Melihat rumah adat dulohupa maka Anda sedang dihadapkan pada gambaran budaya tradisional Gorontalo. Untuk mengamati rumah adat nan cantik ini langkahkan kaki Anda menuju seputaran Jalan Pulau Kalengkoan, Jalan Agus Salim, serta di Jalan Trans Limboto-Isimu. Di situlah Anda akan mendapati rumah asli Gorontalo.
Bentuk rumah adat dulohupa adalah panggung yang terbuat dari papan dengan bentuk atap artistik dilengkapi pilar-pilar kayu sebagai hiasan. Tangga rumah panggung ini berada di sisi kiri dan kanan yang disebut totihu. Di dalam rumah adat dulohupa masyarakat adat gorontalo menggelar perlengkapan upacara adat perkawinan berupa pelaminan, busana adat pengantin, dan perhiasan lainnya.
Kata dulohupa sendiri memiliki makna bermusyawarah atau bermufakat untuk memprogramkan rencana. Awalnya rumah adat ini merupakan balai musyawarah bagi kerabat kerajaan. Selain itu rumah adat dulohupa dulu digunakan untuk pengadilan untuk pengkhianat kerajaan melalui sidang tiga alur pejabat pemerintahan yaitu Buwatulo Bala (alur keamanan), Buwatulo Syara (alur hukum agama Islam) dan Bawatulo Adati (alur hukum adat).
Bentuk atap rumah adat ini sangat artistik dengan pilar-pilar kayu sebagai hiasan bercorak khas Gorontalo. Pintu masuknya terdapat di kedua sisi yaitu sisi kanan dan kiri, posisi ini merupakan gambaran tangga adat yang disebut tolitihu. Di dalamnya tersimpan perlengkapan upacara adat perkawinan berupa pelaminan, busana adat pengantin dan hiasan lainnya. Di bagian belakang rumah adat ini terdapat anjungan dimana dahulu merupakan tempat raja dan kerabat istana beristirahat sambil melihat permainan sepak raga.
Rumah adat asli gorontalo ini jumlahnya sudah tidak banyak dan sulit dijumpai. Akan tetapi, Anda masih bisa menemukan bebera di antaranya di sekitar Jalan Pulau Kalengkoan dan Jalan Agus Salim. Ada pula di Kelurahan Huangobotu, Kelurahan Biawau, serta di Jalan Trans Limboto- Isimu.
Pilihan lain untuk melihat rumah adat ini adalah Yiladia Dulohupa Lo Ulipu Hulondhalo di Kelurahan Limba U2, Kecamatan Kota Selatan, Kota Gorontalo. Rumah adat tersebut biasa digunakan untuk pagelaran budaya dan seni di Gorontalo. Di dalamnya terdapat berbagai ruang khusus dengan fungsi yang berbeda. Gaya arsitekturnya bernuasa Islami. Bangunannya berdiri di atas tanah seluas kurang lebih 500 m² dilengkapi taman bunga, tempat penjualan cenderamata, serta bangunan garasi bendi kerajaan talanggeda.