Jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Pulau Bali menunjukkan hasil signifikan. Konektivitas menjadi faktor penting dalam meningkatkan jumlah wisman ke destinasi berjuluk Pulau Dewata itu. Data Dinas Pariwisata Provinsi Bali menunjukkan adanya kenaikan mencolok pada jumlah kunjungan wisman asal Eropa. Jumlah wisman asal Eropa sejak Januari hingga memasuki semester kedua 2017 mencapai 557.423 orang.
Angka itu mengalami kenaikan sebesar 20,8 persen dibanding periode yang sama tahun lalu. Sedangkan untuk periode yang sama pada 2016, jumlahnya di angka 461.374 orang.
https://www.flickr.com/gp/saifanah/3NGVRR
Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali Anak Agung Gede Yuniartha Putra mengatakan, secara umum jumlah wisman yang berkunjung ke Pulau Seribu Pura itu memang tumbuh 23,41 persen. Sejak awal 2017 hingga saat ini saja, sudah ada 2,8 juta wisman yang mengunjungi Bali.
Angka itu menunjukkan kenaikan dibanding tahun sebelumnya. Pada periode yang sama tahun lalu, jumlah wisman yang berkunjung ke Bali ada di angka 2,3 juta.
“Ini salah satu perkembangan positif bagi pariwisata Bali. Kami optimistis bisa melampaui target hingga akhir tahun,” tuturnya.
Sedangkan pelaku industri pariwisata Bali, Putu Winastra mengakui adanya peningkatan signifikan dalam hal jumlah wisman. Menurutnya, Bali menjadi favorit bagi wisman karena menyajikan alam yang indah dengan biaya murah.
Selain itu, untuk menjangkau Bali juga makin mudah. Sebab, makin banyak pilihan maskapai yang melayani rute ke Bali.
“Untuk terbang ke Bali dari negara–negara Eropa sangat mudah. Banyak maskapai yang melayani penerbangan langsung dari Eropa ke Bali,” katanya.
Yang tak kalah penting, Bali dikenal aman. Sedangkan beberapa kota destinasi wisatawan di Eropa justru dilanda teror. “Wajar kalau mereka mencari alternatif tempat berlibur di luar Eropa. Dan, pilihannya kalau ke Asia ya ke Bali,” bebernya.
Menpar Arief Yahya menyebut Bali adalah tourism hub, pintu masuk utama pariwisata ke Indonesia. Karena itu Bali harus diperkuat, diperbesar, setelah itu wisatawan bergerak ke berbagai destinasi lain, via Bali. “Ini adalah cara terbaik untuk mengembangkan beyond Bali, melalui Bali,” kata Arief Yahya.
Critical-nya adalah akses, karena Bali hanya punya satu airport yang kondisinya sudah penuh. Alternatifnya, jangka menengah adalah membangun airport baru di Bali Utara, dan jangka pendek menghidupkan Lombok yang jaraknya relatif dekat. Lalu connectivity Bali-Lombok via penyeberangan juga diperkuat.