Warga Lamandau memiliki tradisi menghibur keluarga yang berduka dengan tarian topeng dan memberikan sejumlah bantuan. Bagi mereka menolong orang yang memerlukan adalah suatu hal yang tidak perlu dipamerkan, itulah wujud keikhlasan semata. Karena mengenakan topeng maka keluarga yang menerima bantuan pun tidak akan mengetahui siapa sosok orang yang memberikan pertolongan sehingga tidak perlu merasa berhutang budi.
Tradisi ini bukan hanya menarik untuk disaksikan tetapi juga sarat pesan moral. Festival Babukung dapat Anda saksikan di Alun-Alun Nanga Bulik dan Bundaran Rusa, di Nanga Bulik, ibu kota Kabupaten Lamandau, Provinsi Kalimantan Tengah. Acaranya digelar pada 11 – 13 Oktober 2019. Festival ini sudah dihelat sejak 2014 namun sebagai sebuah tradisi jelas jauh lebih lama lagi.
Awalnya tradisi babukung merupakan ritual adat dari suku Dayak Tomun. Penarinya yang disebut bukung mengenakan topeng karakter hewan tertentu yang disebut luha. Topeng (luha) sendiri diukir pengrajin ahli dari kayu tropis (pulai) kemudian dihiasi pewarna alami dari hutan, yaitu merah dari buah kesumba, hitam dari arang, dan putih murni dari kapur.
Topeng suku Dayak Tomun berkaitan dengan kepercayaan animisme yang diyakini memiliki kekuatan magis dan perwujudan roh leluhur. Bahkan, topeng tersebut awalnya dijadikan sarana untuk berkomunikasi dengan leluhur, menangkal roh jahat atau sihir, serta memiliki fungsi khusus menangkap jiwa di pemakaman. Di masa lalu, topeng suku Dayak Tomun juga digunakan untuk mengintimidasi musuh.
Kini berbeda, ritual babukung bertransformasi menjadi simbol kebahagiaan dan kebersamaan dimana para bukung akan menari dengan irama dan suara khas yang dibuat menggunakan tongkat bambu sebagai sarana untuk menghibur keluarga yang berduka. Para bukung akan datang dari desa tentangga untuk menghibur warga yang berduka karena kematian anggota keluarga. Selain menari diiringi tetabuhan musik tradisional, mereka juga menyerahkan sejumlah bantuan. Penggunaan topeng saat memberikan hadiah kedukaan dilakukan agar keluarga yang menerima tidak mengetahui siapa orang memberikan bantuan sehingga tidak perlu merasa berhutang budi.
Pemerintah Kabupaten Lamandau mengharapkan daya tarik kegiatan babukung menjadi event unggulan pariwisata Kabupaten Lamandau. Bahkan, sekarang kegiatan ini telah masuk dalam 100 Calendar of Event Kementerian Pariwisata Republik Indonesia. Pada Festival Babukung tahun 2015 kegiatannya menampilkan lebih dari 1000 bukung dan berhasil memecahkan rekor penampilan tari topeng tradisional terbanyak dan tercatat di Museum Rekor Indonesia (MURI).
Festival Topeng Babukung sendiri digelar bergiliran dari delapan kabupaten di Lamandau dengan diundi. Tergantung keberuntungan, setiap komunitas diberi topeng khusus. Mereka kemudian bekerja mengukir topeng, membuat kostum dan berlatih menari untuk tampil di festival. Ratusan bukung berbagai bentuk dan warna-warni akan diarak saat festival budaya ini. Ada 15 kategori topeng yang digunakan, yaitu: burung, naga, buaya, kelelawar, burung enggang, merak, anjing, setan, kupu-kupu, dan topeng putih yang disebut sadap sebagai representasi orang Belanda dengan hidung panjang.
Selama tiga hari festival Anda akan melihat beraneka tarian tradisional suku Dayak yang memukau. Selain itu, di Festival Babukung 2019 juga akan dilaksanakan beberapa ritual adat khas Dayak Tomun, yaitu ritual adat penyambutan tamu, ritual adat pembuka dan penutup acara Babukung, serta ritual adat pemberian gelar kehormatan bagi tokoh daerah.
