Desa Wolotopo: Situs Warisan Megalitikum yang Masih Terjaga di Ende

Desa Wolotopo adalah salah satu desa adat yang paling banyak dikunjungi wisatawan selain Desa Moni. Wolotopo berjarak sekira 12 kilometer ke arah timur atau sekira 30 menit berkendara dari Kota Ende, tepatnya berada di Kecamatan Ndona, Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur. Desa ini biasanya menjadi tujuan wisata penunjang saat menyambangi Danau Kelimutu.

Desa Wolotopo menarik untuk disambangi sebab inilah desa tua yang masih mempertahankan dan melestraikan tradisi megalitik. DI sini Anda dapat melihat bangunan dan rumah adat serta pemukiman khas Flores. Bangunan rumah adat dan pemukimannya dibangun di atas susunan batu yang tinggi dan kokoh pada lanskap tanah dengan konturnya berundak-undak. Kemungkinan untuk menyiasati lahan berundak itulah, batu-batu yang diperoleh dari laut atau gunung ditumpuk-tumpuk sedemikian rupa sehingga dapat dibangun rumah di atasnya.

Di sini beberapa rumah serupa rumah panggung rendah yang ditopang dengan batu berbentuk lonjong atau kayu-kayu. Rumah-rumah tersebut beratapkan rumbia, sedang yang lainnya sudah pula menggunakan seng. Pada halaman rumah-rumah yang seolah melingkari halaman tersebut, nampak tumpukan batu yang lebih tepat disebut sebagai menhir.

Hal menarik dari desa ini adalah adanya rumah adat yang sudah bertahan selama lebih dari 7 generasi. Lokasinya tepatnya berada di bukit tak jauh dari kompleks pemukiman penduduk. Dikatakan bahwa rumah adat dari kayu ini memiliki keunggulan dari arsitektur dan teknologi kuno yang terbukti kuat serta telah teruji zaman. Sebagaimana kebanyakan rumah adat zaman dahulu, rumah adat di Wolotopo juga dibangun tanpa menggunakan paku, beberapa bagian memakai pasak kayu. Usaha pemugaran yang membuat beberapa bagiannya harus menggunakan paku.

Rumah adat ini konon dirancang dengan struktur bangunan yang luwes menghadapi guncangan gempa. Dengan panjang 12 meter dan lebar 10 meter, rumah adat antik ini serupa rumah panggung yang ditopang dengan batu lonjong dan kayu kelapa yang jumlahnya 30 buah. Lantai dan dindingnya juga terbuat dari kayu. Bagian atapnya terbuat dari rumbia. Dulunya, di Desa Wolotopo terdapat 4 rumah adat besar atau sao ria, yaitu sa’o tarobo, sa’o ata laki, sa’o sue, sa’o taringi. Akan tetapi, kini rumah adat besar yang tersisa hanya dua saja: sa’o ata laki dan sa’o sue.

Tidak hanya rumah adat, di atas bukit dengan pemandangan yang indah ini dapat Anda temukan pula bangunan kayu yang berukuran kecil disebut kedha kanga, berfungsi seperti kuburan, sebab di sinilah disimpan tulang para leluhur dan bahkan mumi. Terdapat pula batu-batu menhir dan batu sesaji yang digunakan untuk kepentingan upacara adat. Upacara adat memang kerap dilaksanakan di atas bukit ini. Pemandangan di atas bukit yang langsung menghadap ke lepas pantai selatan menambah pesona keindahan tempat yang sakral ini. Gunung Iya yang berwarna biru keabu-abuan tampak anggun berdiri di tengah laut Flores.

Kegiatan

Begitu mendekati Desa Wolotopo, dari kejauhan nampak perkampungan Wolotopo yang antik di atas lereng bukit lengkap dengan tumpukan batu yang disusun tinggi sebagai penyokong bangunan. Setibanya di desa ini, tentu saja suguhan wisata desa adat dan sejarah akan menjadi suatu pengalaman yang penuh kesan. Budaya dan adat masih begitu kental terasa di kawasan perkampungan tradisional ini. Belum lagi pemandangan dan keunikan arsitektur bangunan tua yang masih terjaga dan lestari hingga hari ini.

