Danau Limboto: Legenda dan Keindahan Alam

“Gorontalo muncul ketika laut menghilang meninggalkan lahan luas dengan tiga gunung di tengahnya.”

Inilah legenda yang bergulir turun-menurun, dibenarkan oleh warga setempat dan dikuatkan dengan adanya bukit-bukit kapur di sepanjang garis pantai sebelah selatan, dimana karang kuno dan karang raksana terlihat jelas.

Masyarakat Gorontalo hidup dengan legenda dan cerita rakyat. Dahulu Limboto merupakan hamparan laut yang luas. Di tengahnya terdapat dua buah gunung yang tinggi yaitu Gunung Boliohuto dan Gunung Tilongkabila. Di salah satu tempat di dataran tersebut terdapat sebuah mata air bernama Mata Air Tupalo, tempat ini sering didatangi oleh tujuh bidadari bersaudara dari kahyangan untuk mandi dan bermain air.

Suatu hari ketika tujuh bidadari sedang asyik mandi dan berseda gurau, seorang pemuda tampan bernama Jilumoto melintas. Secara diam-diam ia mengambil sayap salah satu bidadari yang bernama Mbu’i Bungale. Singkat cerita, bidadari tersebut ditinggalkan oleh saudara-saudaranya dan Jilumoto menikahinya tanpa memberitahu bahwa ia orang yang menyembunyikan sayap Mbu’i Bungale. Suatu hari, Mbu’i Bungale mendapat kiriman Bimelula, yaitu sebuah mustika sebesar telur itik dari kahyangan. Bimelula itu disimpan di dekat Mata Air Tupalo dan menetas mengeluarkan bayi perempuan yang sangat cantik. Saat hendak pulang ke rumah, Mbu’i Bungale melihat pepohonan jeruk yang tumbuh di sekitar sebuah danau. Untuk mengenang peristiwa itu, Mbu’i Bungale dan suaminya menamakan danau dengan Bulalo lo limu o tutu yang artinya danau dari jeruk yang berasal dari kahyangan. Lama kelamaan, masyarakat setempat menyebutnya dengan Bulalo lo Limutu atau Danau Limboto.

Danau Limboto seakan menjadi penyegar di tengah-tengah Gorontalo yang panas menghimpit garis khatulistiwa. Peristiwa-peristiwa penting sudah disaksikannya, mulai dari sejarah di zaman kolonial hingga pernah menjadi landasan pesawat amhibi yang ditumpangi Presiden Soekarno tahun 1950-an.

Danau ini memiliki kedalaman 2-8 meter dan menempati lahan seluas 2.500 hektar namun sayang semakin tahun semakin menyusut karena proses erosi dan sedimentasi. Pada 1970, danau memiliki luas sekira 4.000 hektar dan sebagian eks lahan tersebut telah berubah menjadi rumah-rumah warga. Walaupun demikian, Anda masih bisa menikmati keindahan Danau Limboto secara utuh. Lokasinya yang dilatari bukit-bukit dan dikelilingi bunga-bunga akan menambah keanggunan.

Jangan khawatir pesona Danau Limboto akan habis karena enam sungai yang mengalir untuknya masih memberikan debit air yang cukup. Keenam sungai tersebut adalah Sungai Meluupo, Biyonga, Marisa, Alopohu, Ritenga dan Bulota. Danau ini pun masih akan terus menjadi sumber mata pencahariaan warga setempat sebagai pusat pembudidayaan ikan nila dan ikan mujair, serta pusat keanekaragaman hayati terutama yang terkait dengan lahan basah di Gorontalo.

Area danau yang sudah berubah menjadi tanah juga dimanfaatkan warga untuk berkebun dan berternak, hewan mereka memakan rumput-rumput yang berasal dari danau yang telah mengering. Sebagian lagi memanfaatkan lahan danau yang kering untuk menanam sayur dan buah, tanah ini dianggap cukup subur untuk menghasilkan tanaman berusia pendek.

Bagaimana pun juga menjaga danau ini menjadi tanggung jawab bersama. Apabila dibiarkan maka diprediksikan 15 tahun lagi danau ini akan lenyap atau rata dengan permukaan darat. Padahal, Danau Limboto sangat vital perannya sebagai tangkapan air hujan untuk mencegah banjir di Gorontalo.

Kegiatan

Di Danau Limboto Anda dapat menikmati berbagai kegiatan, seperti memancing, lomba berperahu, atau berenang. Selain itu, mereka juga dapat menikmati ikan bakar segar yang disediakan oleh mayarakat nelayan setempat dengan harga yang relatif murah.

Pagi hari ataupun menjelang senja merupakan waktu paling baik untuk mengunjungi Danau Limboto. Saat Matahari terbit atau tenggelam, pemandangan danau kian semarak oleh kilau cahaya Matahari yang jatuh di permukaan air danau dan warna langit yang berubah warna.

Di Danau Limboto yang luas terdapat banyak kegiatan rekreasi yang dapat Anda lakukan. Mulai dari duduk santai di tepian danau sambil menikmati pemandangan atau sekedar memancing atau mengarungi danau dengan perahu sewaan. Mengunjungi danau pada pagi atau senja hari disebut-sebut sebagai waktu terbaik, habiskan waktu bersama orang-orang terdekat agar lebih menyenangkan. Bonus lainnya saat mengunjungi danau saat sore hari adalah kehadiran burung-burung liar yang beterbangan bebas di sekitar danau. Jangan lupa untuk mengabadikan pesona keindahannya dengan kamera Anda.