Festival Babukung tahun 2019 juga menjadi wahana untuk memperkenalkan kerajinan yang berorientasi pada kreativitas masyarakat. Dalam hal ini peran pemerintah memberikan bimbingan dan akses permodalan bagi pelaku ekonomi kreatif akan dilakukan, mengingat Kabupaten Lamandau begitu kaya dengan nilai-nilai seni dan budaya. Diharapkan Festival Babukung 2019 dapat memajukan sektor pariwisata, mengangkat ekonomi kreatif, menumbuhkan rasa cinta terhadap budaya, menghargai keragaman yg ada di tengah masyarakat dan memperkenalkan keindahan alam Kabupaten Lamandau.
Pembukaan Festival Babukung 2019 sendiri pada Jumat 11 Oktober 2019 menghadirkan Karnaval Topeng yang meriah diikuti 1.350 meliputi 27 kelompok perwakilan dari 8 kecamatan se-Kabupaten Lamandau, 5 kabupaten dan kota, 6 kerukunan suku di Lamandau, serta 8 organisasi. Lima kabupaten yang ikut berpartisipasi adalah Kotawaringin Barat, Kotawaringin Timur, Pulang Pisau, dan juga Kota Palangka Raya yang mengutus dua tim dalam kegiatan tersebut.
Sebelum pelepasan karnaval topeng dilepas oleh Bupati Lamandau, Hendra Lesmana terlebih dahulu dilaksanakan acara adat Nota Garung Pantan, dan ritual adat Maumpan Bukung. Ritual Nota Garung Pantan bertujuan untuk membuang, menghalau, melepaskan segala bentuk rintangan yang dapat menghambat setiap recana kegiatan. Sementara ritual Maumpan Bukung dilaksanakan sebelum penari Bukung pertama muncul. Maumpan adalah ritual memberi makan yang mengandung makna spiritual menurut kepercayaan Kaharingan untuk menghormati roh yang ada dalam setiap penari topeng. Ada delapan karakter bukung yang akan ditampilkan, yaitu: bukung naga, bukung tingang, bukung pangua, bukung bamba, bukung kompadi, bukung lalawar, dan bukung hundang.
Selama 3 hari perhelatannya, Festival Babukung 2019 menawarkan beraneka rangkaian acara yang menarik. Pada hari pertama, pengunjung akan disuguhi acara pembuka karnaval topeng melintas pusat kota Nanga Bulik, dengan target peserta sebanyak 32 tim dan setiap tim beranggotakan minimal 50 orang pejalan kaki. Pada malam hari di area Bundaran Rusa Nanga Bulik akan digelar pameran produk UMKM serta pentas musik etnik yang menghadirkan musisi-musisi berbakat baik dari Kabupaten Lamandau maupun dari kabupaten tetangga.
Pada hari kedua, ada pengenalan unsur seni babukung melalui lomba mewarnai topeng tingkat anak-anak TK atau Anda dapat belajar bagaimana berlatih gerakan tarian babukung orisinil pada workshop tari yang diselenggarakan terpusat di Bundaran Rusa pula. Pada malam harinya, 10 sanggar tari dari kecamatan se-kabupaten Lamandau dan kabupaten tetangga akan meramaikan panggung dengan pagelaran tari topeng, dilengkapi penampilan istimewa band Bellacoustic Indonesia asal Palangkaraya. Bagi pecinta olahraga pemacu adrenaline, di Desa Wisata Lopus diselenggarakanrekreasi bertajuk Babukung Adventure Trail yang dimotori oleh Dinas Pemuda dan Olahraga Kabupaten Lamandau.
Pada hari ketiga, berbagai suguhan workshop dan ritual adat tetap akan menjadi kegiatan menarik untuk diikuti. Ada penampilan bintang tamu musisi V1mast yang baru saja menjalani tur musik ke Austarlia dan Eropa memperkenalkan kekayaan musik Indonesia, serta dirangkai penampilan biduan Iva Lola pelantun lagu dangdut hits “Tak Mau Pulang Maunya Digoyang“.
Penyelenggaraan Festival Babukung diharapkan dapat membawa peningkatan terhadap aspek ekonomi bagi masyarakat. Terutama dengan meningkatkan tingkat hunian di penginapan serta sarana untuk lebih dikenalnya kuliner khas Lamandau. Terlebih kegiatan Festival Babukung 2019, bertepatan dengan Wonderful Sail To Indonesia dimana wisatawan yang sudah masuk ke Kumai, Kabupaten Kotawaringin Barat, juga banyak yang datang ke Lamandau untuk menyaksikan festival tersebut.