Festival Tidore tahun ini memasuki tahun ke-9 dan telah menetapkan 3 top event, yaitu: Parade Juanga (keliling pulau dengan kapal formasi perang oleh sultan dan bala tentaranya) yang diselenggarakan pada 10 April, Perjalanan Paji (keliling pulau di darat dengan formasi perang menceritakan revolusi Sultan Nuku) pada 11 April, kemudian dilanjutkan Kirab Agung Kesultanan Tidore yang disinergikan dengan pembukaan Museum Maritim Dunia di Kedaton Tidore.
Menteri Pariwisata, Arief Yahya, mengapresiasi penyelenggaraan Festival Tidore 2017. Ia mengatakan bahwa pemilihan 3 top event tersebut akan lebih memudahkan pelancong untuk mengunjungi Tidore sebagai destinasi yang memiliki jenis wisata lengkap.
“Budaya semakin dilestarikan akan semakin mensejahterakan. Cultural industry memang ada, tidak apa-apa apabila mensejahterakan. Kita harus berani memilih 3 top event dari beberapa rangkaian yang ada,” kata Arief Yahya pada acara Launching Festival Tidore 2017 yang diselenggarakan di Gedung Sapta Pesona, Jakarta, Rabu (5/3).
Lanjutnya, penyelenggaraan festival budaya merupakan kegiatan event dalam upaya meningkatkan unsur atraksi sebagai bagian penting dari unsur 3 A yaitu atraksi, amenitas dan aksesibilitas dalam meningkatkan daya saing destinasi.
“Dengan penyelenggaraan festival budaya ini, unsur amenitas dan aksesibilitas di Tidore semakin meningkat. Ini terlihat dari kunjungan wisman ke Maluku Utara pada Jauari 2017 naik sebanyak 165%,” jelas Arief Yahya.
Amenitas dan aksesibilitas meningkat tak lain karena ditetapkannya Pulau Morotai, Maluku Utara, sebagai satu di antara 10 destinasi prioritas yang dijadikan sebagai “Bali Baru” sehingga percepatan pembangunannya membawa dampak positif terhadap pariwisata Ternate dan Tidore.
Sementara itu, Sultan Tidore Huseinsyah menjelaskan tujuan penyelenggaraan Festival Tidore adalah untuk melestarikan nilai-nilai budaya Tidore yang mencerminkan nilai luhur bangsa, serta mampu menjadi penggerak bagi terwujudnya cita-cita bangsa dan terbukanya peluang bagi masyarakat luas untuk berperan aktif mengembangkan wisata budaya.
“Festival Tidore diawali kegiatan Dowaro yang dalam tradisi adat Tidore adalah sebuah ritual untuk mengawali setiap kegiatan adat. Pada Festival Tidore, Dowaro diawali dengan prosesi kota Tupa/Sobaka Dorora ke rumah adat lima marga yang terletak di kaki gunung Kie Matubu untuk memohon doa resti,” kata Sultan Tidore Huseinsyah.
Untuk mencapai Tidore, wisatawan dapat mengambil penerbangan Jakarta-Ternate dengan waktu tempuh 3,5 jam. Dari Bandara Babullah Ternate dilanjutkan dengan menyebrang lewat Pelabuhan Bastiong (Ternate) ke Pelabuhan Rum (Tidore) menggunakan speedboat sekira 5 menit atau dengan kapal ferry selama 30 menit.