Anak-anak tampak bermain di halaman bersama yang berada ditengah-tengah sejumlah rumah. Tampak batu-batu menhir di halaman yang tidak terlalu luas tersebut. Ibu-ibu rumah tangga menyibukkan diri dengan menenun kain ikan khas Flores yang indah dengan beragam motif dan warna. Anda dapat menyaksikan kegiatan mereka menenun dengan cara dan alat yang tradisional. Anda tentunya dapat membeli kain ikat tersebut di desa ini dengan harga yang lebih murah dibandingkan dengan yang ada di toko.

Pusat dan tempat utama yang wajib dikunjungi setibanya di Desa Wolotopo adalah tentu saja kawasan di atas bukit dimana terdapat rumah adat kuno dan kuburan kuno lengkap dengan menhir dan batu sesajinya. Setibanya di atas bukit ini, nuansa sakral dari tempat yang kerap menjadi tempat diadakannya upacara adat ini akan berpadu dengan keindahan alam yang memesona.

Memandangi Matahari terbit dan tenggelam dari bukit ini sudah menjadi buah bibir di kalangan wisatawan karena keindahannya. Pemandangan pemukimam Wolotopo di bawahnya juga cukup menarik untuk diabadikan baik dengan kamera Anda atau sekedar disimpan dalam kotak ingatan. Keindahan alam tersebut dibingkai pula dengan pemandangan ke lepas pantai selatan. Gunung Iya yang berdiri anggun di tengah laut Flores adalah keindahan lain yang turut menambah-nambah pesona desa wisata Wolotopo.

Wolotopo juga berada hanya sekira 6 kilometer dari Desa Ndona. Desa ini sangat populer karena produksi tenun ikatnya. Ada Pantai Mbu U yang terletak di Kecamatan Ndona. Di pantai ini, pemandangannya juga indah meliputi menyaksikan Gunung Meja, Gunung Iya, serta Pulau Koa, atau menyaksikan Matahari tenggelam.

Berkeliling

Berkelilinglah di Kota Ende, kota ini dikenal pernah menjadi tempat pengasingan presiden pertama RI, yaitu Ir. Soekarno, selama 4 tahun (1934-1938). Ada beberapa tujuan wisata yang tak boleh dilewatkan seperti tentu saja Rumah Pengasingan Soekarno di Kota Ende. Kota Ende ini disebut pula sebagai Rahim Pancasila sebab konon di sinilah Soekarno pertama kali merumuskan Pancasila, dasar negara Indonesia.  Museum Bahari Ende juga dapat menjadi destinasi yang layak disambangi.

Transportasi

Wolotopo dapat dicapai dengan berkendara sekira 30 menit dari Kota Ende. Sebaiknya Anda menggunakan mobil atau motor sewaan untuk mencapai desa ini. Terdapat pula jasa ojek yang dapat menjadi pilihan alternatif.

Berjarak sekira 12 kilometer dari Kota Ende, pemandangan sepanjang jalan menuju Desa Wolotopo sungguh memukau. Sepanjang perjalanan, lanskap tanah di Flores menyuguhkan keindahan Pantai Nanganesa, kemegahan tangga alam yang berusia puluhan tahun, serta pemandangan tebing yang terjal membingkai jalur perjalanan.

Akomodasi

Tak ada akomodasi yang menunjang kebutuhan wisatawan terutama penginapan di desa kecil ini. Kota Ende adalah kota terdekat dimana banyak terdapat fasilitas seperti hotel, restoran, dan toko.

Berikut daftar hotel dan penginapan di Kota Ende.

Grand Wisata Hotel

Jl. Kelimutu No. 32, Ende

Telp.: +62 381 24010 / +62 381 22974

Website: http://grandwisatahotelende.indonesiaroom.com/

Mentari Hotel

Jl. Pahlawan, Ende

Telp.: +62 381 21292

Hotel Satarmese

Jl. Eltari No. 20, Ende

Telp./fax: (0381) 21982