Borobudur: Puzzle Raksasa Sarat Cerita

Bertengger di Selatan Bukit Menoreh, candi ini begitu istimewa bukan hanya karena ukurannya namun juga karena teknik penyusunan batu, kualitas dan kuantitas reliefnya, pemilihan cerita yang termuat di dalamnya, bahkan hingga arca-arcanya. Sekira 2 juta balok batu vulkanik dipahat sedemikian rupa pada candi ini saling mengunci satu dengan yang lain menjadikannya begitu megah ibarat puzzle raksasa sarat cerita. Ada sekira 2.672 panel relief melekat pada dindingnya yang jika dibentangkan maka panjangnya mencapai 6 km.

Candi Borobudur berada di puncak sebuah bukit menghadap ke sawah subur, di antara Bukit Dagi dan sebuah bukit kecil lainnya. Sekira dua kilometer di timur terdapat Sungai Progo dan Sungai Elo. Diperkirakan kawasan candi ini awalnya adalah sebuah danau purba. Dulu, kawasan tersebut merupakan muara dari berbagai aliran sungai. Karena tertimbun endapan lahar kemudian menjadi dataran.

Candi ini cakupan wilayahnya sangat besar, yakni 123 x 123 m². Bayangkan dari luasan tersebut candi ini memamerkan sekira 504 patung Buddha, 72 stupa terawang dan 1 stupa induk. Dinding candinya meliputi 2.672 panel relief yang apabila disusun berjajar maka panjangnya mencapai 6 km. Sebenarnya masih ada 160 panel yang sengaja ditimbun di bagian paling bawah, berisi adegan Sutra Karmawibhangga (hukum sebab-akibat). Penimbunan bagian bawah tersebut diduga untuk menguatkan bagian pondasi yang sejak awal ditemukan sudah sangat rusak.

Ansambel reliefnya tersebut merupakan yang paling lengkap di dunia dan tak tertandingi nilai seninya serta setiap adegannya adalah mahakarya yang utuh. Pembacaan cerita-cerita relief ini senantiasa dimulai dan berakhir pada pintu gerbang sisi timur di setiap tingkatnya. Cerita dimulai dari sebelah kiri dan berakhir di sebelah kanan pintu gerbangnya.

Arsitektur dan bangunan batu candi ini pun sungguh tiada bandingannya karena strukturnya ibarat sebuah kesatuan deretan lego yang saling mengukuhkan dan  dibuat bersamaan tanpa semen sedikitpun. Luas bangunan Candi Borobudur mencapai 15.129 m²  yang tersusun dari 55.000 m³ batu, terdiri dari 2 juta potongan batu-batuan. Ukuran batu rata-rata 25 x 10 x 15 cm. Panjang potongan batu secara keseluruhan mencapai 500 km dengan berat keseluruhan batu 1,3 juta ton.

Dengan luasan dan isi volumenya yang besar dan luar bisa itu membuat Borobudur menjadi monumen Buddha terbesar di dunia. UNESCO pun telah mengakui sekaligus memuji Candi Borobudur sebagai salah satu monumen Budha terbesar di dunia.

Candi Borobudur memiliki 10 tingkat, dimana tingkat 1-6 berbentuk bujur sangkar, sedangkan tingkat 7-10 berbentuk bundar. Sedangkan tinggi candi dari permukaan tanah sampai ujung stupa induk dulunya 42 meter namun sekarang tinggal 34,5 meter setelah tersambar petir. Bagian paling atas di tingkat ke-10 terdapat stupa besar berdiameter 9,90 m, dengan tinggi 7 meter.

Pembangunan Borobudur diperkirakan memakan waktu setengah abad sejak masa Raja Samaratungga dari Wangsa Syailendra. Bangunan raksasa ini baru dapat diselesaikan pada masa putrinya, Ratu Pramudawardhani dengan angka tahun selesainya 746 Saka atau 824 Masehi. Usia pembangunannya tersebut diperkirakan 300 tahun sebelum Angkor Wat di Kamboja dan 400 tahun sebelum katedral-katedral agung di Eropa. Candi ini beraksitektur Gupta yang mencerminkan pengaruh India.

Masa pembangunan candi ini diperkirakan selama 75 tahun di bawah pimpinan arsitek Gunadarma. Bahan pembangunnya adalah sekira 60.000 meter kubik batuan vulkanik dari Sungai Elo dan Progo yang terletak sekitar 2 km sebelah timur candi. Saat itu sistem metrik belum dikenal dan satuan panjang yang digunakan untuk membangun Candi Borobudur adalah tala yang dihitung dengan cara merentangkan ibu jari dan jari tengah atau mengukur panjang rambut dari dahi hingga dasar dagu.

