Memeringati HUT Kota Sumedang ke-440 ada kegiatan menarik dihelat pada 8 April 2018. Alun-alun Kota Sumedang dipadati masyarakat yang menghadiri acara Festival Tahu Sumedang dan Ubi Cilembu (FTSUC). Penyelenggaraan festival ini untuk membantu para pelaku promosi UMKM khususnya pengusaha tahu dan ubi cilembu. Tidak hanya bakal memanjakan pecinta kuliner, pengunjung juga diajak mencicipi beragam kuliner olahan tahu sumedang yang tersohor.
Setidaknya 100.000 tahu sumedang dan 1,5 ton ubi cilembu disiapkan dalam acara ini untuk dinikmati warga dan wisatawan yang hadir. Selain itu, dihadirkan pula atraksi menarik seperti penggoreng tahu terbesar, lingga ubi cilembu terbesar, serta lomba makan tahu dan ubi terbanyak.FTSR juga bakal dimeriahkan berbagai lomba seperti lomba makan tahu, lomba hiburan, lomba resep kuliner tahu sumedang, dan lomba fotografi pesona kuliner Sumedang.
Ketua PHRI Sumedang, Nana Suryana, menjelaskan, FTSUC merupakan festival untuk kembali mengangkat kuliner khas Sumedang, yakni tahu dan ubi cilembu. Festival ini melibatkan ratusan pedagang tahu dan puluhan ribu masyarakat yang ada di Kabupaten Sumedang. Mereka berjajar mulai dari Binokasih hingga halaman Lapas Sumedang kemudian makan tahu secara bersama-sama warga.
“Sebagai kuliner khas daerah, kedua kuliner ini mempunyai potensi yang sangat besar untuk menunjang kepariwisataan. Selain itu untuk membantu para pelaku promosi UMKM”.
FTSUC diharapkan mampu mengangkat kembali kuliner khas Sumedang yakni tahu dan ubi cilembu. Keduanya memiliki potensi besar untuk menunjang kepariwisataan dan menggerakkan perekonomian masyarakat.
Tahu sumedang sendiri merupakan ikon Kabupaten Sumedang meski berasal dari budaya Tiongkok. Kini usianya memasuki usia seabad dengan sejarahnya yang panjang. Pertama kali dikenalkan seorang imigran asal China, Ong Kino yang datang melalui Pelabuhan Cirebon awal tahun 1900-an untuk berdagang. usaha pabrik tahu Ong Kino kemudian dilanjutkan sang anak, Ong Bungkeng pada 1917. Hal yang berbeda dari tahu bungkeng adalah menggunakan larutan biang yang berasal dari asam cuka. Dengan resep tersebut, tahu terlihat lebih garing dan gurih saat disantap panas-panas. Tahu sumedang juga dijual dengan pembungkus khas yaitu bongsang, berupa anyaman bambu yang dapat memuat 25–100 buah tahu goreng.
Sementara itu, ubi cilembu khas Sumedang sendiri lebih mirip dengan ubi madu. Memiliki satu keunikan berupa hasil getah yang meleleh dan mempunyai rasa manis dan lengket seperti madu ketika dipanggang di dalam oven. Ketika digigit pun rasanya sangat manis serta teksturnya pulen dan lembut. Ubi Cilembu sudah populer sejak tahun 1990-an dimana rasa manis alami.