Pasa Harau Art & Culture Festival di Limapuluh Kota

Memasuki kali tahun kedua, Pasa Harau Art & Culture Festival kembali digelar pada 25-27 Agustus 2017 di Nagari Harau, Kabupaten Limapuluh Kota, Sumatera Barat. Selama tiga hari penyelenggaraan, festival ini menyuguhkan ragam kebudayaan masyarakat sekitar Lembah Harau, permainan tradisional hingga pertunjukan musik akustik dengan menghadirkan musisi senior Fariz RM.

Pasa Harau Art & Culture Festival tahun ini lebih banyak dibanding tahun lalu. Tidak saja terdiri atas penampilan pertunjukkan seni namun juga berbagai permainan rakyat, olahraga tradisional, serta kuliner khas setempat. Bahkan, panitia mengundang musisi senior Fariz RM yang akan hadir menjadi bintang tamu dalam pertunjukan musik akustik pada tanggal 26/08/2017 mulai pukul 20:00 WIB.

Selain ragam seni pertunjukan tradisi, ada juga pertunjukan pacu jawi, pacu itiak, silek lancah, minum 1001 kopi kawa daun, dan workshop randai bagi wisatawan. Selain itu, pengunjung yang jadi peserta akan diajak terlibat langsung menjadi bagian kegiatan kebudayaan di masyarakat sekitar Lembah Harau.

Pasa Harau Art & Cultre Festival sendiri berasal dari kata pasa yang di Minangkabau berarti ‘pasar’ sebagai konsep dasar, juga dapat berarti keramaian. Festival ini terselenggara berkat dukungan masyarakat Lembah Harau dan pemerintah Nagari Harau. Masyarat Nagari Harau bergotong-royong menyiapkan pertunjukan, rumah untuk menginap, dan ragam seni instalasi.

“Wisatawan akan tinggal di rumah-rumah penduduk, merasakan dan berinteraksi langsung sebagai ‘penghuni’ Lembah Harau. Serta saling terlibat dalam ragam workshop seni pertunjukan yang akan digelar di tengah festival berlangsung,” ujar Esthy Reko Astuti yang didampingi Kepala Bidang Promosi Wisata Budaya Wawan Gunawan.

Dengan kolaborasi yang baik antara komunitas masyarakat Nagari Harau dengan pemangku kepentingan terkait, maka diharapkan festival ini dapat menjadi ‘pasar’ seni dan budaya.

“Di mana berbagai potensi yang dimiliki oleh masyarakat Lembah Harau dan Limapuluh Kota secara umum dapat ditampilkan secara massif,” kata Esthy.

Lebih lanjut Wawan Gunawan memaparkan, potensi tersebut

“Juga benda-benda kerajinan serta gelaran beberapa upacara tradisional,” ujar Wawan.