Sejak pertengahan abad ke-9 hingga awal abad ke-11, Candi Borobudur menjadi tempat peziarah umat Budha dari China, India, Tibet, dan Kamboja. Candi Borobudur menjadi salah satu jejak sejarah paling penting dalam perkembangan peradaban manusia. Kemegahan dan keagungan arsitektur Candi Borobudur merupakan harta karun dunia yang mengagumkan dan tak ternilai harganya.

Diperkirakan awalnya candi ini sebagai tempat pemujaan. J.G. de Casparis memperkirakan bahwa Bhūmi Sambhāra Bhudhāra dalam bahasa Sansekerta yang berarti “Bukit himpunan kebajikan sepuluh tingkatan boddhisattwa”, adalah nama asli Borobudur. Sebagian sejarawan juga ada yang menyatakan bahwa nama Borobudur ini berasal dari bahasa Sansekerta yaitu “Vihara Buddha Uhr” yang artinya  “Biara Buddha di Bukit”.

Keberadaan Borobudur sebelum tahun 1814 tertimbun material Gunung Merapi. Adalah Sir Thomas Stanford Raffles memerintahkan situs tersebut dibersihkan dan dipelajari secara menyeluruh. Candi Borobudur tetap kuat meski selama sepuluh abad tak terpelihara. Dari waktu ke waktu candi raksasa ini menarik minat peneliti di masa Pemerintahan Hindia Belanda hingga proyek restorasi Borobudur secara besar-besaran dimulai dari tahun 1905 sampai tahun 1910. Restorasi kedua untuk menyelamatkan Borobudur dilanjutkan sejak 1913 sampai 1983. Tahun 1970-an Pemerintah Indonesia dan UNESCO bekerja sama untuk mengembalikan keagungan Borobudur. Perbaikan yang dilakukan memakan waktu delapan tahun sampai dengan selesai dan saat ini Borobudur adalah salah satu keajaiban dan harta Indonesia dan dunia yang amat berharga.

Kegiatan

Jelajahilah keseluruhan relief di Borobudur yang mencerminkan ajaran Budha Mahayana dimana semakin ke atas semakin menyimbolkan tingkat kesempurnaan. Bagian paling bawah atau Kamadhatu menggambarkan perilaku penuh angkara murka dan hawa nafsu yang menyebabkan seseorang masuk neraka jahanam. Bagian tengah meliputi empat tingkat dinamakan Rapadhatu, tempat manusia dibebaskan dari nafsu dan hal-hal duniawi. Sementara bagian teratas termasuk tiga teras melingkar yang mengarah ke pusat kubah disebut Arupadhatu atau tempat para dewa bersemayam (nirwana).

Sebenarnya ada relief Karmawibhangga yang tertimbun di tanah dan menggambarkan perbuatan mansia yang mengikuti hawa nafsunya, seperti bergosip, membunuh, menyiksa, dan memerkosa. Bahkan ada juga adegan-adegan seks dalam berbagai posisi. Sejumlah pendapat menyebutkan bahwa relief tersebut ditimbun karena dianggap kurang pantas dipertontonkan tetapi ada pula yang berpendapat penutupan ini semata-mata demi kestabilan posisi candi agar tidak amblas.

Tahun 1885, arkeolog JW Yzerman sempat mendokumentasikan dan merekam relief ini kemudian dibukukan tahun 1931. Buku aslinya kini ada di Museum Nasional, Jakarta. Sedangkan klise aslinya disimpan di Museum Tropen, Amsterdam mengingat statusnya milik Pemerintah Belanda sementara Pemerintah Indonesia memiliki replika seluruh foto tersebut.

Sekitar tahun 1890-1891, bagian yang tertutup itu dibuka seluruhnya oleh fotografer Kasiyan Chepas untuk dipotret satu per satu. Batu bervolume 13000 meter kubik ini diangkat, lalu dikembalikan lagi ke posisi semula.  Hingga hari ini, bagian itu ditimbun tanah sehingga tidak bisa dilihat. Ada tiga panel di bagian tenggara candi yang terbuka diduga karena proses penutupan kembali yang tak sempurna.

Bila Anda telah mencapai puncak candi maka beristirahatlah dan nikmati pemandangan indahnya. Di bagian atas Borobudur Anda akan menemukan ruang kosong yang merupakan simbol  kesempurnaan. Selama Anda di bagian puncaknya, nikmatilah pemandangan gunung yang hijau dan lebat di sekitarnya, dan rasakanlah hembusan angin yang lembut. Anda bebas untuk mengambil sebanyak mungkin objek foto indah yang Anda inginkan.

