Candi ini berada di lereng Bukit Padas tepat di depan Gunung Ijo yang puncaknya tertutup oleh pepohonan. Dari atas sini terlihat jelas panorama wilayah Gunung Kidul beserta areal persawahan, lembah Sungai Opak dan Bandara Adisucipto sehingga menghasilkan paduan lansekap menawan.
Berdasarkan peninggalan dari panteon Hindu hingga lingga-yoni, bisa dipastikan bahwa Kompleks Candi Ijo merupakan bangunan suci untuk pemujaan agama Hindu. Reliefnya memiliki banyak kesamaan dengan yang terdapat pada candi lain di perbukitan Ratu Boko.
Terdapat total 17 bangunan yang terletak di atas 11 halaman berbentuk teras berundak yang memanjang dari arah barat ke timur. Bangunan candi induk memiliki tinggi sekira 9,20 meter dengan keliling fondasi 18,40 meter persegi, serta dilengkapi dengan tangga di sisi barat. Bangunan ini diperkiran didahului oleh teras atau gerbang yang disimpulkan dari adanya lubang-lubang untuk fondasi di teras-teras terdepan, namun tembok dari teras atau gerbang tersebut kini sudah runtuh. Meskipun demikian Anda masih dapat menikmati ukiran-ukiran relief yag indah di bagian tubuh candi. Relief berupa untaian bunga-bunga, angin beliung, pertapa, hingga singa.
Seluruh candi telah direstorasi namun bangunan dasarnya tetaplah konstruksi asli. Pelataran kompleks kini meliputi empat candi yaitu satu candi utama, tiga candi sekunder dan struktur lain yang belum teridentifikasi. Candi Ijo pertama kali ditemukan oleh H.E Dorrepal pada 1886.
Sebelum hari berangsur gelap dan lampu-lampu menerangi setiap sudut jalan di Yogyakarta, tujuan terakhir dari perjalanan Anda adalah menikmati senja yang perlahan tenggelam di pelupuk garis horizon. Pantai bukanlah satu-satunya titik di Yogyakarta yang menyimpan pemandangan ini. Di Kompleks Candi Ijo, Anda akan diajak melihat Matahari terbenam dari ketinggian 400 m dpl dengan candi-candi sebagai latarnya.
Berjalan ke arah timur tangga maka Anda akan menemukan ceruk yang disebut lingga, ini adalah pusat lokasi dari kawasan suci tersebut. Arca Siwa dan Ganesa ditemukan di candi utama, begitu pun dengan arca Wisnu dan Narasimha. Arca lain yang diidentifikasi sebagai Parwati juga ditemukan dekat dengan candi namun sekarang sudah dipindahkan ke Museum Prambanan. Pada bagian pintu masuk candi induk terdapat ukiran Kala Makara yang berupa mulit raksasa berbadan naga, ukiran ini miripseperti yang tampak pada pintu masuk Candi Borobudur.
Tepat di depan candi induk terdapat tiga buah candi sekunder dengan ukuran yang lebih kecil, semuanya dibangun sejajar menghadap ke arah timur. Candi paling utara dan paling selatan memiliki konstruksi fondasi yang mirip, berukuran 5,11 meter x 5,11 meter. Batasan ranah suci ini ditandai dengan adanya tembok-tembok di sekitar candi.
Tips
- Candi Ijo berada di perbukitan yang sama dengan Candi Ratu Boko, tepatnya di Dusun Groyokan, Desa Sambirejo, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman. Jaraknya sekira 28 kilometer dari Kota Yogyakarta. Anda dapat menggunakan bus Trans Jogja dengan mengambil rute ke arah Sleman atau Candi Prambanan, kemudian dilanjutkan dengan ojek ataupun taksi ke arah selatan. Candi Ijo berada tepat di jalan raya yang menghubungkan Yogyakarta dengan Piyungan. Setelah berjalan sekira 15 menit maka Anda akan menemukan Candi Ijo. Apabila menggunakan kendaraan pribadi, Anda bisa memarkirnya tepat di dekat pelataran Kompleks Candi Ijo.
- Untuk akomodasi Anda bisa menginap di Kota Yogyakarta kemudian mengambil tur candi ke Sleman ataupun menginap langsung di Sleman.
- Tidak jauh dari kompleks candi terdapat Tebing Breksi yang merupakan area penambangan batu karst. Banyak wisatawan yang mengunjunginya karena tempat ini menawarkan pemandangan yang cukup unik. Dari puncak Tebing Breksi, Anda pun dapat melihat Candi Prambanan, Candi Ratu Boko dan Candi Barong sekaligus.
- Mengasyikkan bila Anda mulai menyusun rencana perjalanan khusus dengan tujuan candi-candi di Yogyakarta. Buatlah daftar candi mana saja yang menarik untuk kunjungi dalam sehari penuh. Biasanya tur candi akan berakhir di Candi Ratu Boko atau di Candi Ijo dengan panorama Matahari terbenam spektakuler. Inilah yang membuat Candi Ijo begitu ramai pengunjung, terutama akhir pekan.
- Sebelum menghabiskan hari di Candi Ijo, Anda ditawarkan melihat perkampungan unik yang dihuni oleh rumah-rumah dengan atap berbentuk setengah lingkaran. Sekira 15 menit berkendara, Anda akan tiba di desa dengan nama Dome Telletubbies ini. Rumah tersebut merupakan pemukiman korban gempa tahun 2006. Total bangunan ada 80 buah, 71 merupakan hunian warga dan 6 buah rumah lainnya adalah fasilitas bersama seperti MCK, masjid dan aula. Di kawasan ini disediakan rental sepeda agar Anda bisa berkeliling kampung dan menemukan titik-titik menarik. Untuk mendapat penjelasan yang lebih akurat, Anda bisa menyewa pramuwisata dengan tarif mulai dari Rp50 ribu.