Batik Air mengepakkan sayapnya dengan membuka rute baru dari Bali ke ibukota negara bagian Tamil Nadu, di Kota Chennai, India. Maskapai di bawah naungan Lion Air Group itu akan mulai beroperasi rute tersebut pada 23 Juli 2017 dengan jadwal satu kali penerbangan per hari. Rutenya menerabas Bandara Internasional Ngurah Rai, Denpasar, Bali dan transit di Kuala Lumpur terlebih dahulu.
“Batik Air kini makin menyediakan penerbangan yang dapat memberikan pilihan lebih dan beragam kepada para pelanggan. Dengan adanya rute baru menuju Chennai ini kami berharap akan dapat semakin mengembangkan pertumbuhan pariwisata di Indonesia dengan mendatangkan wisatawan mancanegara”, ujar Andy M. Saladin, Public Relations Manager Lion Air Group.
“Dari Denpasar berangkat pukul 23.10 menuju Kuala Lumpur, kemudian menuju Chennai pada pukul 06.20. Demikian sebaliknya, dari Chennai ke Kuala Lumpur pukul 08.55 dan dilanjutkan menuju Denpasar pada pukul 16.35,” lanjutnya.
Planning terbang ke Chennai itu bukan tanpa alasan. Ada perhitungan matang yang sudah dilakukan maskapai yang telah mengantongi sertifikasi manajemen keselamatan dan keamanan tertinggi standard internasional yaitu IOSA (IATA Operational Safety Audit) dan pengakuan dari Uni Eropa itu.
Alasan pertama, tingkat kunjungan wisatawan India ke Indonesia terus mengalami peningkatan yang sangat signifikan.
Ini bisa disebabkan salah satunya adanya kemudahan regulasi visa. Jumlah turis India yang berlibur ke Indonesia pada tahun 2015 tercatat 271.252 orang, dan tahun berikutnya meningkat tajam menjadi 376.802 traveller. Sementara di 2017 ini diharapkan meningkat menjadi 550.000 orang.
“Turis India suka dengan destinasi destinasi yang eksotis, seperti Pulau Sumba di Indonesia. Terlebih Bali dengan kekayaan wisata yang nan eksotisnya,” ungkap Andy.
Berbagai even dan festival yang digelar di destinasi wisata di Bali juga membuat turis India makin betah. Karena kebanyakan warga India merencanakan liburan berdasarkan event dan akan memperpanjang masa liburannya untuk mengunjungi beberapa destinasi di Indonesia.
“Mereka pelesiran untuk jangka waktu liburannya rata- rata enam hingga tujuh hari, sebanyak 36 persen diantaranya menghabiskan waktu di tempat yang menawarkam pengalaman budaya dan kebudayaan lokal,” tuturnya.
Asdep Pengembangan Pasar Asia Pasifik Kemenpar Vinsensius Jemadu ikut merespon progress tadi. Dia menilai, pilihan Batik Air buka rute baru ke Chennai India sangat tepat. “Ya pilihan tepat. Pasar India adalah pasar yang potensial. Lihat, selama tahun 2016 saja sudah hampir 300 ribu wisatawan dari India. Artinya hampir tiap hari seribu orang yang terbang ke tanah air. Padahal belum ada direct flight dari India langsung ke Indonesia. Terlebih Chennai, ini salah satu kota bisnis yang sangat potensial dengan soending wisman yang sekitar USD 1000 per visit” ungkap Vinsensius dengan penuh semangat.
Selain itu, lanjut Vinsensius, India juga punya kedekatan budaya dengan Indonesia. Kisah Ramayana, Mahabharata, nama-nama pewayangan, itu berasal dari India.
“Ada kedekatan budaya yang bisa menjadi koneksi dan magnet pariwisata, ini menjadi daya tarik masyarakat India ke Indonesia. Belum lagi faktor lain adalah kedekatan kekeluargaan, Banyak orang Indonesia di Medan yang berdarah India, dan sudah bertahun-tahun tidak bertemu. Mereka sekarang semakin mudah karena sudah ada akses menuju India dari Jakarta atau Denpasar,” jelasnya.
Menteri Pariwisata Arief Yahya pun ikutan happy atas tambahan connectivity atau akses itu. Apalagi, jembatan udara ini termasuk ke dalam program prioritas Kemenpar di 2017 bersama Go Digital dan homestay Desa Wisata.
“Intinya kami meminta perusahaan penerbangan untuk lebih agresif dan berani membuka jalur penerbangan ke destinasi wisata Indonesia. Terima kasih Batik Air,” ujar Menpar Arief Yahya.