Cuci Parigi: Tradisi Magis Masyarakat Kepulauan Banda

Sebagian besar penduduk NUsantara sangat percaya dan menghormati tradisi nenek moyang yang bernuansa mitologis legendaris. Bahkan, beberapa daerah di negeri ini memiliki tradisi magis masing-masing dengan cerita atau mitos di baliknya. Keberadaan tradisi magis tersebut nyatanya memang tidak dapat dipisahan dari kehidupan masyarakat Nusantara. Setiap tradisi memiliki fungsi dan manfaatnya dimana salah satunya menguatkan ikatan masyarakatnya bahkan antargenerasi. Salah satu tradisi magis di Indonesia yang layak untuk Anda sambangi perhelatannya adalah  tradisi Cuci Parigi di Kepulauan Banda, Maluku. 

Cuci Parigi hanya dihelat satu kali dalam lima tahun (kadang sesuai kepentingan adat) dengan rangkaian ritual utamanya adalah membersihkan dua sumur kembar berusia ratusan tahun yang berlokasi di Desa Lonthoir, Banda Neira, Maluku. Desa  Lonthoir sendiri merupakan desa tertua di Kepulauan Banda. Sumur kembar ini letaknya yang berada di atas bukit sekira 300 meter di atas permukaan laut dan memiliki kedalaman sekitar 4 meter. Letaknya yang berada di ketinggian sebenarnya mustahil menjadi sumur. Selain itu, sumur tersebut tidak kering saat musim kemarau. 2 sumur yang berdampingan ini salah satunya dikeramatkan dan yang lainnya berfungsi layaknya sumur biasa untuk mengambil air. Sumur yang dianggap keramat karena dahulu menjadi saksi pembantaian warga Kepulauan Banda oleh penjajah Belanda. 

Bagi masyarakat asli Kepulauan Banda, Cuci Parigi merupakan tradisi penting dan besar sehingga banyak dari mereka memilih pulang dari perantauan hanya untuk mengikuti rangkaian tradisi kolosal tersebut. Untuk melihat betapa petingnya Cuci Parigi, mereka biasanya bahkan akan menyewa kapal PELNI untuk mengantar ke kampung halaman. Selain menarik perhatian masyarakat Banda dari perantauan, perhelatan tradisi ini juga melibatkan masyarakat di Maluku dan Sulawesi. 

Cuci Parigi yang juga dikenal sebagai Rofaerwarmerupakan tradisi bernuansa magis namun demikian memiliki nilai budaya yang patut dilestarikan. Ritualnya dimulai dengan mengajak seluruh pengunjung yang datang untuk menuju Sumur Kembar. Kemudian mereka akan memotong sebuah kain yang diberi nama Kain Gajah dengan panjang 100 meter dan lebar 1 meter. Berikutnya, mereka akan memasukkan kain tersebut ke dalam sumur dengan tujuan untuk mengeringkan sumur. Memang terdengar aneh dan tidak mungkin namun inilah letak keajaiban dan kemagisan ritual Cuci Parigi dan hanya pemuka adat yang mengetahui bagaimana Kain Gajah sakti tersebut bekerja mengeringkan air sumur.

Setelah sumur dianggap sudah kering dan mata air sumur tersebut sudah tidak mengalir lagi, Kain Gajah akan ditarik keluar diiringi lagu-lagu daerah khas Banda yang syairnya terdengar magis. Kemudian, setelah ditarik maka kain tersebut akan dipotong oleh para gadis desa yang kemudian diarak menuju pantai. 

Cuci Parigi merupakan acara megah yang disesaki masyarakat Banda dari seluruh Nusantara. Kemagisan ritualnya senantiasa menyedot perhatian wisatawan lokal maupun wisatawan mancanegara. Perhelatan Cuci Parigi biasanya  berlangsung antara bulan Agustus sampai November. Sebelum ritual Cuci Parigi berlangsung, beberapa rangkaian acara adat lainnya juga dihelat seperti lomba kora-kora (belang) dan beberapa kegiatan lainnya, termasuk Kasnai Kapala Masjid.