Demi mempromosikan diri sebagai tujuan wisata unggulan, Pemerintah Kota Bitung kembali menggelar Festival Pesona Selat Lembeh Kota Bitung. Kegiatan ini juga menjadi bagian dalam rangkaian HUT (Hari Ulang Tahun) Kota Bitung yang jatuh pada 10 Oktober 2017. Festival ini telah digelar sejak 2009, berawal dari acara tahunan komunitas nelayan dan pengusaha perikanan atas hasil laut yang berlimpah di kawasan tersebut.
Festival Pesona Selat Lembeh Kota Bitung 2017 berlangsung pada 6-10 Oktober 2017 dengan menghadirkan serangkaian kegiatan menarik diantaranya adalah: Lomba Foto Underwater, Lomba Lari 10 Km, Lomba Renang Selat Lembeh, Parade/Lomba Perahu Hias, Festival Kuliner, Festival Budaya Masamper, Rekor MURI menari manaekin terbanyak, Parade Yacht, Festival Tuna, Festival Budaya Maengket, berbagai kompetisi permainan rakyat tradisional, dan banyak lagi dimana acara puncaknya tepat pada hari Ulang Tahun Kota Bitung.
Penyelenggaraan Festival Pesona Selat Lembeh (FPSL) 2017 merupakan upaya mempromosikan dan meningkatkan kunjungan wisatawan ke Kota Bitung yang ditetapkan sebagai international hub sea port dan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) serta menjadi kawasan industri dan perdagangan, kota pelabuhan internasional, kota perikanan, kota konservasi alam, serta kota pariwisata dunia.
Deputi BP3N Esthy Reko Astuti mengatakan, FPSL 2017 merupakan event unggulan Kota Bitung yang penyelenggaraannya dalam rangka mendukung Wonderful Indonesia dan Pesona Indonesia yang tahun ini mentargetkan kunjungan 15 juta wisatawan mancanegara (wisman) dan 265 juta pergerakan wisatawan nusanatara (wisnus) di Tanah Air. Posisi Kota Bitung yang strategis sebagai international hub sea port menjadi daya tarik bagi wisatawan untuk datang ke Bitung yang tahun 2016 lalu sebanyak 13.019 wisman dan 20.133 wisnus, sedangkan yang berkunjung ke Sulut sebanyak 1,8 juta wisnus dan 30 ribu wisman. Sisi lain mudahnya aksesibilitas ke Bitung, berjarak hanya 40 kilometer atau sekitar 1 jam dengan berkendara dari Bandara Sam Ratulangi, membuat wisman yang datang ke Manado dari Cina, Makau, dan Hong Kong, atau pun Davao dan Cebu, Filipina yang dilayani Lion Air, Citilink, dan Sriwijaya Air mudah melanjutkan perjalanannya ke Kota Bitung.
Walikota Bitung Maximiliaan Jonas Lomban mengatakan, Selat Lembeh memiliki potensi pariwisata kelas dunia berupa; pesona bahari, persona flora, pesona fauna, pesona industri, pesona budaya, dan pesona sejarah yang kesemuanya gencar dipromosikan di tingkat nasional dan mancanegara. “Lembeh itu ibarat putri cantik yang sedang tidur dan saatnya kita bangunkan dengan event FPSL ini,” ungkap Jonas Lomban. Selat Lembeh sendiri adalah jalur panjang dan sempit yang memisahkan daratan Sulawesi dan Pulau Lembeh. Lembeh dijuluki “Surga Fotografi Bawah Laut” karena menjadi rumah keberadaan makhluk laut kecil nan fotogenik yang menakjubkan dan unik. Ekosistem unik di perairan ini menjadi rumah bagi nudibranch, cumi-cumi flamboyan, mimic octopus hingga ikan kodok berbulu. Keindahan luar biasa mereka membuat makhluk ini menjadi subyek langka fotografer bawah laut.
Selat Lembeh membentang sepanjang 16 km dan lebar hanya 1,2 kilometer namun di perairan sempit ini terdapat setidaknya 95 titik selam terbaik. Titik selam di Selat Lembeh berada di kedalaman antara 15 – 25 meter dimana hampir tidak ada arus juga sepanjang tahun dan airnya hangat sekira 24-30 derajat celcius.
Untuk menuju Selat Lembeh masuki dahulu Bitung. Kota pelabuhan ini berjarak 50 km dari Kota Manado. Ada bus umum yang melayani rute antara Manado-Bitung, tapi alternatifnya Anda bisa naik taksi atau menyewa mobil untuk sampai ke kota pelabuhan. Setibanya di Bitung, lanjutkan ke Dermaga Ruko Pateten dimana kapal akan menyeberang ke Pulau Lembeh.
Kota Bitung sendiri berada di timur laut Minahasa. Wilayah daratannya yang berada di kaki Gunung Dua Saudara dan sebuah pulau yang bernama Lembeh. Kota Bitung memiliki perkembangan yang cepat karena terdapat pelabuhan laut yang mendorong percepatan pembangunan terutama indutri perikanan. Bitung memiliki banyak daya tarik wisata untuk disambangi seperti Cagar Alam Tangkoko sebagai rumah bagi ratusan mamalia, burung, reptil serta amfibi, dan juga tiga kawasan ekowisata yakni Ekowisata Pintu Kota, Ekowisata Kareko, dan Ekowisata Pasir Panjang. Bitung juga kini tengah menguatkan identitas sebagai tujuan wisata parade kapal melalui Selat Lembah. Kapal dimaksud adalah mulai dari kapal layar kecil, kapal perang hingga kapal cruise.
Video via: Indonesia Morning Show NET