Menteri Pariwisata RI didampingi oleh Deputi Bidang Pemasaran 2 Nia Niscaya, Ketua Tim Percepatan Wisata Kuliner dan Belanja Vita Datau, Project Specialist UNWTO Aditya Amaranggana, dan Lead Experts UNWTO Roberta Garibaldi menghadiri Press Conference Ubud Gianyar menuju Destinasi Gastronomi Standar Global yang diadakan di Balairung Soesilo Soedarman Gedung Sapta Pesona Kementerian Pariwisata. Dalam Press Conference tersebut, Manuel Butler sebagai Executive Director UNWTO yang berhalangan hadir turut menyampaikan sambutan melalui rekaman video.
Strategi yang diterapkan oleh Kemenpar dalam mengembangan Wisata Kuliner adalah melalui National Foods, Destinasi Berstandar Global, dan 100 Mitra Resto Diaspora. Penetapan Ubud Gianyar sebagai Destinasi Gastronomi sesuai standar UNWTO merupakan aplikasi dari Strategi Destinasi Wisata Berstandar Global.
Terdapat tiga tahapan penting dalam proses mengangkat Ubud menjadi destinasi gastronomi dunia.
Pertama, adalah melakukan inventarisasi aset dan atraksi gastronomi termasuk memetakan kesiapan industri dan pelaku usaha yang kemudian dibukukan dalam sebuah laporan dan diajukan ke UNWTO.
Kedua, penilaian oleh UNWTO dan dilakukan kick off proses verifikasi dan analisis melalui metode yang cukup detail termasuk wawancara kepada semua stakeholders gastronomi, Food and Beverages, produsen, hotel, restoran, chefs, inisiator food festival, pemerintah daerah, penyedia transportasi, akademisi, dan wisatawan lokal juga asing.
Proses di lapangan akan berlangsung 8 hari di Ubud, Gianyar, dan sekitarnya, sedangkan questionares akan dilakukan online dan offline selama tiga minggu. Pada tahap ini juga dilakukan perencanaan dan strategi rekomendasi.
Ketiga, rekomendasi yang perlu diterapkan dan dilakukan oleh stakeholders untuk kemudian dilakukan penilaian kedua yang dijadwalkan awal Agustus 2019.
Jika semua proses dilakukan dengan benar, maka Ubud dapat dinyatakan sebagai destinasi gastronomi prototype UNWTO, yang telah sesuai dengan gastronomy destination development guideline UNWTO.
Untuk dapat dinyatakan sebagai prototipe, terdapat 5 kriteria standar untuk Destinasi Gastronomi UNWTO di antaranya adalah lifestyle, local products, culture & history, story behind the food, nutrition & health. Penerapan standar ini penting karena akan membuat standar benchmarking bagi Indonesia dan target setelah Bali akan segera diduplikasikan ke JogloSemar dan Bandung.