Selain eceng gondok dan gelagah, bunga teratai tak mau ketinggalan menambah keindahan Danau Limboto. Jangan lupa untuk membawa alat pancing Anda dan bersiap-siaplah menikmati potensi dan keindahan danau yang sayangnya kian tahun kian dangkal ini. Setelah lelah memancing dan ingin menikmati hasil tangkapan, Anda dapat membawanya ke warung-warung makan terdekat yang bersedia mengolah hasil memancing Anda. Sajian makanan hangat yang disantap bersama teman berlatarkan pemandangan danau yang memikat tentu kian nikmat.

Kuliner

Danau Limboto merupakan habitat bagi ikan air tawar. Oleh karenanya, menu ikan air tawar yang dibakar atau digoreng sesuai selera sudah tentu sayang jika dilewatkan. Ikan nike adalah salah satu yang wajib Anda coba, cicipi yang dimasak dengan woku belanga ataupun yang diolah menjadi perkedel di warung makan sekitar Limboto ataupun Gorontalo.

Selera Anda akan semakin tergugah setelah menjajal gurihnua sambal dabu-dabu. Menu unik dan sederhana ini berbahan dasar udang kecil (rebon). Tanpa dimasak, udang yang sebelumnya sudah dicuci bersih dicampur dengan bahan-bahan lainnya, seperti kelapa parut, air perasan jeruk nipis, serta bumbu dan rempah lainnya. Perpaduan cita rasa gurih, pedas, dan manis udang rebon ini akan memberi pengalaman bersantap yang baru dan nikmat di lidah Anda.

Akomodasi

Mengingat lokasi danau yang tak jauh dari pusat Kota Gorontalo, menginap di kota ini dapat menjadi pilihan. Berikut beberapa referensinya untuk Anda.

Quality Hotel Gorontalo

Jl. A. Yani Kota Gorontalo

Tlp: (0435) 822222, Fax (+62435) 821111

Maqna Hotel

Jl. Suktan Botuhite No.88, Kota Gorontalo 96115

Tlp: (0435) 8592676

Hotel Amaris

Jl. Sultan Botuhite No.27, Kota Gorontalo, 96135

Tlp: (0435) 830988

Saronde Hotel

Jalan. Walanda Marmis

Tlp: (0435) 824144

Yulia Hotel

Jl. Ahmad Yani

Tlp: (0435) 828395

Wisata Hotel

Jl.23 Januari

Tlp : (0435) 821736

City Hotel

Jl. Basuki Rahmat

Tlp : (0435) 822437

Krawang City Hotel

Jl.Basuki Rahmat Tlp: (0435) 822437

Citra Hotel

Jl. Merdeka

Tlp: (0435) 821249

Transportasi

Danau Limboto mudah diakses. Letaknya tidak jauh dari Bandara Jalaluddin sekira 17 km atau 15 menit berkendara. Untuk mencapai lokasi, Anda tinggal naik taksi atau mobil sewaan dari bandara. Jika berencana mengunjunginya setelah bermalam di hotel, menyewa bentor adalah pilihan yang tepat. Tarifnya sekira Rp50.000,-.

Berkeliling

Untuk berkeliling Danau Limboto, terdapat jasa penyewaan perahu yang dapat dengan mudah Anda ditemui di sekitar kampung di tepi danau. Di Kampung Kayudurian misalnya, merupakan salah satu kampung di tepian Danau Limboto dimana para penyewa perahu akan siap dan mudah ditemui untuk mengantar mengarungi danau. Dengan begitu, Anda akan mendapatkan pengalaman yang berbeda dan melihat sisi danau dari sudut lain.

Terdapat beberapa rute berperahu yang ditawarkan, mulai dari berperahu ke daerah penjual ikan segar, sekedar berkeliling danau di sekitar Kampung Kayudurian, atau bahkan berperahu menyeberangi Danau Limboto. Pilihan rute akan menentukan tarif sewa perahu; harga biasanya bergantung kesepakatan dengan penyewa atau pendayung perahu.

Berbelanja

Temukan kain sulam khas Gorontalo yang disebut kerawang dan kerajinan anyaman yang disebut upiya karanji atau kopiah songkok yang terbuat dari rotan. Kedua bisa ditemukan di Pasar Sentral Gorontalo atau di desa tempat pembuatan berlangsung seperti Desa Pulunala dan Desa Bongo di Kabupaten Gorontalo.

Songkok dibuat dari rotan karena bahan baku tersebut memiliki sirkulasi udara yang baik sehingga sangat nyaman dipakai. Presiden RI ke-4, Bapak Abdurrahman Wahid atau yang lebih dikenal dengan Gusdur pun setia menggunakan songkok  khas Gorontalo ini.

Tips

Jaga kebersihan sekitar danau dengan tidak membuang sampah sembarangan.

Trip dengan perahu sewaan patut dicoba sambil menikmati keindahan danau dari sudut yang berbeda.