Jogja International Kite Festival 2019 kembali digelar menghadirkan beragam keunikan bentuk dan warna-warni layang-layang mampu menghipnotis wisatawan. Festival ke-7 tersebut mampu menarik 10 negara sebagai peserta. Mereka datang dari Benua Asia, Eropa, Afrika, dan Amerika.
Jogja International Kite Festival 2019 digelar 27-28 Juli. Lokasinya di Pantai Parangkusumo, Kretek, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Penyelenggaraan ini adalah hasil sinergi Kemenpar, Dinas Pariwisata Kabupaten Bantul, dan Lanud Adisucipto. Juga Lanal Yogyakarta, ART Kite Bandung, hingga Greenline Organizer.
“Antusiasme peserta dan wisatawan sepanjang event ini sangat luar biasa. Para wisatawan khususnya, terlihat menikmati keunikan layang-layang ditampilkan. Bentuk layang-layang memang sangat beragam. Mulai dari konsep 2 dimensi hingga 3 dimensi. Warna-warninya juga menarik,” ungkap Ketua Panitia Festival Layang-Layang 2019 Rinardi Dewantoro, Minggu (28/7).
Pantai Parangkusumo memang dipadati wisatawan saat event berlangsung. Mereka antusias menyambut berbagai aksi yang ditampilkan peserta event. Apalagi, festival menampilkan peserta dari 10 negara di dunia. Seperti Singapura, Malaysia, Tiongkok, Korea Selatan, Taiwan, India, Vietnam, hingga Thailand. Serta Polandia, Maroko, serta Amerika Serikat.
“Jogja International Kite Festival 2019 memang unik dan menarik. Wisatawan bisa menikmati layang-layang dari berbagai negara. Apalagi, setiap negara menampilkan bentuk layang-layangnya yang khas. Kehadiran layang-layang tersebut pun membuat Pantai Parangkusumo semakin eksotis,” terang Asdep Pengembangan Pemasaran I Regional II Kemenpar Adella Raung.
Jogja International Kite Festival 2019 diikuti lebih dari 50 klub pekarya dan pelayang dari berbagai daerah di Indonesia. Mereka berkumpul dan ikut menyajikan karya terbaiknya.
“Experience wisatawan semakin lengkap dengan peserta domestik. Sebab, layang-layang nusantara juga sangat indah dan unik. Ada banyak experience yang didapat wisatawan,” jelas Adella.
Mengangkat tema ‘Love In The Sky, Peace On Earth’, Jogja International Kite Festival 2019 menampilkan 5 kategori. Ada kategori Lomba Layangan Tradisional, Layangan 2 Dimensi, dan Layangan 3 Dimensi. Dilombakan juga Layangan Tren Naga dan Rokaku Challenge. Menampilkan semua jenis layang-layang, beragam juara juga sudah ditetapkan menurut kategori perlombaan.
“Festival ini makin meriah dengan perlombaan yang ditampilkan. Kategorinya banyak dan menantang. Apalagi, karakter angin di Pantai Parangkusumo sangat khas. Kami ucapkan selamat kepada para juara. Bagaimanapun, mereka sudah menampilkan karya terbaiknya,” kata Adella lagi.
Untuk juara umum, berhak atas Piala Raja dari Sri Sultan HB X. Piala tersebut diberikan secara bergilir setiap tahunnya. Simbol supremasi tertinggi bagi para pekarya layang-layang nasional.
Kepala Bidang Pemasaran Area I Jawa Kemenpar Wawan Gunawan memaparkan, agenda padat dimiliki Jogja International Kite Festival 2019.
“Trofi juara diharapkan memotivasi pekarya layang-layang nasional untuk menghasilkan karya terbaik. Bagaimanapun, layang-layang salah satu kekayaan yang dimiliki nusantara. Kami gembira melihat respon publik yang besar. penyelenggaraan festival juga menarik dengan banyak konten,” papar Wawan.
Rangkaian event diawali dengan aktivitas bersih-bersih pantai pada Kamis (25/7). Aktivitas ini diikuti oleh peserta dari LANAL Yogyakarta, perangkat desa, Orsos dari Tagana, Saka Bahari, Saka Pariwisata, Saka Dirgantara, FKPPI, dan karang taruna. Membagikan inspirasinya, digelar juga workshop bagi anak-anak terkait layang-layang. Meterinya, sejarah, cara membuat, dan menerbangkan layang-layang.
“Jogja International Kite Festival 2019 sangat mengispirasi. Sebab, event ini melestarikan sekaligus ikut melestarikan layang-layang. Bukan hanya layang-layang nusantara, tapi juga dunia. Dengan daya tarik yang dimilikinya, kami optimistis festival ini terus berkembang. Jumlah peserta mancanegaranya akan bertambah tahun depan,” tutup Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya.