Paralayang di Puncak Bogor: Bagai Melayang di Angin Surga

Sekilas

Angin kencang berhembus tertangkap windsock, kantung terbang penunjuk arah angin. Seketika itu pula para porter mengurai lebar sebuah paralayang bergulung yang terbungkus rapat di backpack raksasa yang tertumpuk dekat pos pendaftaran. Salah seorang anggota Federasi Aerosport Indonesia langsung menyambut undangan alam itu untuk terbang merobek kabut tipis yang juga sudah lama ditunggu oleh seorang wisatawan asal Maroko. Angin yang menerpa dari arah bawah bukit di depan lAndasan pacu sangat tepat sekali untuk mulai melangit, dimana payung akan cepat membuka dan mengembang.

Wisatawan lainnya dari Arab Saudi sibuk meyakinkan satu sama lain untuk terbang di tiupan angin berikutnya. Sudah belasan tahun tempat di salah satu bukit tertinggi yang berhias pohon teh di kawasan Puncak Cisarua, Bogor ini menjadi tujuan berlibur wisatawan asal negara-negara Timur Tengah. Bagi mereka, kecantikan lembah di kawasan dataran tinggi Puncak seakan menyuguhkan replika nyata tentang surga yang hijau, dimana di bawahnya mengalir sungai-sungai.

Muneer, wisatawan asal Yordania menaiki anak tangga dengan wajah ceria, kembali dari pendaratan mulus di bukit sebelah. Ia disambut ibu dan istrinya yang berkerudung hitam. Apapun yang dikatakan Muneer telah membuat istrinya iri sekaligus bahagia. Bagaimana tidak, angin Puncak sangatlah sejuk menerpa wajah, tapi jauh lebih sejuk bila Anda di atas sana, di langit bersama kabut. Tapi 25 menit bersama awan adalah menit-menit terindah bagi pAndangan, perasaan, dan sensasi Anda; duduk bertandem dengan pilot Anda, tanpa lantai untuk dipijak, tanpa kursi dengan sAndaran, dan tanpa mesin yang terprogram. Hebatnya, semua berjalan begitu mulus, hening, dan memuaskan, hingga Anda lupa telah memekik kegirangan seperti suara-suara di sebuah playgroup! Lupakan pengalaman ini, dan pastilah perlu seumur hidup untuk mencobanya.

Adalah Pak Karom, seorang pegawai perkebunan teh, begitu berbinar mendapat kepercayaan untuk membawa kantung backpack. Bulan Juli hingga September dan menjelang Iedul Adha adalah waktu-waktu terbaik baginya sebagai porter. Tapi para pilot paralayang tandem jauh lebih sumringah. Bagi wisatawan asal Timur Tengah harga Rp 300.000 untuk sekali terbang di bawah payung paralayang yang dikendalikan seorang pilot berpengalaman untuk sekitar 25 menit  di langit Puncak yang mempesona terhitung murah. Wisatawan asal Indonesia yang ingin merasakan sensasi yang sama, dikenakan harga yang tidak berbeda. Hampir tiap hari di bulan ramai, puluhan wisatawan pergi melangit, jelas Pak Karom seraya menyiapkan batang kayu Kaliandra untuk membakar jagung pesanan yang mulai mewangi di atas tungku depan warung yang berjajar.

Transportasi

Lihat bagaimana mencapai Bogor di artikel terkait.

Setelah melalui Jalan Tol Jagorawi, Anda akan menuju ke arah Cisarua dengan melalui daerah padat kendaraan di sekitar Ciawi, Megamendung, dan Cisarua. Pada akhir pekan, kondisi lalu lintas selalunya menjadi sangat padat dan antrian panjang tidak dapat dihindari. Selagi mengantri, silakan nikmati berbagai sajian di tepi jalan yang tersedia di warung-warung hingga restoran atau café yang nyaman. Bila Anda telah melewati Mesjid Atta Awun di Puncak yang sangat menawan dari kejauhan maka tidak lama lagi Anda akan memasuki kawasan pintu masuk landasan pacu paralayang Puncak.

Bila Anda datang dari arah Kota Cianjur, pintu masuk akan Anda temui setelah Anda menuruni Puncak Pass dan tentunya sebelum Mesjid Atta Awun. Sebaiknya Anda lebih sering menanyakan kepada penduduk di sekitar agar tidak terlewat.

Di kawasan Puncak Bogor, kendaraan umum yang sering digunakan ialah angkot dan ojek. Bus terkadang  agak sulit untuk dijadikan transportasi wisata yang nyaman digunakan, karena lamanya waktu menunggu. Bila Anda masuk ke area pengunjung landasan pacu paragliding, tiket masuk akan dikenakan bagi Anda dengan harga berbeda tergantung bagaimana Anda mencapai tempat tersebut. Bila berjalan kaki, tiket hanya Rp2.000,00 saja. Sedangkan bila menggunakan kendaraan roda dua, tambahan biaya sebesar Rp3.000,00 akan dikenakan. Bila Anda membawa kendaraan roda empat, maka akan dikenakan biaya tambahan di luar biaya per kepala sebesar Rp5.000,00

Tips

Jalan berbatu tanpa pengerasan aspal akan Anda lalui. Jadi hati-hatilah terutama bila Anda mengendarai sepeda motor, karena cuaca Puncak yang sejuk dan lembab dapat menjadikan batu-batu pengeras jalan menjadi basah. Jalanan pun sempit dan cukup untuk satu mobil saja di satu bagian, dan di bagian lain cukup untuk memarkirkan kendaraan Anda dengan nyaman.