Festival 3 Gunung di Lembata

Festival tiga gunung menjadi daya tarik yang sayang untuk dilewatkan bilamana Anda menyambangi Pulau Lembata yang menakjubkan. Perhelatan tersebut akan berlangsung pada 27 Oktober hingga 3 November 2018. Festival 3 Gunung diarahkan untuk mengenalkan 3 gunung utama di pulau tersebut, yaitu: Gunung Ile Batutara, Ile Lewotolok, dan Ile Werun, kemudian acaranya akan melibatkan seluruh masyarakat dari tiga gunung tersebut. Dalam Festival 3 Gunung terdapat sedikitnya 20 aktifitvas terangkai.

Gunung Batu Tara yang terdapat di tengah laut yang memiliki keunikan mengeluarkan lahar panas hampir setiap saat sehingga ketika di malam hari semburan lahar ini tampak sangat menakjubkan. Gunung Batutara yang merupakan bagian dari Pulau Komba itu, hanya berjarak sekitar 70 km timur laut dari Lewoleba, ibu kota Kabupaten Lembata. Pulau gunung api itu terletak di sebelah utara Laut Flores dengan ketinggian sekitar 748 m (2.454 kaki) dari permukaan laut. Ile Batutara sempat dinobatkan sebagai destinasi wisata terunik dalam ajang Anugerah Pesona Indonesia (API) tahun 2017.

Gunung kedua yang tak kalah menarik adalah Gunung Ile Lewotolok. Gunung ini terletak di Ileape dengan topografi yang cocok untuk melakukan tracking. Hal menarik adalah gunung ini memiliki luas kawah yang luar biasa besarnya. Gunung (Ile) Lewotolok terkenal memiliki kawah di puncak yang berpasir putih dengan luas menyerupai lapangan yang bisa digunakan untuk bermain sepak bola.

Gunung ketiga yang akan dipopulerkan Pemda barisan pegunungan di Atadei yang dinamakan Ile Werung. Ile Werung dikenal juga dengan nama Ile Adowajo. Kawasan perbukitan dan pucak Ile werung memilki pemadangan eksotis sampai ke bibir pantainya.

Kabupaten Lembata sendiri memiliki luas 4.620,285 km² meliputi luas daratan 1.266,390 km² dan luas lautan mencapai 3.353, 895 km². Sekira 137 desa dalam 7 kecamatan di pulau ini mayoritas sudah terhubungkan oleh jalan meski kondisinya belum baik. Sekira 55, 66 % geografis Lembata berupa pesisir yang menempel di sisi bukit dan 37.60 % wilayah pegunungan. Lembata dahulu disebut Pulau Lomblen namun sejak tahun 1967 diganti dengan sebutan Lembata berdasarkan sejarah asal masyarakatnya dari Pulau Lepanbatan.

Untuk menarik wisatawan datang berkunjung, Pemda Lembata tengah mempersiapkan beberapa destinasi unggulan seperti Kota Lewoleba, Bukit Wolorpass, Desa Lemagute, Desa Amakaka, Gunung Ile Lewotolok, Desa Jontona, Teluk Waienga, Pasar Tradisional dan Desa Nelayan Lamalera. Atraksi yang paling terkenal di Lembata adalah penangkapan ikan paus dengan cara tradisional, yakni ditombak. Tradisi turun-temurun ini dilakukan oleh masyakarat Desa Nelayan Lamalera. The World Wildlife Fund (WWF) telah melakukan survei dan menyatakan bahwa perburuan tidak mengancam populasi biota laut. Ikan paus jenis sperma yang ditangkap di Lamalera rata-rata sebanyak 21 ekor per tahun, jauh dari total populasi ikan tersebut di dunia yakni sekira 360 ribu ekor, sehingga kelestarian tidak terganggu.

Untuk menuju Pulau Lembata yang terletak sekira 190 km di sebelah utara Kupang, Ibu kota Nusa Tenggara Timur. Kota terbesar di Pulau Lembata ialah Lewoleba di bagian selatan pulau yang merupakan ibu kota Kabupaten Lembata. Karena terpisah secara geografis, menuju Lewoleba hanya dapat ditempuh melalui udara dengan Bandar Udara Wonopito atau dengan melalui laut. Penerbangan menuju Maumere menjadi penerbangan terakhir sebelum dilanjutkan oleh perjalanan laut di Larantuka. Jadi, Anda harus menuju Larantuka dari Maumere dengan menggunakan bus kota. Dari Larantuka Flores, kapal laut berlayar setiap hari ke Lewoleba atau ada pula yang berlayar langsung ke Lamalera seminggu sekali.