Teluk Nibung: Asyik Memancing Bersama Nelayan

Keterangan
Teluk Nibung adalah sebuah desa yang terletak di Pulau Ujung Batu, Kecamatan Pulau Banyak, Kabupaten Aceh Singkil, Provinsi Aceh. Lokasinya tidak jauh dari Pulau Balai yang merupakan pelabuhan utama di Kepulauan Banyak. Kawasan ini juga termasuk dalam Mukim Salapan bersama dengan tujuh pulau lain yang berdekatan di Kecamatan Pulau Banyak.

Menurut cerita asal-usul penduduk di Kepulauan Banyak, Teluk Nibung adalah tempat pertama kali kapal Tutuwon (manusia pertama di Pulau Banyak) terdampar sebelum akhirnya ia menetap dan mencari penghidupan di Pulau Tuangku, lokasi awal pusat pemerintahan Kepulauan Banyak. Mungkin ini adalah alasan nelayan sudah mengenal Teluk Nibung sehingga menjadikannya juga sebagai tempat istirahat nelayan dan akhirnya menetap di sini.

Ada dua daerah pemukiman di Pulau Ujung Batu, namun Desa Teluk Nibung yang memiliki jumlah penduduk terbanyak sekira 1.674 jiwa dari etnis Aneuk Jamee, Aceh, Minangkabau, Haloban, Nias dan Batak. Sebagian besar penduduknya bermatapencaharian sebagai nelayan dan lainnya bertani dan berternak, serta pedagang kecil.

Perpaduan budaya dari beragam suku ini menjadi daya tarik sendiri. Seperti bahasa yang digunakan lebih banyak menggunakan bahasa Jamee dan Bahasa Indonesia, terkadang mereka menggunakan bahasa daerahnya masing-masing. Bahasa Jamee mirip dengan bahasa Suku Minang karena suku Aneuk Jamee merupakan asimilasi antara pendatang dari Minangkabau dengan penduduk setempat di wilayah pantai barat Aceh.

Selain bahasanya, Anda juga bisa melihat indahnya keunikan pembauran suku budaya melalui pesta adat, dan tarian. Meskipun berbeda-beda di sini terjalin kebersamaan penduduknya melalui semangat gotong royong pada kegiatan-kegiatan rutin seperti giliran ronda malam atau kegiatan setiap jumat pagi.

Kegiatan
Di Teluk Nibung Anda bisa asyik memancing bersama nelayan. Perairan di Desa Teluk Nibung termasuk dalam Kawasan Konservasi Perairan (KKP) dan menjadi salah satu zona pemanfaatan perikanan selain Pulau Balai dan Pulau Jawi-Jawi. Nelayan di Pulau Banyak masih menggunakan alat pancing tradisional. Anda bisa mempersiapkan alat pancing sendiri yang dapat dibeli di Medan atau Banda Aceh.

Di sini Anda bisa bertanya mengenai salah satu alat tangkap ikan yang dikembangkan oleh nelayan di Teluk Nibung dan Pulau Balai menggunakan kumpulan daun kelapa yang besar. Inovasi peralatan tersebut sangat ramah lingkungan dan berhasil mengurangi jumlah pemakaian racun. Perhatikan bagaimana alat ramah lingkungan tersebut sangat bermanfaat bagi pekerjaan sehari-hari mereka.

Berkeliling
Menuju Desa Teluk Nibung di Pulau Ujung Batu lebih mudah dicapai dari pelabuhan di Pulau Balai. Letaknya yang berdekatan sempat memberikan ide untuk pemerintah membuatkan jembatan penguhubung di antara keduanya.

Anda bisa menikmati seluruh lansekap desa yang tidak terlalu luas ini dengan berjalan kaki di antara rumah penduduk dan berbaur dengan mereka. Bisa juga dengan berkeliling dengan kapal nelayan.

Jika berkeliling menggunakan kapal, Desa Teluk Nibung terlihat sangat menarik. Dari kejauhan Masjid di Teluk Nibung dengan arsitekturnya yang klasik dirangkai rumah penduduk yang berwarna-warni memantul di air laut yang jernih, serta deretan nyiur sebagai pagar alam di atas pasir putihnya.

Berbelanja
Jika Anda mencari cenderamata untuk dibeli di Pulau Banyak, Anda bisa menanyakan kepada agen perjalanan atau mereka yang biasa mengantarkan tamu berkeliling di Pulau Banyak untuk membeli kaos atau jajanan lainnya sebagai cenderamata.

Setiap sekali seminggu di Pulau Balai diadakan pasar rakyat yang disebut dengan “pekan”, tanyakan informasi kapan pekan digelar kepada penduduk lokal. Di pasar tersebut dijual baju, perlengkapan elektronik, sayuran dan buah-buahan. Berbelanja dan berbaur dengan penduduk setempat merupakan pengalaman yang tidak terlupakan.

Transportasi
Untuk menuju Desa Teluk Nibung dapat dicapai dengan menyewa kapal dari pelabuhan di Pulau Balai sebagai pelabuhan pertama di Kepulauan Banyak. Pulau Balai dapat dicapai dari Pelabuhan Aceh Singkil sekira 2-3 jam tergantung jenis perahu yang digunakan.