Kepercayaan masyarakat lokal menyebutkan bahwa jika Anda telah berada di puncak candi dan memiliki satu keinginan sungguh-sungguh, lalu tangan Anda menjangkau dan menyentuh sosok Sang Buddha di dalamnya, maka permintaan Anda akan terwujud.

Anda dapat mencatat beberapa cerita menarik dari ukiran dari relief candi ini karena ada banyak cerita menarik di dalamnya. Pastikan pemandu wisata Anda menceritakan rentetan cerita yang terdapat dalam ukiran  batu. Jika Anda seorang penulis atau penyair mungkin ada cerita yang dapat menginspirasi Anda.

Hal menarik lainnya dari Borobudur adalah bukit Manoreh di selatan. Jika Anda melihatnya dengan seksama nampak garis kontur bukit-bukit berbentuk seperti orang tidur seolah Borobudur tampak berdiri tegak di samping “orang tidur”.

Candi Borobudur memiliki 100 talang air berbentuk makara (patung ikan berkepala gajah) sebagai saluran air sekaligus untuk menambah keindahan candi. Dahulu, air hujan yang mengalir melalui makara akan terlihat seperti air mancur.

Museum Samudera Raksa akan memberitahu Anda tentang sejarah perdagangan Indonesia dan Afrika di zaman kuno dan bagaimana upaya modern untuk menciptakan kembali rute perjalanan ini.

Di Museum Karmawibhangga tersedia sumber informasi lengkap tentang tempat megah ini.

Saat Anda berwisata ke Candi Borobudur, kali ini mengapa tidak untuk mengejar keindahan Matahari terbitnya.

Tips

  • Sewalah pemandu wisata resmi untuk mendapatkan informasi yang lebih baik. Anda dapat menyewa pemandu wisata resmi berpengalaman dengan harga Rp50.000,- Jangan sampai melewatkan pengalaman mengunjungi candi besar ini tanpa belajar tentang sejarah dan pesan penting yang ditangkap pada relief candi.
  • Anda bisa mengelilingi kompleks Taman Wisata Candi Borobudur menggunakan kereta mini atau yang biasa dikenal dengan nama kereta kelinci. Kendaraan ini biasanya menjadi favorit anak-anak. Tarif kereta kelinci: Rp5.000,00 per orang sekali putaran.
  • Festival Waisak diselenggarakan sekali setahun bulan Mei saat purnama. Saat itu banyak peziarah dan pengunjung berdatangan untuk merayakan kelahiran, kematian, dan pencerahan Buddha.
  • Apabila Anda datang dalam rombongan maka seewalah Andong. Andong dapat dijumpai dengan mudah di terminal maupun pasar Borobudur. Andong wisata juga ada di dalam kompleks candi dan bisa digunakan untuk berkeliling mengitari candi. Tarif andong keliling desa: Rp75.000,00 dengan rute: Dusun Klipoh – Desa Tanjungsari – Dusun Jowahan – Desa Wanurejo). Tarif andong keliling candi: Rp30.000,00 untuk 4 orang sekali putaran.
  • Kenakan pakaian sopan ringan dan nyaman saat mengunnjungi candi ini.
  • Apabila Anda membawa anak-anak, jangan menginjak area rumput hijau besar sekitar lokasi Borobudur.
  • Selama musim panas, Anda sebaiknya memakai topi atau payung yang disewa di sekitar lokasi.
  • Penyewaan sepeda tersebar di berbagai tempat seperti hotel-hotel tempat Anda menginap maupun di kawasan taman Candi Borobudur. Dengan bersepeda maka Anda dapat menyusuri kawasan Borobudur yang masih asri dan memiliki udara yang segar menggunakan sepeda akan menjadi pilihan yang menyenangkan. Tarif sewa sepeda onthel: Rp 20.000 / 10 jam. Tarif sewa sepeda biasa: Rp 25.000 / 10 jam. Tarif sewa sepeda di areal candi: Rp 10.000. Tarif sewa sepeda tandem di areal candi: Rp 15.000.
  • Anda dapat menyewa motor selama di Borobudur karena akan mempermudah dan memperluas ruang gerak. Anda bisa berkeliling ke tempat-tempat yang jauh semisal Bukit Punthuk Setumbu atau Puncak Suroloyo. Tarif sewa sepeda motor: Rp 50.000 – Rp 70.000 per 12 jam.
  • Anda dapat menghubungi agen perjalanan untuk mengorganisir kebutuhan dan mendapatkan tur yang menarik, seperti Campa Tour (081263679350).