“Wilayah Indonesia adalah satu kesatuan yang utuh dari Sabang hingga Merauke. Laut bagi kita bukanlah pemisah wilayah. Perairan antar-pulau justru menjadi pemersatu Bangsa Indonesia yang terdiri dari berbagai suku yang mendiami lebih dari 17.000 pulau-pulau besar dan kecil di Nusantara”.
Peringatan Hari Nusantara tahun ini digelar di Dermaga Muara Jati, Cirebon, Jawa Barat, pada Rabu (13/12) dengan mengambil tema ”Gotong Royong dalam Kebhinekaan di Nusantara Guna Mewujudkan Indonesia Sebagai Poros Maritim Dunia”. Berbagai atraksi dan kegiatan dihelat untuk menyemarakkan hari bersejarah itu, antara lain atraksi terjun bebas oleh TNI Angkatan Laut, demo Search and Rescue (SAR) Laut, sail pass kapal-kapal nelayan Indonesia, serta pelepasan ekspor produk tekstil dan rotan khas Cirebon.
Tidak hanya kegiatan seremonial, peringatan Hari Nusantara tahun ini dimanfaatkan untuk melakukan berbagai kegiatan sosial seperti donor darah yang dilakukan oleh Danlanal Cirebon, Dirpolairud Polda Jabar, Kadiskes Armabar serta jajarannya. Beberapa tenda Rumah Sakit Lapangan (Rumkitlap) Marinir juga didirikan untuk kegiatan bakti sosial kesehatan di Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Cirebon.
Hari Nusantara digelar di tempat berbeda setiap tahunnya dengan mempertimbangkan potensi bahari yang identik dengan kawasan yang dipilih. Perayaan Hari Nusantara sesuai Keputusan Presiden RI Nomor 126/2001, tanggal 13 Desember terkait ditetapkannya Hari Nusantara sebagai salah satu hari nasional untuk mengingatkan keberhasilan diplomasi Indonesia terkait prinsip negara kepulauan yang diakui secara internasional melalui instrumen Konvensi Hukum Laut Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNCLOS) 1982. Pengakuan tersebut sebelumnya didahului dengan diumumkannya “Deklarasi Djoeanda” pada 13 Desember 1957. Deklarasi Djoeanda merupakan sebuah keputusan untuk menyatukan Indonesia sebagai negara kepulauan, yaitu “Banda Indonesia menjadi negara kepulauan sebagai konsepsi kewilayahan untuk mewujudkan wawasan Nusantara”.
Melalui deklarasi tersebut, Indonesia merajut dan mempersatukan kembali wilayah dan lautannya yang luas, menyatu menjadi kesatuan yang utuh dan berdaulat. Hal tersebut berbeda dengan apa yang termaktub dalam Territoriale Zee en Maritieme Kringen Ordonantie 1939 dimana menetapkan batas teritorial Indonesia secara terpisah-pisah.
“Perjuangan Djoeanda tidaklah sia-sia. Konsep dasar dari deklarasi itu akhirnya masuk ke dalam United Nations Convention on the Law Of the Sea (UNCLOS) 1982 yang mengakui konsep Negara Kepulauan. Oleh karena itu, kita segenap bangsa Indonesia patut mensyukuri dan memperingati tanggal 13 Desember sebagai Hari Nusantara”.
Menteri Dalam Negeri Tjahyo Kumolo dalam sambutannya menjelaskan bahwa pemilihan Cirebon sebagai tuan rumah Hari Nusantara adalah sesuai dengan sejarahnya sebagai pelabuhan penting di Pulau Jawa dan potensi besarnya menjadi kawasan yang terus bertumbuh di Provinsi Jawa Barat. Hari Nusantara mengingatkan masyarakat tentang betapa strategisnya Indonesia di dunia internasional karena berada di antara Samudera Hindia dan Samudera Pasifik serta diapit Benua Asia dan Australia.