Untuk menuju Aceh Singkil lebih mudah dilalui jika dari Medan dengan jalur udara atau jalur darat. Jika menggunakan jalur udara dari Bandar Udara Kualanamu (Medan) dapat menggunakan pesawat Susi Air atau Nusa Buana Air menuju Bandar Udara Syekh Hamzah Fansyuri (Aceh Singkil).

Sedangkan jalur darat dari Medan bisa dengan menaiki mobil travel selama kurang lebih 8 jam perjalanan. Ada pilihan kelas travel non-AC mulai dari Rp75.000,- hingga Rp90.000,- atau dengan fasilitas AC mulai dari Rp110.000,-. Lebih baik berangkat sore atau malam hari sehingga bisa sampai di Aceh Singkil pagi hari. Untuk informasi lebih lanjut bisa menghubungi Leuser Group di 081264931344.

Selain melalui jalur udara, alternatif lainnya melalui jalur laut dari Pelabuhan Sinabang di Aceh Selatan atau Pelabuhan di Gunung Sitoli, Nias ke Pelabuhan Singkil. Alternatif jalur laut tersedia KMP Teluk Sinabang dan KMP Teluk Singkil yang mengantarkan Anda pulang dan pergi dari Pelabuhan Gunung Sitoli (Nias) dan Pelabuhan Sinabang (Aceh Selatan) ke Pelabuhan Aceh Singkil dua kali seminggu.

Ada dua pilihan dari Aceh Singkil menuju Pulau Balai di Kepulauan Banyak. Pertama, ferry selama 4 jam perjalanan dan hanya berangkat 1 kali dalam seminggu di hari Selasa. Kedua, menumpang angkutan rakyat yang biasa mengangkut sembako dari Pelabuhan Jembatan Tinggi di Desa Pulau Sarok dengan biaya sekira Rp50.000,- per orang.

Menyewa speedboat juga bisa dengan biaya Rp1.200.000,-, untuk Anda yang ingin mengutamakan kenyamanan, speedboat juga bisa disewa untuk sebuah ekspedisi.

Akomodasi
Di Kepulauan Banyak hanya 4 pulau yang menyediakan tempat penginapan, yaitu di Pulau Balai, Pulau Tuangku, Pulau Tailana, dan Pulau Palambak Besar. Namun tidak perlu khawatir karena letak Desa Teluk Nibung yang berdekatan dengan Pulau Balai, Anda bisa menginap di Pulau Balai yang sudah dilengkapi beberapa akomodasi menginap. Berikut di antaranya :
Losmen Putri
Jalan Iskandar Muda 43, Pulau Balai, Pulau Banyak, Aceh Singkil
Telepon: 081397376499
Harga mulai dari Rp80.000,-

Lae Kombih
Jalan Iskandar Muda 1, Pulau Balai, Pulau Banyak, Aceh Singkil
Telepon: 085296895929
Harga mulai dari Rp30.000,-

Nanda
Jalan Makmur, Pulau Balai, Pulau Banyak, Aceh Singkil
Telepon: 0813 9768 5036
Harga mulai dari Rp50.000,-

Aurora
Jalan Makmur, Pulau Balai, Pulau Banyak, Aceh Singkil
Harga mulai dari Rp50.000,-

Kuliner
Di Teluk Nibung tersedia beberapa warung makan sederhana dan tidak banyak pilihan. Jika menginginkan banyak pilihan makanan yang tersedia tentunya bisa mengunjungi Pulau Balai juga terdapat tempat untuk makan, di warung-warung makan yang tersebar di beberapa area pulau atau di tempat penginapan. Berikut referensinya.

Banyak warung yang menyediakan makanan berupa nasi goreng dan mie. Seperti di warung Mak Yani di Jalan A. Yani dan warung Si Rap.

Ada juga warung Mie Aceh, di jalan Iskandar Muda. Menyediakan mie khas Aceh yang berempah, mie bakso, nasi goreng, dan i fu mie.

Lae Kombih, warung di depan penginapan Lae Kombih di jalan Iskandar Muda. Mereka menyajikan aneka makanan penduduk lokal, khususnya makanan dari olahan ikan yang patut dicoba. Mereka juga menyajikan lontong sayur untuk sarapan pagi.

Lontong sayur juga dapat Anda nikmati di Warung Kak Mar. Letaknya juga berada di seberang penginapan Lae Kombih. Selain lontong sayur, di sini juga tersedia nasi goreng, mie, jajanan pasar, dan kopi.

Selain itu, Losmen Putri adalah tempat yang sesuai untuk Anda bebas memilih aneka makanan. Pilihannya lebih variatif, dan Anda pun bisa memesan makanan dengan cara memasak yang Anda inginkan.

Tips
Di Teluk Nibung belum ada fasilitas memadai untuk pariwisata, jika ingin menginap dan makan Anda bisa menginap di losmen Pulau Balai yang lokasinya berdekatan dengan Teluk Nibung.

Selain di Pulau Balai, panorama Matahari terbenam juga tak kalah indahnya jika dilihat dari pantai Teluk Nibung.
Anda bisa menghubungi agen perjalanan yang terdapat di Pulau Palambak Besar untuk mengorganisir waktu dan tujuan.

Hindari memakan kepiting yang berkeliaran di Kepulauan Banyak karena beracun.