saat anak terlibat dalam permainan kelompok seperti petak umpet atau bentenganmaka ia harus berinteraksi dengan anak lain atau saling memengaruhi. Hal ini tentu melatih kecerdasan sosial dan emosi anak, bahkan melatih kemampuan menyelesaikan masalah serta kepemimpinan.
Komunitas Hong adalah sebuah wadah sekaligus tempat yang berupaya menjaga dan melestarikan permainan anak tradisionalNusantara. Komunitas ini menawarkan pengalaman wisata edukasi dan budaya khususnya permainan tradisional yang pasti digemari anak-anak. Anda dan keluarga dapat menyambangi surga permainan anak tradisional Nusantara ini di Jalan Bukit Pakar Utara 35, Dago, Bandung.
Ada sekira ribuan jenis permainan tradisional dari seluruh Nusantara bahkan dari negara-negara lain yang dilestarikan oleh Komunitas Hong. Mengunjungi komunitas ini maka anak-anak akan diajak membuat mainan tradisional sendiri dalam sebuah workshopkhusus selama 1 jam. Berikutnya akan ada waktu mereka terlibat dalam beberapa jenis permainan tradisional itu sendiri bersama anak-anak lainnya.
Sementara membiarkan anak-anak bermain, Anda dapat menikmati suguhan wisata kuliner tradisional khas Sunda yang mungkin tak ditemukan di tempat lain. Menu yang tersedia menggunakan bahan-bahan alami dan olahan tradisional yang unik. Menu makan siang misalnya terbuat dari olahan rebung, bunga honje, atau jantung pisang. Ada juga singkong kelapa, kacang dan ubi rebus, serta bandrek.
Komunitas Hong didirikan oleh Mohammad Zaini Alif atau sering disapa Kang Zaini. Meski baru berdiri pada 2003, Kang Zaini telah aktif meneliti seni dan budaya permainan tradisional sejak 1996. Permainan tradisional yang telah dikumpulkan kembali oleh Komunitas Hong mencapai 860 jenis dan juga mendokumentasikan 250 permainan anak tradisional Sunda, 213 permainan tradisional Jawa Tengah dan Jawa Timur, serta 50 permainan tradisional Lampung.
Selain itu, komunitas ini berupaya menjadi Pusat Kajian Mainan dan Permainan Rakyat dengan koleksi mencapai 100 jenis permainan tradisional dari 10 negara.Komunitas ini juga membangun Museum Mainan Rakyat di Bandung untuk mengangkat dan memperkenalkan mainan rakyat.
Untuk mengunjungi komunitas ini memang ada jumlah minimum peserta yang harus dipenuhi. Akan tetapi, bukankah lebih banyak orang lebih baik? Kelompok yang sering datang atau mengundang komunitas Hong biasanya dari instansi seperti sekolah atau perusahaan. Pengunjungnya pun berdatangan dari luar kota bahkan luar negeri, diantaranya dari Jakarta, Yogyakarta, Singapura Malaysia, dan lainnya.
Komunitas ini memberdayakan ratusan masyarakat sekitar mulai dari usia 6 tahun hingga 90 tahun. Kelompok anak adalah pelaku dalam permainan di sini, sementara orang dewasa sebagai narasumber dan pembuat mainan. Anggota komunitas aktif di tempat ini berkegiatan 4 kali dalam seminggu.
Selain di Bandung, Komunitas Hong juga membangun Kampung Kolecer di Kampung Bolang, Desa Cibuluh, Kecamatan Tanjungsiang, Kabupaten Subang. Di tempat tersebut mereka mengembangkan mainan dan permainan anak yang melibatkan unsur air, sawah, dan angin. Sementara Kampung Kolecer lebih memfokuskan diri pada jenis-jenis permainan, Kampung Hong di Bandung lebih kepada membuat mainan dengan bahan dari alam serta melestarikan permainan yang bertema ladang dan hutan. (Him)
Kepedulian Kang Zaini terhadap permainan tradisional Nusantara dan upayanya memberdayakan masyarakat sekitar telah membawanya meraih penghargaan Social Entrepreneur dari British Council 2010. Selain itu, sebuah film dokumenter “Hong” yang dibuat oleh Yoyo Sutarya dan Esa Akbar terinsipirasi oleh komunitas ini dan berhasil menjadi pemenang Eagle Award 2010.