Phinisi, kapal layar tradisional Nusantara tengah diusulkan ke United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) agar diakui sebagai warisan budaya dunia. Prosesnya memakan waktu dua tahun lebih termasuk untuk tampil dalam pagelaran di UNESCO. Phinisi akan bersaing dengan 195 negara dan bila memenuhi syarat maka gelar warisan budaya dunia akan disematkan pada September dan Oktober di kantor pusat UNESCO, Paris, Perancis.
Phinisi merupakan kapal tradisional Suku Bugis dan Suku Makassar di Sulawesi Selatan. Asalnya dari Desa Bira, Kecamatan Bonto Bahari, Kabupaten Bulukumba. Inilah satu-satunya kapal dari kayu yang mampu mengarungi lima benua. Selain dikenal sebagai kapal dagang, dengan kekuatannya, phinisi kini digunakan untuk pariwisata.
Phinisi ini sudah lama dikenal di mancanegara lewat muhibah Dewaruci dan puncaknya ketika melakukan misi pelayaran ke Vancouver Kanada pada Expo tahun 1986.
https://www.flickr.com/gp/saifanah/8J3t63
Untuk mendorong percepatan penggunaan Phinisi sebagai kapal wisata umum, pada September mendatang akan dimulai pembangunan pelabuhan khusus untuk
kapal pesiar di Pelabuhan Benoa, Bali. Diharapkan, pada 2018 mendatang
pelabuhan tersebut sudah bisa beroperasi.
Selama ini, Kementerian Pariwisata selalu menggunakan desain Kapal Phinisi dalam pameran-pameran di luar negeri. Bahkan, desain kapal Phinisi kerap menjadi desain terbaik dan menerima banyak penghargaan. Sepanjang tahun 2016, Indonesia juara 46 kali di 22 negara. Sedang tahun 2017 ini juara 11 kali di 6 negara. Rata-rata menggunakan desain booth replika Phinisi. Itu karena replika kapal Phinisi itu sangat Indonesia. Memberi kesan Indonesia, karena punya sejarah panjang berabad-abad lalu.
Selain itu, phinisi itu merujuk pada arah pengembangan destinasi Indonesia yang menuju bahari. Tujuh dari 10 Bali Baru yang dikembangkan Pemerintah, meliputi: Tanjung Kelayang Belitung, Tanjung Lesung Banten, Kepulauan Seribu Jakarta, Mandalika Lombok,
Labuan Bajo NTT, Wakatobi Sutra dan Morotai Maltara, semua bahari. Pilihan phinisi akan memperkuat image Indonesia yang kaya akan potensi bahari.
Sebelum Phinisi masuk nominasi, Borobudur, Angklung, Batik, dan Wayang Kulit sudah lebih dulu diakui UNESCO sebagai warisan dunia. UNESCO (United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization) merupakan organisasi/badan khusus di bawah naungan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) yang membidangi pendidikan, keilmuan, dan kebudayaan.