Festival Sriwijaya 2019 akan hadir kembali tahun ini dengan lebih semarak. Berbagai persiapan dilakukan demi hasil yang lebih maksimal. Tidak tanggung-tanggung, dihadirkan pula koreografer nasional, Denny Malik, untuk mengawal jalannya pertunjukan.
Tenaga Ahli Menteri Pariwisata Bidang Management COE Esthy Reko Astuty mengatakan, Denny Malik sengaja diundang untuk melakukan pendampingan. Ini menjadi bukti keseriusan dan totalitas panitia dalam mengemas acara. Hal yang tak bisa ditawar. Festival Sriwijaya 2019 harus lebih meriah dari tahun sebelumnya.
Festival Sriwijaya 2019 akan digelar pada 16-22 Juni mendatang. Ada 3 venue yang dipilih. Yaitu Benteng Kuto Besak Palembang, Taman Budaya Sriwijaya, dan Ruang Sapta Pesona Disbudpar Sumatera Selatan.
“Banyak seni budaya yang akan ditampilkan dalam event ini. Salah satunya Focus Group Disscusion (FGD) Gending Sriwijaya. Kesenian ini sangat legendaris. Karena, memadukan antara tari dan syair lagu. Karya seni legendaris ini ikut diperkenalkan karena selaras dengan Festival Sriwijaya yang sudah memasuki tahun ke-28,” ujar Esthy, Selasa (11/6).
Menurutnya, syair Gending Sriwijaya menjadi gambaran status Kerajaan Sriwijaya sebagai pusat studi dunia. Simak saja penggalan lagunya: Di Kala Ku Merindukan Keluhuran Dulu Kala./ Kutembangkan Nyanyi Dari Lagu Gending Sriwijaya./ Dalam Seni Kunikmati Lagi Zaman Bahagia./ Kuciptakan Kembali Dari Kandungan Maha Kala. Total ada 16 baris syair dari lagu tersebut.
“Pemaknaan syairnya memang luar biasa. Ada kerinduan pada masa keemasan yang telah lalu. Kebesaran itu seolah ingin dimunculkan lagi melalui karya terbaik bagi Sumsel dan Indonesia. Dengan kata lain, generasi sekarang dituntut lebih inovatif dan bekerja keras. Tujuannya demi kemajuan bersama,” ungkap Esthy yang juga Ketua Tim Pelaksana Calendar of Event Kemenpar.
Gending Sriwijaya pada mulanya digunakan untuk menyambut tamu penting kerajaan. Pesan yang ingin disampaikan adalah keramahan masyarakat Sriwijaya. Gerakan tari ini khas dengan makna yang dalam dan nilai estetika tinggi. Sejatinya, Tari Gending Sriwijaya dibawakan oleh 9 penari.
Asisten Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Regional I Kemenpar, Dessy Ruhati menambahkan, Gending Sriwijaya memang menjadi warna khas dalam festival ini. Seluruh kegiatan akan berlangsung unik dan menarik, serta menjadi parade besar budaya.
“Nantinya, para penari Gending Sriwijaya mengenakan busana adat. Meliputi adat Aesan Gede, Selendang Mantri, Paksangkong, Dodot, dan Tanggai. Penari terdepan membaka tepak yang berisi sekapur sirih. Kemudian di belakangnya ada 2 penari lain yang membawa payung dan tombak. Di belakangnya lagi ada para penyanyi Gending Sriwijaya,” bebernya.
Menteri Pariwisata Arief Yahya menuturkan, ada banyak warna budaya yang bakal ditampilkan dalam perhelatan Festival Sriwijaya. Dengan karakternya, festival ini akan menaikan branding dan kunjungan wisatawan ke Sumatera Selatan. Selain atraksi dan amenitas, Sumsel juga didukung dengan aksesibilitas yang sangat baik.
“Silakan berkunjung ke Palembang dan hadiri Festival Sriwijaya. Anda bakal terkesan dengan rangkaian acaranya. Ada banyak sekali sisi positif yang bisa dibagikan. Catat tanggalnya dan jadilah bagian dari Festival Sriwijaya,” tandasnya.
Jangan Lupa Cicipi Kuliner Khas Palembang
Kalian ada rencana nonton Festival Sriwijaya 2019 di Palembang, 16-22 Juni nanti? Kalau ya, jangan lupa cicipi kuliner khasnya. Semua ikon kuliner khas Sumatera Selatan akan diperkenalkan di Festival Sriwijaya 2019.
“Kuliner tidak bisa dipisahkan dari pariwisata. Itu justru semakin memperkuat sektor pariwisata. Dampaknya akan dirasakan langsung masyarakat,” kata Menteri Pariwisata Arief Yahya, Senin(10/6)
Bagi yang penasaran. Ingin tahu. Ingin jajal kelezatannya, bisa langsung datang ke Festival Sriwijaya 2019.
Sebagai bahan rekomendasi, berikut macam kuliner khas Sumsel dapat kamu temui di Festival Sriwijaya 2019. Semua kulinernya dijamin bakal “nendang” banget.
Pempek ada di list paling atas. Format menu dan racikannya disiapkan dengan serius. Adonan daging ikan dan sagu bakal dimodifikasi dengan tahu, udang, telur dan lainnya. Belum lagi tambahan saus khusus yang terbuat dari campuran gula merah, cabe, bawang putih, garam dan udang ebi. Dijamin bikin ketagihan!
Tekwan punya cerita lain lagu. Bakso khas Palembang ini bakal disajikan dengan bakso ikan, mie putih, kuah bening. Rasanya dijamin khas karena terbuat dari sari kelapa udang serta daun bawang.
Setelah itu ada Laksan. Makanan ini disajikan dalam kuah bersantan. Penyajiannya sangat mirip dengan lontong sayur.
Cemilannya juga tak kalah menariknya Silakan jajak martabak. Komposisinya sama dengan daerah lain di Indonesia. Namun yang membedakan adalah cara menyantapnya. Martabak Palembang Paling sip disantap dengan kuah kental.
Mau coba yang segar-seger juga ada. Silakan cicipi semangkok es kacang merah. Tekstur kacang yang lembut dicampur dengan santan dan gula jawa dijamin bikin ketaguhan. Rasanya manis dan segar.
“Kuliner khas kota Palembang sangat menggoyang lidah. Semua dapat dinikmati di Festival Sriwijaya XVIII 2019. Silakan satang dan buktikan sendiri,” tutur Staf Ahli Menteri Bidang Multikultural Kemenpar Esthy Reko Astuty.
Sementara Asisten Deputi Pengembangan Pemasaran I Regional I Kemenpar Dessy Ruhati mengatakan Festival Sriwijaya sangat bergengsi.
“Festival ini menjadi napak tilas kebesaran Kerajaan Sriwijaya di masa lalu. Sriwijaya menjadi besar karena bisa menyatukan beberapa daerah di Tanah Air. Festival ini akan memberikan gambaran jika Sriwijaya adalah kerajaan besar yang pernah merasakan masa keemasan,” katanya.